5 Cara Mendidik Anak Agar Memiliki Hati Nurani Yang Kuat
- satu-indonesia.com
Olret – Setiap orang tua ingin membesarkan anak dengan hati nurani yang kuat. Hati nurani artinya melakukan hal yang benar bahkan ketika tidak ada yang melihat. Tetapi ketika jaman sekarang banyak bulying yang terjadi secara online, kecurangan ponsel, sexting, dan risiko lainnya.
Studi menunjukkan bahwa anak-anak sebenarnya memiliki pemahaman yang kuat tentang benar dan salah sejak usia balita. Dan orang tua memiliki pengaruh besar pada apa yang telah mereka ajarkan kepada anak-anak.
Film, acara TV, dan media sosial semuanya bisa menjadi sangat efektif dalam membimbing anak-anak untuk membuat lebih banyak pilihan yang positif. Pilihan yang tidak mencerminkan diri mereka, membuat mereka merasa tidak hebat tentang diri mereka sendiri, atau benar-benar membuat mereka mendapat masalah.
Remaja dan remaja menikmati bergulat dengan ide-ide kompleks dan mendiskusikan perilaku yang etis. Berikut adalah cara untuk membesarkan anak agar memiliki hati nurani yang kuat.
1. Menampilkan film dan acara TV yang kaya akan karakter.
Pilihlah film atau serial TV yang mempromosikan "soft skill" seperti empati, rasa syukur, dan integritas. Setelah pertunjukan, bicarakan tentang sifat-sifat apa yang kamu hargai dan bagaimana keluargamu dapat berfokus pada dan memperkuatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Pertimbangkan untuk mengadakan "hari karakter" di mana setiap orang mempraktikkan keterampilan seperti rasa syukur. Ini membantu anak-anak melihat bagaimana mereka membuat keputusan yang benar dan salah bahkan dalam interaksi sehari-hari mereka.
2. Bagikan video viral atau kutipan yang bisa membangkitkan semangat
Hal-hal yang buruk cenderung mengesampingkan hal-hal baik di media sosial kita. Tetapi ada banyak gambar dan ide yang menyegarkan jiwa di luar sana jika kamu mencarinya dan merenungkannya sebagai sebuah keluarga.
Ikuti feed dari Upworthy, Mental Floss, dan bahkan Scholastic Kids Press Corps untuk melihat cerita yang penuh harapan dan sesuai usia anak-anak. Ketika anak-anak melihat hal positif dalam tindakan, mereka cenderung mencontoh dengan perilakunya.
3. Tanyakan tentang kegiatan online mereka
Remaja melihat kebaikan dan keburukan saat mereka mengirim pesan teks menggunakan sosial media, atau mengunjungi situs yang kaya komentar seperti YouTube, Instagram, dan Reddit.
Tanyakan kepada anak-anakmu tentang perilaku baik dan buruk setiap orang yang mereka temukan secara online. Bagaimana perasaan mereka tentang hal itu, dan apakah komentar negatif memengaruhi mereka untuk berperilaku dengan cara tertentu — baik atau buruk.
4. Menekankan sikap sportivitas
Banyak anak yang sangat mengagumi atlet dan ingin menjadi seperti mereka. Jika keluargamu suka menonton olahraga, olimpiade, atau kompetisi atletik lainnya. Sebutkan saat para pemain, lawan, dan tim memperlakukan satu sama lain dengan hormat di dalam dan di luar lapangan.
Meskipun permainan menampilkan banyak perilaku agresif, selalu ada bintang olahraga yang bersinar. Tanyakan kepada anak-anakmu tentang pemain yang mereka kagumi karena sportivitas mereka berikut dengan alasannya.
5. Cari model peran media yang positif
Selebriti website sangat berpengaruh. Jadi tanyakan kepada anak-anakmu siapa yang mereka ikuti (dan di platform media sosial mana). Dan bicarakan tentang hal-hal yang mereka posting.
Siapkan Google Alerts atau ikuti beberapa favorit mereka sehingga kamu dapat membumbui percakapan kalian dengan pertanyaan atau pengamatan dari dunia mereka. Arahkan anak-anak ke seorang idola yang memakai sosial media mereka untuk membagikan sesuatu yang positif.