Rajaban, Ambengan Hingga Nyadran, Inilah 6 Tradisi Makan Paling Unik Memperingati Isra' Mikraj

Tradisi Makanan Memperingati Isra' Mikraj
Sumber :
  • Facebook

Olret –Dikutip dari Wikipedia, Isra' Miraj adalah dua bagian perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Islam Muhammad dalam waktu satu malam saja. 

Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa sangat penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah Nabi Muhammad mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Isra' Mikraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian,

Umat muslim menyambut peristiwa isra' miraj dengan berbagai cara. Di Indonesia ada beberapa tradisi untuk memperingati Isra' Mikraj. 

Misalnya di tempat penulis sendiri di daerah Bojonegoro Jawa Timur. Di sini, memperingati isra' Mikraj di kenal dengan istilah Rajaban. Dimana seluruh penduduk desa akan membuat ambeng (makanan) yang akan dikirim dan diselamati bersama di masjid. 

Nah, di beberapa daerah Indonesia, ternyata ada beberapa tradisi makanan unik untuk memperingati Isra' Mikraj. 

Yuk simak bersama yang diambil dari berbagai sumber. 

1. Rajaban, Cirebon

Tradisi Rajaban digelar saat memperingati momen Isra Mi'raj. Nah, tradisi ini berasal dari Kota Cirebon dan biasanya berbentuk makan-makan bersama.

Nasi yang digunakan disebut Nasi Bogana. Biasanya nasi bogana ini berisikan aneka lauk khas Indonesia seperti telur rebus, tempe orek, sayur kacang panjang, ayam suwir, dan serundeng.

Selain makan bersama, saat menggelar Rajaban, masyarakat akan berziarah ke makan Pangeran Panjuan dan Pangeran Kejaksan di Plangon Cirebon.

Lalu, rangkaian acara dilanjutkan dengan pengajian di Keraton Kasepuhan Cirebon. Usai pengajian, barulah masyarakat duduk bersama untuk menikmati nasi bogana.

2. Ambengan, Magelang 

Ambengan Magelang adalah semacam acara seperti perkumpulan warga sekitar Magelang mulai dari lingkup dusun, RT, RW, hingga kampung. Dalam bahasa Magelang, Ambengan sendiri memiliki arti makan.

Tradisi makan bersama yang diselenggarakan ini dilakukan sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT. Biasanya sebelum acara makan-makan dimulai akan diadakan pembukaan berupa pengajian.

Untuk sajiannya sendiri biasanya berisikan nasi, lauk pauk, hingga sayuran. Makan bersama ini juga memiliki arti bahwa semua lapisan masyarakat sama tanpa ada perbedaan status sosial. 

3. Nyadran Siwarak, Semarang

Dilansir dari Budayajawa.id, kata “Nyadran” sendiri berasal dari kata Bahasa Arab “Sod’ru” yang berarti suatu do’a yang ditujukan bagi orang yang telah meninggal dunia. Sedangkan Siwarak sendiri nama desa tempat acara itu diselenggarakan.

Dalam penerapannya Nyadran Siwarak tidak hanya berisi do’a, namun juga ada pagelaran karnaval yang diisi dengan berbagai atraksi. 

Salah satunya dengan mengarak replika burung Siwarak. Replika burung sirawak ini dibuat menggunakan hasil bumi seperti sayuran dan buah.

Usai diarak keliling, semua hasil bumi ini biasa diperebutkan masyarakat. Selain itu ada juga tradisi makan bersama yang digelar masyarakat. Selain sebagai simbol rasa syukur, tradisi ini membantu mempererat tali persaudaraan antar masyarakat.

4. Rejeban Peksi Buraq, Yogyakarta 

Dalam merayakan Isra Miraj, Yogyakarta memiliki tradisi yang dikenal Rejeban Peksi Buraq. Terdapat dua Burung Buraq dari kulit jeruk bali. Dua Burung Buraq ini dibawa dari Bangsal Kencana Keraton ke Serambi Masjid Gede Kauman oleh Abdi Dalem Keji Selusin. Adapun dua Burung Buraq ini sebagai simbol kendaraan yang digunakan Nabi Muhammad SAW saat melakukan perjalanan Isra Miraj.

5. Nganggung, Bangka Belitung 

Tradisi Nganggung merupakan salah satu tradisi turun-temurun masyarakat Pulau Bangka. Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang hari besar agama Islam. Tak hanya itu, Nganggung juga biasanya dilakukan dalam rangka menyambut tamu kehormatan, merayakan panen berlimpah, hingga menjelang acara pernikahan.

Proses Nganggung ini diawali dengan menyiapkan makanan di dalam dulang. Makanan yang disiapkan telah disepakati sebelumnya, sehingga tidak saling berbeda setiap orang.

Lalu seorang laki-laki akan ditunjuk sebagai perwakilan dari setiap rumah untuk menganggung dulang ke tempat yang telah disepakati. Dulang harus dianggung dengan cara dipapah di bahu dengan tangan sejajar dengan bahu.

Setelah tiba di tempat tujuan, panitia akan menerima dulang dari masing-masing orang, kemudian saling ditukarkan dengan tujuan agar masyarakt bisa saling menikmati masakan orang lain.

6. Kerja Tahun, Karo 

Di tanah Karo juga biasanya menjalankan tradisi Kerja Tahun untuk merayakan Isra Miraj. Tradisi ini berupa pesta panen sebagai bentuk syukur atas limpahan anugerah dari Tuhan. Penyelenggaraan Kerja Tahun berbeda-beda waktunya, hal itu disesuaikan dari setiap desa. 

Nah, bagaimana nih tradisi makanan memperingati Isra' Mikraj di tempat kamu?