5 Sikap yang Bisa Membuat Pernikahanmu Berada Diambang Percerain
- u-repot
Olret – Berumah tangga dan terikat secara agama juga Negara, nyatanya tidak menjamin hubungan tidak akan berpisah. Setelah menikah dan hidup bersama, tetap ada usaha yang harus dilakukan untuk mempertahankan hubungan.
Kesabaran dan rasa ikhlas yang terkadang membuat kamu merasa sulit bersyukur. Karena itu sangat mungkin setelah menikah, kamu sudah berupaya bertahan dengan berbagai hal yang tidak menyenangkan dalam waktu yang cukup lama.
Namun, ternyata semua usaha yang coba dilakukan, tak selalu membuahkan hasil. Apalagi, jika salah satu diantara kalian sudah menyerah, tidak bisa lagi merasakan getaran dalam hubungan, membiarkan rasa bosan dan hambar semakin menyelimuti biduk rumah tangga.
Ditambah lagi dengan adanya 5 sikap ini yang ditunjukkan kamu atau pasangan kamu, yang justru membuat pernikahan semakin dekat di ambang perceraian.
1. Tidak Ada Waktu Untuk Benar-Benar Bersama
Kamu sibuk dengan segala pekerjaanmu, anak-anak dan kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan. Pasangan pun tidak jauh berbeda. Selalu beralasan sibuk, lelah dan capek untuk sekadar membagi waktu berdua dan benar-benar bersama. bahkan ketika kalian berada di ruang yang sama, kamu dan dia sibuk dengan dunia sendiri-sendiri.
Hal ini, awalnya mungkin masih terlihat wajar, karena bagaimana pun setelah menikah ada banyak peran dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Kamu berusaha menjalani peran kamu dengan baik, begitu pun dengan pasangan.
Namun, seiring dengan waktu, kesibukan sendiri-sendiri itu akan menggerus rasa nyaman, kehangatan, kebutuhan serta saling ketergantungan. Sehingga kamu kehilangan koneksi dengan pasangan dan perasaan cinta juga nyaman semakin terasa hambar.
2. Perasaan Paling Banyak Berkorban
Diantara kalian ada yang merasa paling banyak berkorban, sedang yang lain hanya menjadi beban dalam hidup. Misalnya saja, suami yang merasa kesuksesannya tidak ada campur tangan istri atau istri yang harus bekerja selain mengurus rumah dan anak-anak sendiri.
Perasaan paling banyak berkorban atau berjuang sendirian itu akan menggerus rasa syukurmu memiliki pasangan di sisi. Kamu akan merasa, baik ada atau tidaknya dirinya, sama sekali tidak berpengaruh pada hidupmu.
Jadi saat kalian bertengkar atau menemukan masalah, kamu tidak ingin disalahkan atau merasa paling benar. Ada dorongan kuat untuk menang dalam pertengkaran, meski hubungan jadi pertaruhannya.
3. Tidak Peduli Sikapmu Akan Membuat Pasangan Kesal
Hubungan yang berada di ambang perceraian atau perpisahan, ditandai dengan sikap sangat egois pada pasangan. Sudah tidak lagi ada usaha untuk membuat hubungan tetap utuh. Kamu justru bersikap seenaknya sendiri sehingga sering membuat pasangan kesal.
Mulai dari mengatur dirinya, tidak mau mengerti kondisi atau keadaannya atau terlalu overproud dia tidak akan pernah meninggalkan kamu. Jadi, kamu lupa jika kesabaran seseorang juga ada batasnya. Dan justru dirimu yang membuat hubungan jadi tidak sehat atau toxic.
4. Terlalu Banyak Menutup Diri
Beberapa hubungan atau rumah tangga, memang ada yang membuat kesepakatan soal batasan atau privasi yang tidak boleh dilanggar. Karena itu meski hidup bersama, kalian saling menghormati privasi masing-masing dan tidak melanggar batas.
Namun, biasanya privasi itu masih wajar, juga ada upaya sikap terbuka dan jujur untuk menjaga kepercayaan satu sama lain. Namun, hubungan yang berada diambang perpisahan, biasanya lebih banyak menutup diri dari pasangan secara tiba-tiba.
Ada perubahan yang sangat terlihat, seperti tidak lagi terbuka soal komunikasi, menyembunyikan ponsel, mengubah sandi atau hal lainnya. Padahal sebelumnya, perlakuan tersebut tidak pernah dilakukan.
5. Pertengkaran Tak Ada Yang Menemukan Solusi
Beberapa hari ini pertengkaran yang terjadi diantara kalian tidak pernah menemukan titik temu atau solusi terbaik. selalu berakhir dengan saling mendiamkan, lalu berusaha untuk melupakan begitu saja. Padahal rasa kecewa, jengkel dan kesal menumpuk di dalam hati.
Pertengkaran seperti ini sangat berbahaya. Karena jika nanti ada yang menyulut perdebatan lagi. Bisa saja semua perasaan kecewa dan jengkel yang tadinya tertumpuk keluar menjadi sumpah serapah hingga kata-kata berpisah.
Karena itu, banyak yang menyarankan untuk selalu menyelesaikan setiap pertengkaran dengan baik. pastikan, jika tidak ada perasaan amarah yang masih tertinggal, setelah pertengkaran usai. (Ika Tusiana)