Tak Ada Ruang untuk Mundur dan Menyerah

Ilustrasi Pasangan
Sumber :
  • Pexels/Summer Stock

Olret – Letupan kemenangan menungguku

Sesekali, ingin mematikan semangat

Namun, api itu dikobarkan lagi

Semakin membara, semakin membakar

 

Tak sedikitpun ruang untuk mundur

Nasib baik mengepungku

Langkah kakiku terseret mengikuti Sang Tuan

Jalan pintas menyapaku untuk singgah

 

Tak kupungkiri aku mendambanya

Kujelajahi waktu dalam percepatan ini

Berharap Tuan selalu menuntunku

Tak kuasa

Tak Kuasa

Anganku seakan terkendali

Tegap dan suaraku tertahan

Tubuh ini layaknya wayang

 

Tak kuasa

Pijakanku terdikte

Ceritaku sudah tergores

Tubuh ini hanya pinjaman

 

Kelak hati akan melihat

Wayang demi wayang telah memenuhi

Panggung gegap gempita kehidupan

Dunia ini begitu kerdil

Gula

Gula-gula yang memenuhi lambungku

Silih berganti diberi dan diantar

Siklus glukosa yang singgah di pekaranganku

Tak punya tapi berlebih

 

Terkadang, kumerasa gamang

Mampukah aku bertahan?

Namun, ide itu seketika terhempas

Tuhan menggenggam tanganku erat

Menuntunku melompat

Semakin lihat, semakin kuat

Tak lagi memusingkan perkara gula

 

Semesta telah didikte

Gula itu memang milikku

Cahaya Bintang

Bagai langit malam

Kelamnya menampakkan cahaya bintang

Gulitanya melebur lelah

Pekatnya menunjukkan waktu merebah

 

Bagai langit malam

Nyanyian sunyi mengantar ruang-ruang lelap

Bisikan dingin mengisi di antaranya

Tanpanya, aku mampu melihat orion

 

Bagai langit malam

Petunjuk alam semakin jelas, hanya ketika malam

Bulan penuh menggantung sebagai tanda

Dan kala ia menghilang,

hangat mentari tak menimbulkan sesal 

Kala Itu

Kala itu, aku terlalu takut untuk melangkah

Namun, ia tak henti menarikku

Menarikku keluar dari kungkungan rasa

Dan agaknya, ia berhasil

Di detik akhir, aku mengintip dan meyakinkan diri

 

Ini tidaklah sulit

Aku hanya perlu menulis

Dan sisanya, serahkan pada Sang Pengatur

Gulungan kata itupun dapat diterima

 

Semua suka cita membuatku membuka mata

Kejut pun tak terelakkan

Aku bisa, seperti suntikan optimis yang selalu ia suarakan untukku, waktu itu

Dan hari ini, tepat satu tahun sejak langkah pertamaku di dunia aksara

Terima kasih, kamu

Terima kasih, kalian

Terima kasih, aku