Meski Aku Tak Ahli Mengucapkan Selamat Tinggal, Perpisahan Ini Akan Kuikhlaskan Perlahan

Putus Cinta
Sumber :
  • freepik.com

Olret – Ketika aku merasa hubungan ini terasa istimewa, ternyata untukmu hanya biasa saja

Untukmu yang sempat membuatku merasa begitu bahagia dan istimewa. Untukmu yang selalu membuatku bersemangat setiap pagi. Dan untukmu pula, yang akhirnya memilih pergi begitu saja, tanpa kata ataupun ucapan perpisahan.

Tenang saja, aku akan berusaha untuk menyembuhkan luka itu sendiri. Aku akan belajar untuk mengikhlaskan kepergianmu meski perlahan. Semoga kamu bahagia dan semoga kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan. Kisah itu mungkin telah berakhir, namun hidup ternyata masih berjalan.

Untuk sementara, aku hanya perlu menangisi segala hal, aku hanya perlu mengumpat pada setiap kekecewaan. Namun, akhirnya aku akan menemukan alasan lain untuk tetap melangkah dan hidup. Aku akan menemukan tempat baru untuk bersandar dan rumah sebagai tujuan.

Maaf, jika aku tak pandai mengucapkan selamat tinggal. Namun percayalah, akan kuikhlaskan kamu secara perlahan dan menyembuhkan luka itu, meski hanya sendirian.

Mungkin Sejak Komunikasi Itu Renggang. Pesan Yang Tak Lagi Berbalas Dan Hilangnya Kenyamanan Saat Bersama. Sungguh, Aku Tidak Pernah Menyadari Kapan Kamu Mulai Berpaling.

Saat bersamamu, jujur, aku hanya merasa terlalu senang dan bahagia. Saat bisa melihatmu setiap waktu, aku hanya merasa beruntung dan tidak ingin kehilangan momen itu. ketika senyum itu masih sempat kau berikan, aku tidak pernah berpikiran buruk dan selalu bersemangat untuk memulai hari serta kegiatan.

Jadi, saat kamu mungkin memberikan kode dengan merenggangkan komunikasi, pesan yang tak lagi berbalas, kesibukan yang lebih sering atau saat pertemuan yang menjadi lebih singkat. Aku sama sekali tak menyadari bahwa rasamu sudah berubah, bahkan berpaling dariku.

Aku tak menyadari, bahwa hubungan itu tak lagi sama seperti awal kita menjalaninya.

Aku Yang Terbiasa Nyaman Denganmu. Memulai dan Menutup Hari Dengan Senyummu. Membuatku Mengira Hubungan Kita Sempurna Dan Diriku Istimewa.

Aku terbiasa memulai hari dengan melihat senyum dan menyapamu. Baik lewat percakapan dunia maya ataupun secara langsung kepadamu. Itu membuatku bersemangat saat harus melewati hari yang penat dan penuh dengan kesibukan.

Di sela-sela waktu, kita menghabiskan waktu bersama. Berjalan tanpa arah, duduk di pinggir jalan, berbicara apa saja, bahkan mulai merakit masa depan lewat angan dan harapan. Kita berbiacara tentang mimpi maupun masa lalu. Berbicara soal rencana maupun hari yang telah terlewati.

Semua itu membuatku, sangat terbiasa nyaman denganmu. Sangat terbiasa mencium tengkuk lehermu, sangat terbiasa mendengar suaramu, sangat terbiasa menghabiskan banyak hal bersamamu. Sampai membuatku merasa hubungan itu sempurna dan aku adalah orang yang istimewa di hatimu.

Hingga, Kamu Memilih Mengenggam Tangan Orang Lain dan Mengikis Segala Harapan. Aku Masih Belum Mengerti Apa Yang Salah Dan Kenapa.

Hubungan ini terasa sangat manis. Hingga aku lupa menyadari, bahwa sesuatu yang manis akan berubah menjadi sangat pahit. Apalagi, saat aku merasa tidak ada yang salah dalam hubungan itu, justru kamulah yang melangkah pergi dan mengenggam tangan orang lain.

Aku hancur, kecewa dan terluka secara bersamaan. Aku seperti orang bodoh yang tak mengerti, bahkan menganggap bahwa semua itu hanya mimpi dan akan terbangun esok hari. Aku masih berharap bahwa itu bukan kamu yang mengkhianati.

Kita bisa berbicara lagi mulai dari awal, membenahi apa yang salah dan memperbaiki hubungan. Namun ternyata, kamu tidak pernah berbalik, kamu tetap melangkah pergi bahkan tanpa memberi alasan ataupun kejelasan soal perpisahan itu.

Tentu Saja Sulit, Untukku Baik-Baik Saja. Namun, Tetap Kudoakan Agar Kamu Bahagia. Perkara Patah Hati, Biarlah Kuurus Sendiri Sembari Mengenang Kebersamaan Yang Pernah Terjalin.

Tidak ada orang yang baik-baik saja setelah dilukai, ditinggalkan dan dikhianati. Tapi, mau bagaimana lagi, mungkin itu takdirnya, mungkin segini saja pertemuan yang ditakdirkan bagi kita. Semoga kamu bahagia dan menemukan kebahagiaan yang kamu cari bersama orang lain.

Semoga pula aku segera move on dan tersembuhkan dari kekecewaan ini, juga menemukan kebahagiaanku sendiri. Tidak ada ucapan selamat tinggal dalam perpisahan kali ini. Selain aku tak pandai, sampai saat terakhirpun, sulit bagiku untuk mengucapkannya.

Namun percayalah, akan kupastikan bahwa hati ini akan ikhlas, akan ada saatnya aku tidak mengenangmu sebagai sebuah kesalahan. Meski perlahan dan butuh waktu yang lama, saat itu pasti akan tiba.