Keluarga Yang Terlalu Ikut Campur, Bisa Membuat Rumah Tangga Berantakan
- freepik.com
Olret – Jika kamu ingin hubunganmu berlanjut pada tahap yang lebih serius atau pernikahan, maka kamu tidak hanya harus mengenal pasanganmu dengan baik, tapi juga keluarganya. Selain untuk mendapatkan restu dari mereka, karakter dan sikap keluarga pasangan ternyata juga bisa mempengaruhi keharmonisan rumah tanggamu selanjutnya.
Apalagi, sudah banyak yang membuktikan, banyak perceraian yang terjadi karena keluarga yang terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga. Oleh karena itu, kamu dan pasanganmu harus tegas dalam mengambil tindakan.
Jika perlu, bangunlah rumah tangga cukup jauh dari keluarga besar, sehingga kehidupan rumah tanggamu lebih tenang dan tidak ada gangguan dari pihak keluarga yang toxic.
Keluarga Atau Orang Tua Memang Boleh Ikut Campur, Namun Sebatas Memberikan Nasehat Yang Baik Untuk Rumah Tanggamu Bukan Mengaturnya
Boleh-boleh saja keluarga ikut campur dalam hubungan rumah tanggamu, namun tidak lebih dari sekedar memberikan nasehat atau ikut membantu saat kamu atau pasanganmu membutuhkan bantuan. Misal baru mempunyai anak dan belum tahu dengan baik cara mengurusnya.
Namun, keluarga sama sekali tidak boleh terlalu mengatur bagaimana rumah tanggamu harus berjalan. Misalnya saja keputusan dimana kamu dan pasanganmu harus tinggal nantinya setelah menikah. Kamu dan pasangan tetap punya hak untuk mengatur sendiri urusan dalam rumah tanggamu sebaik mungkin.
Sebab jika keluarga terlalu ikut campur dan mengatur, sama saja tidak bisa menghargai rumah tangga yang sedang kalian bangun.
Apalagi Sampai Membanding-Bandingkan Atau Mengungkit Kebaikan Untuk Anak-anaknya. Sehingga Merecoki Keluarga Anak dan Menantu
Banyak orang tua yang ternyata menjadikan putra-putri mereka sebagai generasi sandwich. Sebutan untuk generasi yang harus membayar hutang budi pada keluarga atau orang tua ketika mereka sudah dewasa atau sukses. Bahkan, meski sudah mempunyai keluarga atau tanggung jawab sendiri, mereka tidak ada hentinya merecoki rumah tangga anak-anaknya.
Tentu saja, pemahaman seperti itu seolah menanyakan pengorbanan dan perjuangan tulus orang tua dalam membesarkan anak-anak mereka. Padahal, sebagai orang tua yang baik, bisa melihat anaknya sukses dalam pekerjaan maupun rumah tangganya adalah kebahagiaan yang paling utama.
Nah, orang tua atau keluarga toxic seperti inilah, yang akan membuat kehidupan anak dan menantunya sulit tenang.
Oleh Karena Itu, Selain Mengenal Dengan Baik Pasangan, Kamu Juga Harus Mengenal Keluarganya. Jangan Sampai Menyesal Di Kemudian Hari
Mungkin saat masih pacaran atau pendekatan, dunia memang milik berdua. Kamu sangat yakin pasanganmu bisa menjadi pendamping hidup yang baik karena karakter dan sifat baik yang selama ini ditunjukkan oleh dirinya.
Namun, jika hubunganmu menuju ke arah yang lebih serius. Maka kamu juga harus mengenal keluarga pasangan. Bahkan pendapat pasangan soal keluarga dan keputusan mereka setelah menikah. Kamu bisa menanyakan semua itu dengan detail saat kalian pendekatan, sehingga kamu bisa memikirkan semua baik-buruknya nanti.
Ingat! Sebisa mungkin jangan sampai menyesali pilihanmu, sebab pernikahan yang hancur karena pihak ketiga (dalam hal ini keluarga) itu memang fakta yang umum terjadi. Gagalnya pernikahan, bukan hanya karena kamu bertemu dengan orang yang salah, tapi juga memiliki keluarga yang salah pula.
Karena Itu Waspadailah dan Berusahalah Tegas. Jika Memang Keluarga Terlalu Ikut Campur. Maka Kamu Atau Pasanganmu Harus Mengambil Tindakan
Tegas bukan berarti melawan atau menentang orang tua. Namun, berusaha untuk menjaga harga diri dan martabat dirimu juga pasanganmu. Jika memang tindakan orang tua atau keluarga membawa pengaruh buruk bagi hubungan atau rumah tanggamu.
Maka wajib untuk mengambil tindakan. Seperti memilih menjauh setelah menikah. Baik dengan alasan pekerjaan ataupun lainnya.
Tetap waspadai karakter keluarga pasangan. Jangan mau mengalah jika memang kamu tidak salah. Percaya saja jika memang kamu bersama orang yang tepat. Pasanganmu tetap akan mendukung kamu dan tidak membenarkan jika memang keluarganya melakukan kesalahan. Sebab, setelah menikah, memang rumah tangga dan pasangan yang harus jadi prioritas utama.