Belajar Dari Kasus Siswa Magang Yang Dimaki Istri Bripka, Pentingnya Memanusiakan Manusia!
- viva. co. id
Olret –Belajar Dari Kasus Siswa Magang Yang Dimaki Istri Seorang Bripka Mengingatkan Jika Memanusiakan Manusia Itu Penting!
Video viral seorang istri polisi yang bertugas di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur bernama Luluk Sofiatul Jannah yang memaki siswi magang di salah satu pusat dunia mendapatkan banyak perhatian.
Luluk Sofiatul Jannah adalah istri dari anggota Polres Probolinggo bernama Bripka Nuril Huda.
Imbas dari viralnya video tersebut kini jabatan Bripka Nuril Huda dicopot dan disidang.
Hal itu disampaikan Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardhana ketika menyambangi SMK Negeri 1 Probolinggo saat mediasi istri Bripka Nuril Huda, Luluk Sofiatul Jannah dengan siswa magang yang dibentak.
Kondisi siswi magang itu sendiri sempat mengalami trauma. Humas SMKN 1 Probolinggo, Juni Hidayati mengatakan siswinya mengalami trauma hingga dua hari. Siswinya tak berhenti menangis dan mengalami kecemasan.
Pihak sekolah maupun manajemen pusat dunia berusaha membantu siswa tersebut. Untuk menghilangkan rasa trauma sekaligus agar bisa menuntaskan program magang, siswi tersebut dipindah ke bagian back office. Sebelumnya dia menjadi pramuniaga.
Memanusiakan Manusia Begitu Sulitkah?
Dalam video tersebut, selain membentak siswi magang, Istri Bripka Nuril, Luluk Sofiatul Jannah juga memaki dengan menyebut siswi magang itu 'cuma babu'. Hal inilah yang membuat netizen geram.
Padahal sebagai seorang istri Bripka atau ibu bhayangkari yang mengabdi di Negara. Seharusnya bisa memberikan sikap yang bisa dicontoh. Bukannya arogan dan tidak beretika.
Selain itu tindakannya juga bisa disebut tidak memanusiakan manusia.
Apa Itu Memanusiakan Manusia?
Memanusiakan manusia artinya memiliki sikap yang bisa menghargai dan menghormati sesamanya. Tidak memandang status, latar belakang dan pekerjaan.
Bukan berarti hanya karena siswa tersebut masih magang atau seorang pramuniaga. Maka dalam hal ini Ibu Bhayangkara Luluk Sofiatul Jannah sebagai pelanggan bisa seenaknya membentak atau memaki.
Apalagi siswi tersebut sama sekali tidak melakukan kesalahan, tetap berusaha sopan dan hanya menjalankan SOP di tempat kerja.
Belajar dari kasus tersebut, kita diingatkan kembali untuk lebih memanusiakan manusia dimanapun dan kapanpun. Bukannya menunggu viral atau mendapatkan hujatan balik dari netizen baru meminta maaf dan mengakui kesalahan.
Ironisnya, sebenarnya banyak sekali kejadian viral yang kekurangan sisi empati dan sikap tidak memanusiakan manusia di masyarakat.
Hujatan, makian dan bentakan seringkali dilontarkan oleh pihak yang merasa lebih berkuasa (punya uang dan jabatan) pada orang yang terlihat lebih lemah.
Padahal di Indonesia, sikap memanusiakan manusia telah diajarkan melalui Pancasila, tepatnya melalui sila ke-2 yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Sila ini mengajarkan masyarakat agar selalu adil dan tidak membedakan latar belakang.
Bagaimana Membentuk Sikap Memanusiakan Manusia?
Ada banyak cara sederhana untuk belajar memanusiakan manusia.
Seperti meningkatkan sikap menghargai dan menghormati pada siapapun, membantu orang dalam kesulitan, tidak semena-mena dengan orang lain, dan mau berteman dengan siapa saja.
Anda hanya perlu kesadaran diri dan pemahaman untuk bisa terus melakukannya.