6 Cara Menghadapi Single Shaming di Usia yang Matang
- freepik.com/author/lookstudio
Olret – Bukan hanya body shaming dan mom shaming saja yang menjadi bahan bullyan dalam masyarakat yang bisa membuat kita stres dan tertekan. Status hubungan atau single shaming juga kerap mendapatkan komentar negatif dari orang-orang.
Melansir laman BBC, menurut psikoterapis yang berbasis di New York Allison Abrams, single-shaming mengacu pada kondisi ketika seseorang dihakimi karena belum punya pasangan dan tidak memenuhi ekspektasi masyarakat untuk menikah di usia tertentu.
Bahkan, penghakiman juga bisa menyebar pada gaya, pilihan dan status sosial dalam hidup. Korban single-shaming akan merasa tidak nyaman di lingkungan atau berbaur bersama masyarakat, sampai keluarganya sendiri.
Padahal, sudah jelas masalah jodoh atau partner hidup itu tidak bisa ditentukan secara usia. Banyak faktor yang melandasinya. Karenanya, untuk kamu yang mengalami single-shaming, jangan biarkan dirimu terpuruk. Coba tegarkan diri dengan 6 cara ini.
1. Bangun Kebahagiaan Diri
Menjadi single sebenarnya tetap bisa bahagia, bahkan lebih berbahagia dari mereka yang sudah punya pasangan. Hanya saja, komentar-komentar negative dan bullyan dari orang lain soal status hubungan menyebabkan kebahagiaan orang yang single seolah hanya pura-pura saja. Padahal mereka yang sudah menikah bisa jadi tak benar-benar bahagia.