Karma Itu Ada: Kamu Mempermainkanku Hari Ini, Kelak Kamu Dipermainkan Juga

Merapi Park Jogjakarta
Sumber :
  • Viva/Idris Hasibuan

Olret – Untukmu yang pernah melukaiku, dahulu aku berpikir bahwa aku ingin membalas perbuatanmu agar kau bisa merasakan rasa sakit seperti yang aku rasakan. Aku ingin sekali memberi pelajaran sehingga kau bisa merasakan rasa sakitmu.

Hampir saja aku akan menyakitimu juga namun Tuhan masih melindungiku sehingga sampai kini pun aku tidak membalas dengan rasa sakit yang sama.

Justru aku ingin berterima kasih kepadamu yang pernah menyakitiku, karena berkat luka yang kamu berikan aku belajar tidak menjadi orang yang pendendam terlebih lagi luka karena kamu membuatku lebih kuat lagi.

Aku Tersakiti Olehmu Tapi Biarlah Tuhan Yang Membalas Perbuatanmu.

Mungkin aku hanya mengelus dada ketika aku menyakitiku, entah kau sengaja atau tidak tapi yang pasti aku benar-benar tersakiti olehmu. Aku hanya manusia biasa terkadang ada rasa kesal bahkan rasanya ingin balas dendam tapi tidak aku lakukan karena aku lebih percaya Tuhan.

Setelah aku merasa kesal dan ingin membalas perbuatanmu, seketika aku tersadar bahwa aku tidak sama denganmu dan aku percaya bahwa karma itu ada. Setelah tersadar aku hanya diam dan tersenyum, aku tidak ingin balas dendam karena perbuatanmu akan kembali kepada dirimu sendiri.

Aku Tidak Pernah Ingin Membalas Kecewa yang Aku Rasa Karena Aku Tahu Tuhan Maha Adil Kepada Setiap Ummatnya.

Aku memang kecewa dengan sikapnya namun aku selalu mengatakan pada diri sendiri untuk bersabar dan tak perlu membalas dengan hal yang sama. Yang selalu aku percaya Tuhan itu maha adil sehingga tak perlu mengotori tanganku hanya untuk balas dendam kepadanya.

Biarkan ia membuatku kecewa dan terluka karena masih ada karma yang siap datang kepadanya. Meski aku terluka tak ada yang bisa aku lakukan selain bersabar. Cukup Tuhan yang mengadili dan membalas semua perbuatan seseorang yang pernah membuatku terluka. Ada karma yang akan membalas perbuatan seseorang, ada karma yang akan mengadilinya sehingga tak perlu membalas dengan hal yang sama.

Kau Menyakitiku Biarlah Menjadi Urusanmu Sendiri Tanpa Aku Harus Menyamakan Diri Sepertimu.

Biarlah aku terlihat bodoh yang tetap diam meski kamu sakiti, namun biarlah kau menyakitiku dan biarlah semua itu menjadi urusanmu sendiri tanpa aku harus menyamakan diri seperti kamu.

Aku tidak ingin menyakitimu karena aku tidak ingin menjadi orang yang pendendam dan tak ingin menjadi orang yang menyakiti orang lain.

Meski kau pernah menyakitiku namun bukan berarti aku yang akan membalas perbuatanmu. Karena aku yakin masih ada karma yang akan tetap setia berjalan di belakang hingga kau mendapatkan balasan yang pantas.