Ku Berhenti Mendoakanmu Karena Aku Tak Ingin Kecewa Lagi Dalam Penantian

Ibu mendoakan anaknya
Sumber :
  • instagram

Olret – Kurangkai kembali cerita hati yang tak pernah habis tentangmu, kau yang selalu kujaga dalam asa dan doa, tapi sepertinya itu kemarin dan sekarang aku berhenti mendoakanmu.

Ini bukan tanpa alasan, Melainkan sebuah rasa keputusasaan. Sempat aku melangitkan namamu pada-Nya, yang tak pernah bosan aku bertahan dalam rintangan, semua ini agar tak menghantam batasan.

Bukan tentang kekalahan, tapi aku memilih mundur dalam penantian. Kau yang begitu aku impikan, rasanya begitu sulit untuk diwujudkan. Sampai kapan aku menahan sesak berkelanjutan, di saat mataku menjadi saksi dan hatiku menjadi sakit saat melihat kau akan bersanding bersama yang lain.

Aku percaya,  Mungkin ini teguran bagiku dari Allah yang begitu sayang kepadaku untuk segera membenahi diri menjadi pribadi yang lebih berhati hati. Aku berhenti mendoakanmu menjadi jodoh, tetapi kau tetap menjadi bagian histori hidupku yang pernah aku perjuangkan.

Karena Aku Pernah Kecewa dan Terluka Dalam Penantian, Kini Biarkan Semua Berjalan Apa Adanya.

Berangkat dari keterpurukanku saat itu, Aku tidak tau lagi bercerita perihal rasa kecewa yang sangat mendalam selama masa penantian kemarin. Aku tidak ingin membalasmu, Aku tidak ingin membencimu, Bahkan aku tidak ingin larut karenamu.

Allah hadirkan rasa kecewa separah ini semua karena Dia menyayangiku, tersimpan pesan indah, bahwa menantikanmu bukanlah yang terbaik menurutNya. Untukmu yang pernah kunantikan. Kisahku bersamamu kemarin, menjadikanku semakin dekat kepadaNya. Baru aku sadari, setinggi apa aku berharap kepadamu maka setinggi itu pula nantinya aku akan mulai jatuh hingga kebagian paling bawah.

Maka, aku belajar memaafkanmu untuk kemarin dan sampai kapanpun. Belajar melupakanmu yang sempat memenuhi memori ingatanku. Sejak kepergianmu aku baik baik saja, rasa kecewaku yang penuh luka aku latih dengan belajar bersyukur. Iya bersyukur telah dipertemukan dengan sosok sepertimu hingga berakhir seperti ini, maka kujaga hati dan diriku untuk sosok yang bisa menjaga perasaanku nantinya dan itu bukan sepertimu.

Terimakasih banyak, Menantikanmu kemarin akan selalu menjadi ingatan terburuk dalam hidupku.

Dulu Memang Aku Pernah Berpikir Apakah Kamu dan Aku Tercipta Untuk Bersama, Atau Hanya Bertemu Untuk Sementara.

Tiada jawaban yang mampu meyakinkan hatiku saat ini atas pertemuan kita kemarin. Pertemuan yang menjadi awal di mulainya sebuah kisah yang tak berujung hingga kini. Jelas saja, saat memperhatikanmu dari kejauhan, aku seraya mendoakanmu dalam balutan niat penuh harapan agar ini tak hanya sekadar khayalan.

Aku tak ingin terjebak dalam kesalahan mengharapkanmu bersamaku. Apakah nanti akan di pertemukan lagi atau tidak, apakah nanti akan bersama atau hanya singgah saja aku pasrah kepadaNya. Ikhtiarku tetap meroket menuju angkasa hingga mencapai langit berharap kamu dan aku adalah dua insan yang memang ditakdirkan saling melengkapi separuh agama ini.

Kamu yang sempat terlihat olehku, ada aku yang dibalik pekatnya malam selalu memintamu padaNya segera dipertemukan kembali dalam ruang yang begitu indah.

Artikel ini merupakan kumpulan status intagram dari @budysatriaa

****

Tanpa Perlu Kamu Tahu, Namamu Masih Selalu Kusebut Dalam Sujudku.

Hey, maafkan aku jika selama ini tak pernah memberikan perhatian khusus buat kamu seperti dahulu kala yang selalu kuberikan. Mulai dari menyapamu di setiap pagiku, mengajak mu menjelajahi pantai untuk melihat salah satu satu kuasa Tuhan yang ditunjukkan dengan lewat sunset.

Memang kita dua insan pengangum sunset, karena sunset bagi kita merupakan sebuah tanda hari yang cerah akan digantikan dengan malam, dimana akan ada bintang-bintang yang berkedip di langit dan hangatnya cahaya rembulan akan menemani hingga akhirnya sang mentari kembali di pagi hari.

Tapi mulai sekarang, kamu mungkin akan terheran-heran dengan sikapku. Tak ada seikat bunga lagi di hari valentine, tak ada sebuah kado lagi di hari lahir kamu, tak ada segenggam coklat lagi di hari anniversary kita. Bahkan mungkin, kita tak akan merayakannya lagi, karena kini aku dan kamu sudah bukan menjadi kita lagi.

Memang berat sayang, awalnya memang sangat berat tapi percayalah ini demi sebuah kebaikan. Kebaikan kamu, kebaikan aku dan kebaikan untuk semuanya. Aku tak mau banyak tuntutan yang seharusnya bukan untuk kita lakukan karena kita bukanlah kekasih yang halal.

Perlahan tapi pasti, percayalah semuanya akan baik-baik saja karena ini semua demi kebaikan kita.

Kumohon, jangan pernah membenciku karena ini. Bukannya aku tak sayang lagi sama kamu, bukan juga karena ada kekasih baru yang menghisi hari-hariku atau bukan juga karena aku tak serius kepada kamu. Hanya saja, hubungan yang kita jalin dengan ikatan yang tak pasti ini sebaiknya kita simpan di hati masing-masing.

Saat ini, aku hanya ingin mencintaimu dalam doa, mencintaimu tanpa harus menyentuh sebelum halal dan mencintaimu dengan cara yang benar. Percayalah, saat ini hanya namamu yang selalu kuperbincangkan dengan Rabb-ku, hanya namamu yang ingin kujadikan sebagai pelengkap hidupku.

Dan di setiap sujudku, tak lupa kuselipakan juga namamu untuk menjadi kekasih halal ku dunia dan akhirat. Dan jika kamu memang mencintaiku, lakukanlah dengan cara yang sama. Jika kamu rindu, cukup ceritakan semuanya kepada Sang Maha Cinta, begitu juga denganku.

Bersabarlah, jika kita memang berjodoh tak akan kemana. Dan jika kita memang tak berjodoh, sekuat apapun usaha kita tetap akan nihil. Jadi percayakan saja sama Dia yang mengatur segala skenario kehidupan ini.