Cerita Pendakian Gunung Merbabu Via Suwanting Lengkap Dengan Travel Video
- Viva/Idris Hasibuan
Dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada, saya pun masih terus berjuang untuk mengejar orang yang di depanku. Karena jika menunggu yang dibelakang sudah terlalu jauh. Malam pun datang, sedangkan kami masih berada di perjalanan, mengambil jaket dan senter masing-masing sebagai penerangan.
Udara yang dingin dengan hembusan angin malam, membuat pendakian ini semakin ekstra hati-hati. Bukan hanya itu, tanjakan demi tanjakan yang dilalui semakin terjal. Sedangkan tenaga pun semakin kecil dan mulai membuat putus asa, namun tekad harus di bulatkan untuk keselamatan.
Sehingga akhirnya, kami pun sampai di camp area jam 8 malam. Namun sayangnya, tenda juga belum berdiri dan makanan pun tidak ada, karena memang orang yang sampai duluan medirikan tenda dengan salah. Rasa menggigil dan emosi peserta menyatu menjadi satu.
Peserta cewek di utamakan dan masuk tenda yang ada terlebih dahulu. Kemudian panitia dibantu peserta pun mendirikan tenda di tengah-tengah dingingnya angin malam.
Summit Atau Tetap Berada di Pos 3 Menjadi Pilihan yang Sulit, Namun Kuputuskan Akhirnya Tetap Berada di Pos 3 Karena Dinginnya Udara dan Belum Sarapan.
Awalnya tim memutuskan untuk summit menuju puncak jam 3, namun karena udara yang dingin dan angin kencang. Akhirnya summit diputuskan jam 4. Hampir semua summit, kecuali 3 peserta yaitu Kak Maria (karena sebelumnya paling lambat), cewek satu karena kakinya keselo dan saya sendiri karena dingin dan takut kecapean.