Dia Adalah Perempuan yang Berusaha Memeluk Dirinya Dengan Doa-Doa

Anak perempuan pertama
Sumber :
  • instagram

Olret – Pada suatu sore ada seorang perempuan berusia dua puluh tahunan duduk di tepian danau. Angin lembut membelai khimarnya yang lebar. Tanda bahwa ia muslimah yang sedang belajar mencintai Tuhan-nya. Agar ia juga pantas dicintai, katanya. Dia adalah perempuan yang sedang berusaha memeluk dirinya dengan doa-doa.

Air di hadapannya menenangkan hati. Pepohonan hijau memanjakan mata. Dan suara burung mendamaikan jiwanya. Ia bertanya dalam hati, "Bagaimana dengan surga Allah yang katanya indah sekali? Bahkan dunia tidak ada apa-apanya".

Ia Menulis Sesuatu Pada Diarinya, Dia Adalah Perempuan yang Sedang Memperbaiki Diri Dengan Taat Hingga Jodoh dan Ajal Menjemput.

Seperti biasa, ia menulis sesuatu pada diary-nya. Rupanya sejak tadi siang ia duduk pada sebuah kayu bekas pohon yang tumbang; sendirian. Seperti hatinya yang juga bisa runtuh jika imannya goyah. Rapuh jika tak benar-benar kuat menopang.

Dia bilang ingin mencari ketenangan dari hiruk pikuk dunia yang kian melenakan. Merenung atas dosa-dosa yang sudah menggunung. Atas kesalahan yang dilakukannya berulang-ulang. Atas masa lalu yang memalukan.

Tidak gerimis, tapi basah pipinya. Tidak hujan, tapi kuyup hatinya. Ia menangis. Dunia yang meninabobokan. Ia cintai dengan terlalu berlebihan.  Episode kehidupan akan terus berlanjut. Langit mulai menggelap. Waktunya pulang. Berkata lirih dalam hati. Banyak hal yang harus diperbaiki. Semoga ada hal-hal baik membersamai.

Dia adalah perempuan yang sedang berusaha memeluk dirinya dengan doa-doa.

Dia Juga Sedang Belajar Mencintai Sesuai Dengan Syariat, Karena Sadar Bahwa Tak Banyak yang Tahu Cara Mencintai Dengan Syariat.

Memiliki rasa cinta tidaklah pernah salah, karena itu adalah fitrah. Fitrah rasa datangnya dari Allah. Maka tiadalah salah, jika kita berkata kita menyukai seseorang. Mencintai dan dicintai tidaklah salah, lantas apa yang salah? yang salah adalah cara kita meluapkannya.

Sebagian orang hanya tak paham cara mencintai dengan versi terbaik menurut syariat-Nya. Bagaimana cara mencintai berdasarkan syariat-Nya? Menikah. Menikah cara mencintai terbaik yang diridhoi-Nya.

Takdir senantiasa ada pada tuan. Dengan takdir yang kita terima pula kita tumbuh dewasa. Dengan takdir yang membawa kita untuk ribuan kali mencintai dan ribuan kali merasakan kepedihan hati karena perpisahan.

Karena inilah menjadi manusia itu berat. Teguhkan hati. Zat yang telah menciptakan hati telah membuatnya mampu meluas sampai tak terhingga. Hati tidak akan menjadi penuh dengan semakin mencintai. Sebaliknya, semakin engkau mencintai, hati akan semakin meluas.

Sekarang, siapkah membuka pintu hatimu seluas-luasnya untuk mencintai:)?

Suatu hari Rasulullah Saw. bertanya kepada sahabat Ali. Jawaban terakhir Rasulullah Saw. 'Kalau begitu wahai, Ali! Bagaimana mungkin dalam satu hati ada empat cinta? (Cinta Allah Swt., utusan-Nya Saw., Fatimah putri utusan-Nya, Hasan dan Husain) Bagaimana mungkin hati muat menampungnya?'

Ali yang merupakan pintunya ilmu tidak tahu harus menjawab apa. Sesampainya di rumah Ali bercerita pada Fatimah. Bahwa pertanyaan tersebut bukan tidak mungkin untuk dijawab. Sebagaimana setiap manusia memiliki sisi kanan, kiri, depan, dan belakang, hati juga memiliki sisi, martabat yang berbeda-beda.

Untuk itu, 'aku mencintai Allah dengan akal dan imanku, mencintai Rasulullah Saw. dengan ruhku, mencintai Fatimah dengan nafsuku sebagai manusia, dan mencintai Hasan dan Husein dengan fitrahku sebagai seorang ayah' sehingga terjawab sudah pertanyaan itu.

Demikianlah baginda Fatimah az-Zahra telah memberi penerangan kepada kita bahwa hati tidak akan menyempit dengan semakin mencintai. Sebaliknya, ia akan semakin meluas.