5 Kelakuan Keluarga Pasangan yang Bisa Membuat Rumah Tanggamu Tidak Harmonis

Membuat Rumah Tanggamu Tidak Harmonis
Sumber :
  • freepik.com

Olret – Ketika kamu menjalin hubungan dengan seseorang. Kamu tidak hanya harus berusaha menerima dan mengenal dirinya, namun juga seluruh keluarganya. Apalagi, jika hubungan itu ingin kamu bawa ke jenjang yang lebih serius.

Karena, terkadang bisa saja keluarga pasangan mempunyai karakter yang akan membuat kamu dan hubungan jadi tidak nyaman. Jadi kamu juga harus memikirkan matang-matang untuk melanjutkan hubungan dengannya atau mengambil sikap yang tegas jika ingin hubungan berlanjut.

Nah, inilah ciri-ciri kelakuan keluarga yang bisa membuat hubungan atau rumah tangga kamu berantakan. Waspadailah!

1. Berani Ikut Campur Terlalu Dalam Urusan Hubungan Atau Rumah Tangga

Membuat Rumah Tanggamu Tidak Harmonis

Photo :
  • freepik.com

Meski masih keluarga dan tetap boleh memberikan nasihat-nasihat yang baik. Tetap ada batasan yang tidak boleh dilanggar mereka. Seperti saat kamu dan pasangan sudah mengambil keputusan, keluarga pasangan terlalu ikut campur, sampai memaksa untuk mengikuti kemauan mereka.

Sehingga kamu maupun pasangan kehilangan kendali untuk mengatur rumah tangga sendiri. Dan percayalah! Situasi seperti itu, akan membuat hubungan menjadi tidak nyaman. Apalagi jika kamu atau pasangan terus mengalah dan diam saja.

2. Membanding-bandingkan Anak Dan Menantu Dengan Saudara Yang Lain

Membandingkan Kamu Dengan Orang Lain

Photo :
  • freepik.com/author/artursafronovvvv

Nyatanya perlakuan tidak adil orang tua pada anak-anak bisa saja terjadi dan ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Seperti membandingkan anak yang sukses dan kurang sukses (menurut mereka). Tentu saja, karakter keluarga seperti itu, akan membuat kamu tidak nyaman saat berada di tengah-tengah mereka.

Ditambah lagi, tidak hanya membandingkan, ada pula yang sampai membuka keburukan anak atau menantunya sendiri di depan orang lain atau tetangga. Tentu saja, kamu akan semakin merasa risih dan tidak nyaman dengan hubungan yang kamu jalani.

Biasanya, jika keluarga seperti ini, setelah menikah, kamu dan pasangan akan lebih senang tinggal di tempat yang cukup jauh.

3. Berusaha Mengatur Bagaimana Rumah Tangga Berjalan

Mulai dari dimana kamu harus tinggal, pembagian nafkah bulanan, anak yang harus kamu lahirkan, dan sampai pada bagaimana kamu mengatur atau mengelola rumah tangga serta keuangan.

Ada pula, keluarga yang berusaha untuk mengatur semua itu, bahkan menggunakan kedudukan mereka sebagai orang tua untuk membuat kamu mengalah atau menurut.

Padahal setelah menikah, pastinya kamu ingin bisa mengatur rumah tangga kamu sendiri sepenuhnya. Dan tentu saja, jika sampai ada orang lain yang berusaha mengatur, maka akan membuat kamu merasa tidak dianggap atau diabaikan.

4. Keluarga Ada Yang Punya Sifat Iri Dengki

Cinta Keluarga

Photo :
  • freepik.com

Seperti ada persaingan tak terlihat yang kamu rasakan dengan keluarga pasangan saat menjalin hubungan. Misal saat kamu membeli sesuatu, keluarga pasangan ada yang ikut membelinya. Mereka pun suka pamer padamu soal pencapaian yang sudah didapatkan.

Meski kamu sudah berusaha untuk tidak peduli dan bersikap biasa saja. Tentu saja jika perasaan iri dan dengki itu masih ada dalam diri keluarga pasangan, maka kamu juga akan sulit merasa tenang. Seolah apa pun yang kamu lakukan diawasi.

Dan segala pencapaian kamu dijatuhkan sehingga kamu merasa down. Biasanya tipe orang seperti ini juga senang jika melihat orang lain (meski itu keluarganya tidak bahagia)

5. Memiliki Sikap yang Egois Berlebihan

Egois

Photo :
  • freepik.com

Sifat egois adalah salah satu sifat tercela yang bisa merugikan diri sendiri atau pun orang lain. Dia selalu haus untuk diperhatikan dan dipedulikan terlebih dahulu apa pun yang terjadi. Dan sifat seperti ini, bisa saja dimiliki pihak keluarga pasangan dan tentu saja membuat kamu merasa kesal juga tidak nyaman. Misal, orang tua yang masih tidak ikhlas anaknya dimiliki oleh orang lain.

Nyatanya, orang tua atau keluarga yang cemburu pada menantunya itu benar-benar ada. Biasanya, orang tua seperti ini menganggap anaknya sebagai generasi sandwich yang punya utang budi pada mereka setelah sukses atau dewasa.

Sehingga, saat anaknya menjalin hubungan dengan orang lain, ada perasaan yang tidak senang. Entah karena takut pemberian anaknya berkurang atau cinta kasih pada orang tuanya tidak lagi sama.

Tidak hanya orang tua, sifat egois dan merasa harus lebih diutamakan daripada pasangan, juga bisa dimiliki saudara sampai keluarga lainnya. (Ika Tusiana)