Karakter Noh Suk Min Dalam Drakor My Demon Adalah Gambaran Manusia Bisa Lebih Jahat Daripada Iblis
- mydrama
Olret –Drama Korea My Demon yang diperankan oleh Song Kang dan Kim Yo Jung sudah hampir memasuki episode terakhir. Bahkan akan tamat di episode 16 tanggal 20 Januari nanti.
Dari banyak hal yang mengesankan selain kisah cinta Do Do-Hee (Kim You-Jung) dan Jung Gu-Won (Song Kang). Penonton juga bisa mengambil banyak pelajaran dari karakter lainnya selain dua pemeran utama.
Misalnya saja yang akan dibahas pada artikel ini adalah karakter Noh Suk Min (Kim Tae Hoon) yang menjadi antagonis utama dalam drama korea ini. Noh Suk Min adalah anak lelaki Nyonya-Ju (Ibu angkat Do Do-hee), jadi bisa dikatakan dia adalah anak lelaki keluarga chaebol yang kaya raya.
Sayangnya, kekayaan dan status keluarganya, membuat dia lupa diri dan melakukan banyak kejahatan. Bahkan diceritakan jika kejahatan dan kekejian Noh Suk Min melebihi Song Kang yang berkarakter sebagai Demon alias Iblis itu sendiri.
Apa saja sih kejahatan Noh Suk Min hingga disebut melebihi jahatnya seorang iblis. Yuk simak selengkapnya.
1. Licik Dalam Menyembunyikan Kejahatan
Noh Suk Min sangat pandai menyembunyikan kejahatannya di depan orang lain. Baik itu keluarga atau masyarakat, dia bisa menjadi seorang lelaki kaya yang baik hati, ramah dan murah senyum. Namun semua itu untuk menutupi kejahatan yang dia lakukan.
2. Memperalat Lelaki Psikopat Untuk Mempermulus Rencana Kejahatannya
Sebagaimana diceritakan Noh Suk Min mempunyai kaki tangan seorang lelaki psikopat yang selama ini bertugas membunuh orang-orang yang dianggap menghalangi langkahnya.
Lelaki psikopat itu dia temukan ketika dipenjarakan oleh ibunya karena kasus tabrak lari.
Dengan kekuasaannya, Noh Suk Min membebaskan psikopat tersebut dan mengarahkan dia untuk membunuh orang-orang yang menghalangi ambisinya.
3. Bisa Membunuh Ibu Kandungnya Sendiri
Kejahatan Noh Suk Min yang paling mencengangkan adalah dia sanggup dan tega membunuh ibu kandungnya sendiri, yaitu Ju Cheon Suk (Kim Hae Sook).
Dia sanggup membunuh wanita yang melahirkannya itu hanya kerana harta dan kekayaan. Meski memang ada dendam karena, ibunya membiarkan Noh Suk Min di penjara karena melakukan kejahatan.
4. Tega Melukai Istri dan Anaknya Sendiri
Tidak hanya ibu kandung, siapapun yang menghalangi langkahnya akan dilenyapkan. Meski itu istri dan anaknya sendiri
Dia mampu melukai istri dan anaknya dengan menggunakan plat besi. Hal ini pula yang membuat anak lelakinya mengalami depresi.
5. Memaksa Anaknya Mengakui Kejahatan Yang Dia Lakukan dan Membiarkan Anaknya Meninggal.
Selain menyiksa anak dan istrinya, Noh Suk Min juga tega memaksa anak lelakinya Noh Do Gyeong (Kang Seung Ho) untuk mengambil tanggung jawab semua kejahatan yang dia lakukan. Hal itu agar namanya tetap bersih dan tetap menjabat dalam perusahaan keluarga. Bahkan dia membiarkan anaknya meninggal dan tidak menyesali semuanya.
Karakter Noh Suk Min Menggambarkan Kenyataan Manusia Bisa Lebih Kejam Daripada Iblis!
Dilansir dari tribun timur. com, manusia dibekali tiga instrumen pokok, yakni akal, nafsu, dan agama, ketika diperintahkan menjadi khalifah di bumi.
Artinya jika agama, akal, dan nafsu memiliki porsi dan proporsi yang seimbang dalam kehidupan manusia, maka manusia itu akan mampu menciptakan kepemimpinan yang sejuk, demokratis, adil, bermartabat, dan bermaslahah.
Namun, jika nafsu menguasai dan mendominasi akal serta agama manusia, maka ia akan berperangai sangat jahat dan buas. Nafsu membuat manusia lebih jahat daripada Iblis dan lebih buas daripada binatang.
Sama halnya dengan Noh Suk Min, karakter ini memiliki nafsu yang kuat untuk menjadi pimpinan perusahaan keluarganya (Mirae Group). Hal itu, membuat dia tega melakukan berbagai cara bahkan membunuh banyak orang untuk mencapai tujuannya.
Hal sama juga terjadi di kehidupan nyata. Banyak orang yang jika sedang bernafsu akan menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan. Bahkan tega, merusak, menfitnah, sampai menghilangkan nyawa.
Apalagi di musim pilpres sekarang, banyak orang yang bernafsu menjadikan pilihannya sebagai presiden Indonesia periode selanjutnya.
Karena itu, mari tetap utamakan akal, agama/hati nurani dalam kehidupan. Supaya kita tetap bisa menjadi manusia yang bisa memanusiakan manusia. Dan tidak kehilangan akal dan hati nurani, hanya untuk mencapai tujuan tertentu.