Fenomena Pelakor Merajalela, Benarkah Mencintai Suami Orang itu Takdir?
- https://www.pexels.com/@Luis-Zambrano-3782493
Orlet - Masih terekam jelas dalam ingatan, kisah nyata tentang perselingkuhan hingga diangkat ke layar lebar dengan judul Layangan Putus yang mengundang simpati publik. Lalu, beberapa artis yang sampai saat ini tidak terlepas dari cap pelakor oleh masyarakat kita. Sebut saja MJ, JD, FF, MA, DM, KD, AK, NS, penyanyi senior berinisial M.
Setelah geger isu perselingkuhan Reza Arab, kini jagat hiburan tanah air kembali dihebohkan dengan kasus perselingkuhan musisi ternama yaitu Virgoun. Vokalis grub band Last Child yang terkenal dengan lagu-lagu romantis bikin hati meleleh ini faktanya memiliki kehidupan percintaan yang tak seindah karyanya.
Sang istri bernama Inara Rusli, telah membongkar kedok lelaki yang mempersuntingnya pada 14 Desember 2014 lalu yang diduga kerap booking perempuan dan berselingkuh hingga meminta untuk poligami dengan wanita pemilik akun ig @tenten_anisa.
Mengutip dari laman instagram @mommy_starla meski Inara mengungkap aib sang suami, namun dia meminta agar warganet tidak menghujat Virgoun. Karena hal tersebut, banyak netizen yang kemudian berbalik mengatai Inara terlalu bucin sebab tetap bertahan meski ayah dari ketiga buah hatinya itu berkhianat.
Seolah tak ada habisnya berita seliweran tentang publik figur yang melakukan tindak asusila melanggar norma agama sekaligus hukum. Itu yang terekspose media bagaimana dengan yang tidak? Bejibun jumlahnya.
Selingkuh, bermain api di belakang pasangan sah tidak hanya dilakukan para suami minus akhlak melainkan juga istri. Jatuh hati pada pasangan orang lain. Fenomena tersebut melahirkan kosakata baru yang dilabeli dengan nama pelakor alias perebut laki orang dan pebinor alias perebut bini orang.
Lantas, alasan apa sih yang membuat mereka melakukan dosa yang dilaknat Tuhan?
Apapun alasan dibalik perselingkuhan mulai dari mengeluh tentang istri yang begini begitulah, berubah fisiknya, tidak memperhatikan penampilan, kurang ini kurang itu, tetap saja yang namanya berkhianat tidaklah dibenarkan.
Orang-orang yang memiliki tabiat buruk suka ganti-ganti pasangan sering mencari pembenaran atas kesalahannya. Merasa apa yang dilakukan adalah hal biasa karena pemicunya sendiri adalah si pasangan yang dia anggap gagal memenuhi ekspektasinya.
Padahal jelas bahwa nobody perfect adalah sifat yang melekat pada manusia. Hilangnya rasa syukur akan pasangan sah mengaburkan semua kebaikan pasangan.
Lemahnya iman juga menjadi pemicu orang mudah tergoda melakukan kemaksiatan. Dalam agama apapun pastilah perzinahan tidak dianjurkan dan tergolong perbuatan dosa.
Kok mau sih menjalin hubungan dengan suami ataupun istri orang?
Alih-alih minta maaf dengan penuh penyesalan, kebanyakan pelakor justru membela diri. Kalimat umum yang banyak terucap seperti:
-"Bukan aku yang mulai, suamimu yang mau sama aku. Ngejar-ngejar duluan."
-"Tanyain suamimu kenapa lebih suka aku dibanding kamu istrinya."
-"Pantaslah suaminya berpaling ke aku, orang gak bisa jaga penampilan gitu!"
Dan masih banyak kata-kata lain yang memojokkan istri sah. Seakan kesalahan memang terletak pada seorang istri yang sudah mengorbankan tenaga dan waktunya mengurus rumah tangga, suami, anak sampai-sampai tak sempat memanjakan diri sendiri.
Sungguh keji bukan. Padahal kita tahu bahwa ketika lelaki berusaha merayu, jika si perempuan tegas tak mau maka hubungan terlarang pun tak akan terjadi.
So, perselingkuhan adalah persetujuan dua orang yang secara sadar melakukan tindak kebohongan demi menutupi perbuatan yang membuat terlena tanpa memikirkan pihak-pihak yang akan tersakiti termasuk istri, anak-anak, keluarga. Asas saling memenuhi kebutuhan. Yang satu haus belaian perempuan yang satu butuh cuan demi memenuhi gaya hidup.
Tak hanya lelaki, para wanita doyan selingkuh juga marak. Polanya tetap sama akan mencari pembenaran tentang sikap tidak terpuji mereka. Susah memang kalau hati sudah gelap.
Harus bagaimana kalau suami atau istri kecantol orang lain?
Kembali pada keputusan masing-masing. Setiap orang pasti memiliki pandangan tersendiri tentang pasangannya apabila telah ketahuan memiliki idaman lain. Ada yang bertahan demi anak, langsung meminta cerai, masih memberi kesempatan, bersikap bodoh amat yang penting uang bulanan lancar dan lain sebagainya
Tentu saja kita tidak bisa memaksakan pendapat kita agar mereka pisah saja daripada terus direndahkan. Karena setiap orang pasti mempunyai alasan mengapa merasa harus tetap mempertahankan rumah tangga yang sejatinya pondasi kepercayaan telah koyak.
Benarkah mencintai suami orang lain itu takdir?
Kita harus dapat membedakan mana takdir yang memang telah digariskan Tuhan seperti halnya kematian yang kita tak dapat menghindarinya atau takdir yang terjadi karena pilihan kita sendiri. Selalu ingat bahwa segala hal baik datang dari Tuhan sedangkan keburukan hadir karena perbuatan kita sendiri.
Mencintai suami orang bukanlah takdir akan tetapi hasrat yang keliru. Godaan yang datang menyergap diam-diam dalam bentuk kenikmatan semu. Rasa cinta tergantung bagaimana kita mengendalikannya.
Tuhan meninggikan manusia dengan memberikan kita akal dan nurani untuk membedakan kita dengan makhluk ciptaannya yang lain seperti hewan. Supaya kita dapat menimbang akibat dari perbuatan kita apakah akan menyakiti dan merugikan orang lain atau memberikan dampak baik.
Seseorang yang diperbudak nafsu tentu akan mengikuti arus tersebut hingga tenggelam di dalamnya. Mati akal hilang nurani. Menginginkan suami orang agar menjadi miliknya seutuhnya tanpa peduli perasaan istri sah serta anak-anak yang akan menjadi korban adalah suatu keegoisan.
Jika ingin poligami pun harus memenuhi beberapa syarat tidak boleh asal sedangkan perempuan sah-sah saja menolak untuk dimadu. Sebab pada masa sekarang pada praktiknya, poligami sering tidak sesuai tuntunan agama.