Menikah Bukan Hanya Soal Cinta dan Kesetiaan. Tapi, Biaya Hidup Yang Panjang Satu Keluarga

Menikah itu ibadah
Sumber :
  • tvN

Olret –Menikah Bukan Hanya Soal Cinta dan Kesetiaan. Tapi, Biaya Hidup Yang Panjang Satu Keluarga 

"Pentingnya bicara soal finansial sebelum menikah" 

Tidak bisa dipungkiri jika pola pemikiran soal pernikahan jaman dulu dan jaman sekarang itu berbeda. Apalagi jaman sekarang seorang perempuan bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan yang cukup besar sebelum menikah. 

Sehingga wajar dan realistis untuk mengkomunikasikan masalah finansial dengan calon pasangan. 

Ditambah lagi jika mendapatkan calon suami masih memegang prinsip patriarki. Dimana mengharuskan istri tidak berpenghasilan dan hanya fokus mengurus rumah, suami dan anak-anak. 

Jika memang seperti itu, calon suami juga harus meyakinkan jika pendapatannya cukup untuk kebutuhan seluruh keluarga dalam waktu yang panjang. 

Menikah Memang Ibadah, Tapi Ibadah Tidak Akan Tenang dan Khusu' Jika Finansial Tidak Cukup 

Salah satu tujuan menikah adalah untuk menggenapi separuh agama dan ibadah. Karena itu, segala perlakuan baik antar suami istri akan bernilai pahala. Suami yang mampu menjadi pemimpin yang bijak dan memenuhi tanggung jawab. Istri yang ikhlas menjalani perannya. 

Namun, pernikahan yang seharusnya menjadi ibadah terindah, terlama dan terbaik. Bisa saja timbul huru-hara sampai perpisahan jika terkena masalah finansial. 

Suami yang tidak kreatif dalam mencari rezeki dan tidak mau tahu cukup atau tidaknya penghasilan untuk kebutuhan. Namun selalu menuntut istri untuk "nerimo" dan masih melarang istri bekerja. 

Hal ini tentu menjadi beban sampai pertengkaran dalam rumah tangga. Ditambah lagi, ketika muncul perasaan tidak bersyukur hingga membandingkan dengan rumah tangga lain. 

Menikah Memang Butuh Cinta dan Kesetiaan. Tapi Biaya Hidup Tidak Bisa Dibayar Dengan Cinta Atau Pelukan 

Dalam hubungan rumah tangga pondasi terpenting memang cinta dan kesetiaan. Jika tidak ada dua hal itu, hubungan akan terasa hambar, tidak nyaman dan mudah goyah. 

Namun, biaya hidup atau finansial juga memiliki peranan penting. Kamu dan pasangan punya banyak kebutuhan dan tanggungan untuk dibayar. Belum lagi dengan pendidikan anak-anak kedepannya.

Menikah Butuh Kesiapan. Apalagi Pola Pikir Perempuan Melihat Finansial Dalam Pernikahan Tidak Lagi Sama Seperti Dulu 

Saat sistem patriarki masih mendominasi, banyak perempuan dan istri tidak akan speak up soal keluhan masalah finansial rumah tangga. Mereka berusaha untuk nerimo sampai mencukup-cukupkan penghasilan. 

Namun, di jaman sekarang, perempuan punya peluang untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan yang lebih besar. 

Karena itu, beberapa perempuan mulai berpikir realistis. Jika dia menikah, maka selain bisa menjadi imam yang baik. Pria juga harus bisa mencukupkan kebutuhan finansial perempuan, sama seperti saat dia bekerja dulunya. 

Menikah Bukan Hanya Bertujuan Samawa Tapi Juga Upgrade Kualitas Hidup, Bukan Downgrade 

Jaman sekarang, banyak orang lebih selektif untuk menikah, khususnya saat memilih pasangan. Sebab tujuan menikah bukan hanya lagi Samawa dan Qana'ah. Tapi, juga untuk meningkatkan kualitas hidup. 

Karena itu, sistem patriarki sudah tidak relevan, kecuali calon suami memang punya harta berlebih untuk mencukupi semua kebutuhan, termasuk gaya hidup istri sama seperti sebelum menikah. 

Rumah tangga sekarang lebih ke teamwork. Urusan rumah tangga maupun finansial seimbang. Suami istri bisa sama-sama bekerja begitupun sama-sama mengatur rumah tangga. 

Menikah Adalah Takdir. Tapi, Kamu Bisa Memilih Yang Terbaik Dengan Membicarakannya Segalanya Sebelum Menikah Termasuk Urusan Finansial

Sebenarnya di jaman sekarang, menikah bisa jadi pilihan. Kamu bisa saja memilih tidak menikah, jika merasa tidak menginginkan. Tapi, lebih banyak orang masih menganggap menikah itu takdir dan keharusan. 

Namun meskipun takdir sekalipun. Bukan berarti tidak ada ikhtiar untuk mendapatkan pendamping yang terbaik.

Karena itu, ketika masih pendekatan, usahakan jangan fokus pada kebucinan terlebih dahulu. Obrolkan soal masa depan, seperti tujuan, visi misi termasuk masalah finansial.