Suka Itu Diperjuangkan, Tikung Dia Di Sepertiga Malam Yang Akhir
Aku Belum Sepenuhnya siap, Bersabar dan Bersiaplah Juga. Karena Kelak Akan Ada Saatnya Bagi Kita Berdua.
Saat kita terpuruk oleh keadaan. Berulang-ulang dijatuhkan oleh sebuah kondisi kehidupan. Kira-kira apa yang membuat kita bisa bangkit kembali? Pernah gak sih dikecewakan? Dan tanpa disadari beberapa menit kemudian sudah berhasil jalan ke depan. Seperti ada sesuatu dalam alam bawah sadar, sebut saja ia harapan. Membuat kita kuat karena ada syukur yang melekat.
Ada sabar yang tercipta walau awalnya dipaksa. Beberapa hikmah didapat sesaat setelah kaki jauh melangkah. Hanya satu yang perlu kita percaya; indahnya rahasia Tuhan. Mari mengumpulkan benih pilihan, memilih tanah terbaik, menyiram dan merawatnya setiap hari, dipupuknya dengan semangat tinggi. Hingga kita bisa memetik buahnya nanti.
Mari menanam pohon harapan; ditautkan hanya kepada Allah yang Maha Besar. Di sini, aku juga masih akrab dengan usaha serta asa. Aku belum sepenuhnya siap, kamu bersiaplah juga di sana. Agar nanti, kita sama-sama bergenggaman dan tak gemetar sebab kurangnya bekal.
Bukankah Kahu Tahu Yang Abadi Adalah Syurga, Aku Ingin Bersamamu Menuju Ruang Ternyaman Itu.
Untuk sesuatu kembali ku mengingat bisikanmu kala itu. "Semoga kita bersama sampai surga-Nya." Aku hanyut dalam kalimatmu. Sedalam itukah kamu mencintaiku? Selama itukah kamu ingin selalu bersamaku? Rasanya hari itu, jiwa ku bersorak haru. Tak lupa ia lantunkan kata, "Aamiin Ya Allaah." Aku juga sama denganmu. Ingin bersama sampai jannah-Nya.