Aku Sayang Ibu, Katanya
- Pixabay/IqbalStock
Olret – Ibu mungkin menjadi sosok yang sangat istimewa bagi sebagian orang. Ibu tidak hanya menjadi orang tua yang memiliki kedekatan emosial dengan sang anak. Namun ibu juga menjadi panutan dan sumber semangat bagi anak dalam menjalani hidup.
Ibu adalah tempat pertama untuk pulang ketika anak merasa lelah dan lemah. Ketika waktu bergulir dan seseorang semakin beranjak dewasa, ibu tetap di sana untuk menjadi orang pertama yang menyambutmu.
Apa pun fase hidup yang sedang dijalani, ibu selalu setia menjadi garda terdepan untuk mendukung dan mendoakan.
Bagi anak, ibu mungkin segalanya, tetapi bagi ibu, anak adalah dunianya. Meski tak jarang, dalam menjalani kehidupan yang semakin berat ketika beranjak dewasa, anak mulai memiliki paham yang berbeda dengan orang tuanya.
Namun ibu tetap di sana dengan ketulusannya dan tidak pernah pergi sedikitpun.
Aku Sayang Ibu
Aku sayang ibu, katanya
Namun, perdebatan kosong kerap menghiasi hari
Aku sayang ibu, katanya
Namun, menolak inginnya menjadi suatu kebiasaan lumrah
Aku sayang ibu, katanya
Namun, bertahan dengan kepala batu seolah menjadi sebuah kebenaran
Benarkah begitu?
Waktu demi waktu berlalu
Aku kini meringis dan diselimuti sesal
Haruskah kata cinta itu terlontar sekali dalam setahun?
Haruskah wujud cinta itu hanya untuk memenuhi beranda sosial media
Tak ingin terjerat sesal, aku meraih tangannya dan mengecupnya lembut
Kupasangkan kedua sayap di bahunya
Ibu, mari ikut aku terbang
Dunia sudah tak indah lagi
Kerusakan dan berita kematian sudah begitu memuakkan
Meski dunia seisinya tak pernah bisa mengganti semua payahmu
Namun, izinkan aku memuliakanmu
Tak pernah ada kata terlambat 'kan?
Ibu, mari mengangkasa
Nirwana itu milikmu
Masuki dan tempati sesukamu