Sekuat Apapun Bertahan, Jika Memang Belum Jodoh! Akhirnya Akan Berpisah Juga
- U-Repot
Olret VIVA – Memang susah melupakan seseorang yang sudah mencuri sebagian hati. Maksud hati ingin bertahan, namun apa boleh di kata kalau pun dipaksakan pastinya akan lebih menyakitkan buat semuanya.
Memiliki kekasih seharusnya bisa menambah semangat, memotivasi agar bisa lebih baik. Tapi kalau pada kenyataanya hanya akan menyakitkan dan menambah pikiran, kenapa harus diteruskan? Ada yang merasa patah. Ada yang merasa tak lagi berasa.
Dan itulah aku. Keadaan ini menjenuhkanku. Aku sedang berproses. Tertatih itu memang sudah jalanku. Aku sedang berusaha membawa diri pergi menjauh dari situasi yang menyakitiku. Aku berusaha mencari kebenaran.
Aku berusaha mencari kenyamanan. Aku terus mencari. Karena apa lagi yang ku cari didunia ini kalau bukan hanya sebuah kebahagiaan.
Jangan khawatirkan semuanya karena Allah sudah membuat skenario yang sempurna buat hidup kita, memang kadang kita harus merasakan sakit agar bisa menikmati sebuah kebahagiaan.
Ada orang-orang yang bersama, tapi tidak jatuh cinta. Ada orang-orang yang jatuh cinta, tapi tidak ditakdirkan bersama. Ada pula orang-orang yang jatuh cinta, ditakdirkan bersama.
Hidup ini memang begitu-begitu saja. Tujuh milyar manusia di atas bumi; tiap detik, setidaknya ada yang jatuh cinta, pun tiap detik, ada yang berpisah. Jadi, tidak perlu galau, sakit hati, sesak, toh, penulis skenario hidup kita adalah yang maha mengetahui. Dijalani saja, apapun ujungnya.
Kadang ada orang yang jatuh cinta tapi tidak ditakdirkan bersama. Bahkan, bagaimanapun cara mereka untuk tetap bersama, jika Tuhan tidak menghendakinya maka tidak akan bersama.
Sekuat apapun cinta itu, jika tanpa restu dari Tuhan maka bagaimanapun caranya juga akan terpisah. Entah terpisah oleh jarak, entah terpisah oleh waktu. Ada juga, orang yang selalu bersama tapi tidak jatuh cinta.
Misalnya sebuah persahabatan seorang cowok dan cewek, bagaimanapun mereka selalu bersama, rasa mereka juga sama. Sama-sama memiliki rasa sebatas berteman. Tidak lebih dan tidak kurang. Padahal mereka selalu bersama. Pahamilah, dengnan selalu bersama bukan berarti sedang jatuh cinta.
Mau bagaimanapun caranya untuk membangun cinta diantara kebersamaan dengan sahabat, maka arti cinta hanyalah sebatas sahabat.
Tidak bisa lebih layaknya seorang laki-laki dan perempuan yang jatuh cinta pada umumnya. Bahkan, ada pula orang yang jatuh cinta dan memang ditakdirkan bersama. Ini yang tidak semua orang bisa rasakan kalau hanya bermain-main dengan perasaan.
Karena orang-orang yang jatuh cinta dan ditakdirkan bersama mau bagaimanapun juga mereka akan bersama. Seberat dan sekeras rintangan mereka untuk dipisahkan, jika mereka memang sudah ditakdirkan bersama oleh Tuhan pada akhirnya mereka memang akan bersama.
Jangan takut dan jangan risau kalau kita tidak mempunyai jodoh. Percaya akan adanya Tuhan. Percaya adanya Tuhan harusnya percaya juga bahwa Tuhan menciptakan manusia itu berpasang-pasangan.
Jangan takut kalau tidak laku atau apa. Karena semua sudah Tuhan tuliskan di Lahful mahfudz. Kita yang hanya manusia biasa hendaknya terus berusaha untuk mempercantik hati.
Terus berikhtiar untuk mendapatkan jodoh yang sesuai dengan kita. Jadi, janganlah takut dan jangan risau tidak bertemu jodoh.
Percaya saja sama Tuhan. Serahkan semua padaNya. Percayalah, jodoh pasti bertemu. Hanya waktu yang bisa menjawabnya! Aku percaya pada takdir yang mempertemukan kita pada satu kesempatan itu setelah jutaan kesempatan lain terlewatkan. Kesempatan yang kamu buat.
Kesempatan yang aku amini. Membuatku bertanya-tanya hingga kini, bagaimana seandainya jika kamu tak membuat kesempatan itu untuk mungkin terjadi.
Bagaimana seandainya aku tak lantas mengamini kesempatan itu agar benar-benar terjadi. Di sana lah takdir campur tangan. Takdirlah yang mempertemukan kita. Takdir yang terus meronce satu demi satu dalam untaian detikan waktu.
Waktuku, waktumu. Sehingga sejauh apapun kita mencoba memisahkan diri, seolah-olah kita adalah kutub magnet yang saling tarik menarik, kita pun berakhir bersama lagi.
Juga pada takdir yang memisahkan kita. Takdir yang menjadi dinding pemisah. Tinggi dan kokoh. Namun masih saja menyisakan jendela yang terkadang kita gunakan untuk tetap bertemu. Aku percaya pada takdir. Seperti sekarang.
Entah bagaimana, hatiku sepertinya tahu bahwa ini bukan saatnya, iya bukan dia. Tak perlu terburu-buru menemukan yang baru. Nikmati saja serpihan ini. Semoga takdir memberi kita kejutannya yang terbaik. Do you believe in fate? I do. From the start till the end.