Kisah Nyata : Hidup Bersama Mertua Itu Berat, Hingga Akhirnya Ku Talak Istriku
- shutterstock
Jakarta, Olret – Runtuh seruntuh-runtuhnya, Kemarin hari Kamis malam, saya menceraikan istri saya, menjatuhkan talak didepan keluarganya (ibunya dan saudara sepupu laki sebagai saksi), alasannya mungkin sudah kompleks dan usia pernikahan kami baru seumur jagung, baru 6 bulan, dan akhirnya harus berhenti dan di awal ramadhan yang merupakan bulan penuh berkah.
Jangan ditanya bagaimana rasanya, Runtuh dan hancur hati ini, kalau diceritakan, kami sama-sama keras kepala dan punya ego masing-masing. Aku gak mau mengalah karena harga diriku sebagai suami yang merupakan kepala rumah tangga.
Dia istri yang bisa dibilang hebat tapi sering merendahkanku terutama di depan ibunya, masalah ekonomi juga turut andil, yang karena perbedaan gaji kami yang lumayan beda, dan prinsip ke keluarga kami yang ingin didahulukan masing-masing.
Dia yang gampang meminta maaf tapi dengan mudah pula mengulangi yang menurutku kesalahan dan keras kepala dan aku yang cukup dengan egoku saja.
Sebelumnya kutinggalkan dia bersama ibu mertua di rumahnya hampir sebulan, sebenarnya cuma niat seminggu (di tinggal ke rumah orang tuaku yang jaraknya cuma 5 menit perjalanan pakai motor), seminggu aku tinggal karena beberapa kali dia tidak mempedulikan perintahku yang dianggap receh olehnya.
Apalagi dibantah juga di hadapan ibunya, aku yang awalnya setuju tinggal di sana karena ingin menemani ibunya yang sendiri, lama-lama juga memendam kecewa dan frustasi sendiri, lama2 ditahan juga sampai kepuncaknya, orang tuanya dan orang tuaku sangat berbeda.
Ibunya sering mengomentari apa pun masalah atau sesuatu yang tidak sesuai kemauannya, dan istriku juga demikian, jadi lah dua kekuatan yang ibaratnya susah aku pahami.