Aku Ingin Menua Bersamamu, Namun Perlakuan Burukmu Mengikis Harapan Itu Perlahan

Cara Terbaik Memutuskan Pasangan Psikopat
Sumber :
  • Freepik.com

Olret – Sejak pertama kali semesta menyatukan, sungguh saat itu aku hanya ingin bersamamu hingga akhir. Aku berusaha berubah menjadi lebih baik bagimu, selalu lebih dulu mengutamakanmu dalam segala hal dan berupaya untuk menjadikan kamu sebagai prioritas pertama dalam hidupku. Sungguh, Aku ingin menua bersamamu dan menghabiskan segala waktu bersama.

Namun, semakin lama hubungan kita berjalan, aku merasa kamu membutuhkanku namun tidak bisa menghargaiku. Aku merasa kamu semakin toxic hari ke hari, sehingga membuatku mulai berpikir untuk pergi. Perasaan tak cintai dan sulit untuk bersyukur atas hubungan yang jalin semakin kuat membayangi.

Hingga aku lelah, harapan untuk bersamamu semakin tipis dan akhirnya aku mengambil keputusan yang paling berat yaitu pergi. Maafkan aku, bukan hal yang mudah pula bagiku untuk mengambil pilihan ini. Bukan hal mudah pula untukku saat ingin mengakhiri perjuangan kita berdua selama ini.

Namun, perlakuan burukmu membuatku tak tahan. Aku tak mampu bertahan meski sehebat apapun rasa cinta dan khawatir yang tertanam di hatiku setiap kali memikirkanmu.

Saat Pertama Kali Kata Syah Terucap. Harapan Terbesarku Adalah Menua Bersamamu. Bagiku Kamu Segalanya dan Jodoh Terbaik Yang Kunantikan.

 

Tanda Bahwa Istrimu Memiliki Prilaku yang Kasar

Photo :
  • shutterstock

 

Kita dipertemukan saat aku sedang begitu terpuruk dalam hidup. Kamu bukan hanya hadir sebagai pendengar dan pelindung yang baik. Namun, juga menyembuhkan luka dan kecewa dalam hatiku perlahan. Hingga kamu membuktikan perasaanmu dengan menghalalkanku dan menjadi jodoh terbaik yang selama ini aku nanti.

Sehingga, setelah kata syah itu terucap, aku mempunyai tugas dan tanggung jawab baru. Percayalah, itu merupakan momen yang paling membahagiakan dalam hidupku. Tentu saja, harapan terbesarku adalah menua bersamamu dan bisa membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah. Meski ada satu dua ujian, aku akan berusaha untuk bertahan dan menerima kamu apa adanya juga sepenuhnya.

Aku Tahu Setiap Orang Bisa Saja Berubah. Namun, Aku Tidak Menyangka, Semakin Lama Justru Kamu Menjadi Semakin Toxic Dalam Hubungan Ini.

 

Memiliki sikap yang kasar

Photo :
  • -

 

Mungkin ini karma, karena aku juga tak tahu apa yang salah dalam hubungan kita. Mungkin, karena dulu pernah kujadikan kamu sebagai pelampiasan hatiku yang terluka di awal hubungan. Sekarang aku menuai akibatnya.

Semakin kesini, kamu bukan menjadi pasangan yang terbaik, justru kamu semakin toxic dan posesif. Mudah curiga, mudah cemburu dan ingin mendominasi hubungan yang kita jalin. Apapun yang aku lakukan selalu salah buatmu dan kamupun sulit menghargai perjuanganku. Sulit bagiku mensyukuri hubungan yang kita jalin. Hingga muncul perasaan seakan, aku sedang berjuang sendirian dalam hubungan ini.

Padahal Dalam Hubungan yang Sehat. Seharusnya Kamu Tidak Hanya Membutuhkanku, Namun Juga Bisa Menghargai Perjuanganku Dengan Sepadan.

 

Tulus mencintaiku

Photo :
  • instagram.com @brandownwoefell

 

Aku bisa merasa bahwa kamu membutuhkanku. Setiap kali aku pergi atau marah, kamu akan mengiba dan memintaku untuk kembali padamu. Namun, meski aku merasa dibutuhkan, hatiku terasa hampa, karena tidak mendapatkan balasan yang sepadan. Kamu tidak bisa menghargai, mudah menyalahkan, cemburu dan posesif tanpa alasan.

Sedang, aku mulai lelah dengan hubungan yang seperti ini. Aku lelah saat kita harus bertengkar setiap waktu, kamu selalu menyepelekan usahaku dan memperdebatkan masalah yang tidak penting. Aku lelah dengan banyak drama yang mulai kita ciptakan, perlakuan burukmu yang tidak masuk akal dan pemaksaan hanya untuk menunjukkan kamu seolah punya kuasa atas diriku.

Padahal kamu tahu, dalam hubungan yang sehat bukan hanya saling membutuhkan, justru terpenting adalah bisa menghargai satu sama lain.

Sudah Banyak Kesempatan dan Kata Maaf Terucap. Namun, Tak Sadarkah Kamu, Hubungan Kita Bukannya Membaik Namun Semakin Memburuk

Meski sudah berusaha untuk bertahan, memaafkan dan kembali bersama lagi, entah untuk kesekian kalinya. Hubungan ini bukannya membaik namun justru semakin memburuk.

Aku pun juga semakin sulit bersabar, lebih senang menantang dan tak lagi hanya berdiam diri ketika diperlakukan tidak adil. Sehingga lebih banyak pertengkaran daripada keharmonisan. Hubungan semakin sulit untuk dijalani.

Karena Itu Aku Menyerah dan Pergi. Harapan Menua Bersamamu Semakin Menghilang. Dan Aku Mulai Memikirkan Kebahagiaanku Sendiri

Keputusan tersulit dalam hidupku adalah saat aku memilih untuk benar-benar pergi dari sisimu. Terkadang aku sungguh menyesalinya dan ingin berbalik. Namun, setiap kali mengingat perlakuanmu, aku berpikir ulang soal kebahagiaanku sendiri.

Percayalah, aku sungguh ingin menua bersamamu dan menjalani akhir waktu denganmu. Tapi, ketika semakin sulit bagiku merasa bahagia serta banyaknya kesempatan bersama yang gagal lagi dan lagi. Aku berpikir bahwa keputusan inilah yang terbaik.

Aku selalu berdoa, jika kita memang masih diberikan kesempatan menjadi jodoh di lain waktu. Semoga kamu memperlakukanku dengan selayaknya dan cita cita rumah tangga SAMAWA bisa terwujud. Namun, jika kamu menemukan orang lain, semoga kamu lebih bahagia dan sembuh dari ketoxicanmu bersamanya.

Maafkan aku yang menyerah.