Belum Move On Bukan Berharap Kembali, Bisa Pula Karena Masih Begitu Membenci
- google image
Olret – Bukan berarti seseorang belum bisa move on dari mantan, itu karena dia masih mengharapkan mantan kembali. Dia belum benar-benar melupakan, karena tumbuh rasa benci yang teramat kuat dalam hatinya, sebab luka dan trauma yang disebabkan oleh mantan juga begitu dalam.
Hal ini terjadi, pertama, karena kekuatan tiap orang dalam menghadapi masalah dan luka itu berbeda. Ada yang kuat dan baik-baik saja, juga mudah melupakan. Ada yang sampai putus asa, trauma bahkan memilih untuk mengakhiri hidup, sebab tak tahan pada rasa sakitnya.
Kedua, bisa karena luka yang diberikan mantan itu juga bukan main-main. Bukan hanya mengkhianati dan meninggalkan. Manusia itu bisa menjadi begitu menakutkan dengan segala keegoisan yang dimiliki. Dia tega untuk menghancurkan hidup seseorang, hanya untuk kesenangannya sendiri.
Intinya, kisah hidup, masalah dan ujian tiap orang itu berbeda, jadi jangan menyemaratakan, apalagi menjugdge dan menganggap sepele masalah orang lain. Sebab, saat kamu yang akhirnya ditakdirkan mendapatkan masalah serupa dengan dia yang kamu sepelekan, kamu belum tentu kuat menjalaninya atau bisa berakhir gila.
Dia Sungguh Ikhlas Mantannya Pergi, Tapi Belum Bisa Mengikhlaskan Rasa Sakit dan Pengkhianatan Yang Ditinggalkan
Sungguh rasa benci atas luka itu, menumbuhkan trauma dan penyesalan atas pertemuan yang telah terjadi. Dan jika dia bisa mengulang waktu, dia akan memilih untuk tidak bertemu, percaya dan jatuh cinta pada seseorang yang salah.
Sebab bukannya dia tak ikhlas mantannya pergi, dia hanya belum bisa melupakan dan mengikhlaskan rasa sakit yang ditinggalkan. Rasa sakit yang membuatny serasa menjadi seseorang yang tak pantas diperjuangkan, dihargai dan dicintai.
Belum lagi, saat dia sudah berusaha memperjuangkan dan mengorbankan banyak hal, tapi akhirnya disakiti dan ditinggalkan. Tanyakan seberapa dalam luka dan keikhlasan yang harus diberikan?
Dia Sama Sekali Tak Mengharap Mantannya Kembali. Hanya Saja Dia Masih Menyesali Kebodohannya Saat Percaya Pada Seorang Pengkhianat
Dia belum bisa move on, sama sekali bukan karena mengharapkan mantannya kembali. Sebab, dia sendiri menyadari bahwa hubungan dengan mantannya adalah hubungan terbodoh dan terburuk yang pernah dia jalani.
Dimana saat Tuhan sudah sering memberikan kode dengan menunjukkan bahwa dia sedang berjuang untuk orang yang salah. Dia memilih untuk tetap bertahan dan tetap yakin pada hubungan tak sehat itu. Dia tetap berjuang, bertahan hingga memberikan segalanya, meski sering diabaikan dan tidak dianggap.
Sehingga saat akhirnya, Tuhan turun tangan dengan memisahkan. Dia tersadar dan menangis. Menangisi dan menyesali segala kebodohan yang dia lakukan selama menjalani hubungan yang telah berlalu itu.
Dia Bukannya Belum Bisa Move On. Tapi Rasa Benci Dalam Hatinya, Membuatnya Tak Mudah Percaya Pada Orang Baru. Dia Masih Menunggu Karma Itu Menimpa Orang-Orang Yang Menyakitinya
Bohong, jika ada orang berkata bahwa dia baik-baik saja setelah dikhianati dan disakiti. Di lubuk paling dalam hatinya pasti ada rasa benci yang timbul. Hanya saja ada yang mampu mengendalikannya, ada yang tak kuat dan butuh tempat mengadu, juga mengeluh.
Setiap orang yang disakiti, sangat ingin membuat dan melihat mereka yang menyakiti mendapatkan karmanya sendiri. Nah, rasa benci itulah yang membuat dirinya belum bisa move on dan percaya kembali pada orang baru. Dia belum bisa melepaskan dan memaafkan dirinya dari luka masa lalu. Sehingga kebahagiaan yang hadir, juga terasa hampa.