Ini Pilihan Calon Presiden Dokter Tifah, Bukan Kenal Dari Media. Siapa?
- tangkapan layar twitter
Olret – Jagat maya kembali menjadi bahan perbincangan hangat, khususnya di twitter. Masih ingat dengan Dokter Tifah? Pasti semua orang di media sosial setidaknya pernah mendengar nama tersebut.
Kali ini, melalui cuitannya lewat akun twitter @DokterTifa, dia pun kembali membagikan pendapatnya tentang politik, khususnya tentang pemilihan presiden tahun 2024. Lalu bagaimana isinya cuitannya.
Berikut isi cuitan Dokter Tifah yang dilansir dari akun twitter pribadinya.
Malam ini, dengan Bismillah saya mau sampaikan, siapa yang saya pilih sebagai Calon Presiden yang saya dukung. Setelah beberapa kali Pemilu, sejak punya hak untuk menjadi
Pemilih, baru kali ini saya berkesempatan memilih orang yang betul-betul saya kenal.
Tidak cuma kenal nama, kenal di berita, kenal dari televisi atau sosial media, saya mengenalnya sebagai sahabat baik lebih dari 30 tahun.
Saya kenal masa kecilnya, masa remajanya, masa dewasanya, dan saya bisa menjadi saksi, bahwa dia adalah orang baik. Kedua Capres yang lain, bukan orang yang saya kenal. Sama seperti anda semua, saya hanya kenal nama, dan reputasi serta sejarah hidup yang dipaparkan sosial media. Kenyataannya seperti apa, saya tidak tahu.
Yang jelas, kali ini, Saya mencari Orang Baik untuk jadi Presiden saya tahun 2024 dan seterusnya. Dari mana saya tahu, dia ini baik, atau dia itu baik, kalau saya tidak betul-betul mengenal orang itu secara mendalam. Dulu, saya memilih Presiden yang Jendral hebat dan berwibawa. Alhamdulillah saya tidak salah pilih.
Dulu saya memilih Presiden yang membuat saya terpesona karena dia tampak ndeso, kurus kering, dan sederhana maka saya pikir dia baik. Astaghfirullah ternyata saya tertipu gorong-gorong. Kini, saya tidak mau terpesona pada bayang-bayang dan ilusi yang diciptakan media.
Saya mau memilih orang baik yang betul-betul saya tahu dia orang baik. Kebaikan itu konsisten. Sama dengan kejahatan, kecuali orang baik yang disesatkan setan, atau orang jahat yang diberi hidayah. Tetapi secara umum kebaikan itu konsisten.
Dia dilahirkan dari orang tua yang baik, dididik dengan baik, berada dalam lingkungan yang baik, sehingga dia berperilaku baik dan memiliki kebaikan-kebaikan yang diperlukan sebagai seorang Pemimpin yang baik.
Maka, dengan Bismillah, saya mendukung sahabat yang sangat saya kenal dengan baik kebaikannya. Pemilihan Presiden bukan soal menang atau kalah. Bagaimana kita punya peluang untuk memilih orang terbaik memimpin negeri ini.
Kalau dia menang, rezeki buat negara ini. Kalaupun dia kalah, setidaknya peluang memilih orang baik jadi Presiden telah saya ambil. Begitulah clue nya. Ayo tidur. Dini hari jangan lupa bangun untuk sholat tahajud yaa.