6 Tanda Kamu Belum Siap Menikah. Lebih Baik Jangan Memaksakan!
Olret – Faktanya, beberapa orang termasuk kamu terkadang masih sulit mengenali kesiapan diri sendiri. Merasa sudah siap menikah (secara umur sudah matang) namun ternyata ketika menjalani pernikahan itu, banyak mengalami kesulitan sampai merasa menyesal dengan pernikahan yang sudah terlanjur dijalani.
Ada pula yang bahkan menikah karena sudah tidak tahan dengan status jomblo, paksaan orang tua atau hal lainnya. Padahal, secara mental dan kesiapan, kamu atau pasanganmu sebenarnya belum merasa siap.
Karena itu, cobalah untuk intropeksi diri dulu, sudahkah kamu benar-benar siap untuk menikah dan menjalani mahligai rumah tangga?
Ingat! Jangan dulu berpikiran bahagianya saja, sebab menikah justru awal kamu berjuang keras bersama pasangan, serta bertanggungjawab pada seseorang.
Ibaratnya, menikah baru jadi pondasi dasarnya saja. Masih ada banyak hal yang dipikirkan serta dilakukan agar rumah itu bisa kokoh, awet, langgeng, bahagia sampai kematian memisahkan.
Jadi, jika kamu belum siap, minimal 6 hal ini, lebih baik persiapkan dahulu dengan baik daripada memaksa menikah dan berakhir menyakiti anak orang.
1. Finansial Yang Setidaknya Cukup Untuk Menghidupi Pasangan Serta Anak
Sungguh, masalah pertama yang paling sering ditemui dalam kehidupan rumah tangga, sampai mengakibatkan perpisahan adalah finansial. Meski pasangan sebenarnya siap menerima kamu apa adanya, tapi apakah kamu tega hanya bisa membuatnya hidup menderita bersamamu?
Oleh karena itu, pastikan kamu sudah memiliki finansial yang cukup untuk menghidupi keluarga dan calon anak-anak kalian kelak. Meski rezeki itu dari Tuhan, namun jika kamu tidak ada upaya mencari, mengumpulkan, memutarbalikkan dan mengusahakannya.
Sama saja, kamu tidak bersyukur atas semua rezeki yang Tuhan telah persiapkan. Meski, sederhana, pastikan saja kamu sudah menyiapkan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan terlebih dahulu.
2. Kesetiaan dan Komitmen
Bisa saja kamu adalah mantan playboy/playgirl dahulunya. Saat itu kamu masih belum bisa memahami makna kesetiaan dan komitmen, karena pada dasarnya masih ingin bermain-main serta tidak serius saat menjalin suatu hubungan.
Namun, kalau sudah memutuskan untuk menikah, berjanji di hadapan Tuhan, wali, dan saksi untuk membahagiakan pasangan. Maka Jangan pernah SELINGKUH!
Jika memang belum merasa siap dan masih ingin berpetualang cinta. Ya! Jangan menikah dahulu. Nikmatilah dahulu petualanganmu sampai Tuhan menegurmu dengan caraNya sendiri.
Karena jika kamu masih tidak bisa setia, padahal sudah menikahi seseorang. Maka penyesalan yang akan kamu dapat akan berlipat ganda.
Sungguh berpisah baik-baik, lebih bermartabat daripada menyelingkuhi pasangan.
3. Belum Siap Menerapkan Peran Dan Tanggung Jawab Baru
Jika masih sering muncul keinginan untuk lebih senang kumpul bareng teman. Masih belum siap jika harus bertanggung jawab pada seseorang dan membahagiakannya lahir batin.
Sampai sudah tahu tanggung jawab dan peran baru, tapi masih suka melalaikannya. Lebih baik jangan menikah terlebih dahulu.
Menikah itu berat. Ada tanggung jawab dan peran baru, ada prioritas baru, ada kebiasaan-kebiasaan baru yang harus kamu kerjakan.
Kamu tidak bisa hidup sama seperti saat masih lajang yang bebas melakukan apa pun semaumu sendiri. Setelah menikah, kamu mempunyai pasangan dan tanggung jawab yang akan kamu emban.
4. Masih Belum Bisa Mengendalikan Emosi dan Lebih Banyak Bersabar
Jika kamu masih suka marah-marah tidak jelas, menghancurkan apa saja ketika marah, bahkan melakukan tindakan kekerasan pada seseorang. Lebih baik jangan menikah dahulu.
Karena jika kamu memaksakan diri, sangat mungkin rumah tanggamu kelak akan menjadi neraka baru untuk pasangan. Apalagi jika dia lebih lemah secara fisik daripada kamu.
Belajarlah mengendalikan diri, menyelesaikan masalah dengan cara yang baik, mau mendengarkan nasihat dan menjalankannya serta lebih banyak bersabar. Jika kamu belum matang secara emosional, pernikahan tidak akan bertahan lama.
5. Visi Misi dan Tujuan Hidup Pasangan
Bukan hanya dirimu, tapi kesiapan pasangan juga penting untuk dicari tahu dan dipertanyakan soal pernikahan. Karena nantinya, kamu akan menghabiskan seumur hidup bersamanya dalam menjalani bahtera rumah tangga. sehingga watak, pemikiran, sikap/sifatnya sedikit banyak sudah kamu ketahui.
Selain itu, visi misi, pandangan dan tujuan hidupnya juga harus kamu kenali. Apakah dia bisa sejalan denganmu atau ternyata punya pandangan berbeda dari apa yang kamu harapkan. Ingat! Menikah itu bukan saatnya untuk bucin lagi pada seseorang.
Kamu juga harus memikirkan, mementingkan dan membahagiakan dirimu sendiri saat sudah menikah nanti. Bukan terus berjuang sendirian atau perasaan, pada pasangan yang sebenarnya tidak layak untuk diperjuangkan.
6. Menikah Karena Terburu-Buru
Selanjutnya, cobalah intropeksi diri, apakah alasan kamu harus segera menikah? Apakah karena sudah benar-benar siap dan yakin menemukan orang yang tepat atau karena alasan tertentu yang tidak ada hubungannya dengan pernikahan.
Seperti iri pada teman-teman yang sudah menikah terlebih dahulu, paksaan orang tua, terlanjur bucin pada seseorang, atau alasan lainnya.
Sebab pernikahan yang dipaksakan/terburu-buru itu. Seringkali punya akhir yang tidak baik. misal perceraian atau kehidupan yang sulit membuatmu bahagia.
Olret – Faktanya, beberapa orang termasuk kamu terkadang masih sulit mengenali kesiapan diri sendiri. Merasa sudah siap menikah (secara umur sudah matang) namun ternyata ketika menjalani pernikahan itu, banyak mengalami kesulitan sampai merasa menyesal dengan pernikahan yang sudah terlanjur dijalani.
Ada pula yang bahkan menikah karena sudah tidak tahan dengan status jomblo, paksaan orang tua atau hal lainnya. Padahal, secara mental dan kesiapan, kamu atau pasanganmu sebenarnya belum merasa siap.
Karena itu, cobalah untuk intropeksi diri dulu, sudahkah kamu benar-benar siap untuk menikah dan menjalani mahligai rumah tangga?
Ingat! Jangan dulu berpikiran bahagianya saja, sebab menikah justru awal kamu berjuang keras bersama pasangan, serta bertanggungjawab pada seseorang.
Ibaratnya, menikah baru jadi pondasi dasarnya saja. Masih ada banyak hal yang dipikirkan serta dilakukan agar rumah itu bisa kokoh, awet, langgeng, bahagia sampai kematian memisahkan.
Jadi, jika kamu belum siap, minimal 6 hal ini, lebih baik persiapkan dahulu dengan baik daripada memaksa menikah dan berakhir menyakiti anak orang.
1. Finansial Yang Setidaknya Cukup Untuk Menghidupi Pasangan Serta Anak
Sungguh, masalah pertama yang paling sering ditemui dalam kehidupan rumah tangga, sampai mengakibatkan perpisahan adalah finansial. Meski pasangan sebenarnya siap menerima kamu apa adanya, tapi apakah kamu tega hanya bisa membuatnya hidup menderita bersamamu?
Oleh karena itu, pastikan kamu sudah memiliki finansial yang cukup untuk menghidupi keluarga dan calon anak-anak kalian kelak. Meski rezeki itu dari Tuhan, namun jika kamu tidak ada upaya mencari, mengumpulkan, memutarbalikkan dan mengusahakannya.
Sama saja, kamu tidak bersyukur atas semua rezeki yang Tuhan telah persiapkan. Meski, sederhana, pastikan saja kamu sudah menyiapkan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan terlebih dahulu.
2. Kesetiaan dan Komitmen
Bisa saja kamu adalah mantan playboy/playgirl dahulunya. Saat itu kamu masih belum bisa memahami makna kesetiaan dan komitmen, karena pada dasarnya masih ingin bermain-main serta tidak serius saat menjalin suatu hubungan.
Namun, kalau sudah memutuskan untuk menikah, berjanji di hadapan Tuhan, wali, dan saksi untuk membahagiakan pasangan. Maka Jangan pernah SELINGKUH!
Jika memang belum merasa siap dan masih ingin berpetualang cinta. Ya! Jangan menikah dahulu. Nikmatilah dahulu petualanganmu sampai Tuhan menegurmu dengan caraNya sendiri.
Karena jika kamu masih tidak bisa setia, padahal sudah menikahi seseorang. Maka penyesalan yang akan kamu dapat akan berlipat ganda.
Sungguh berpisah baik-baik, lebih bermartabat daripada menyelingkuhi pasangan.
3. Belum Siap Menerapkan Peran Dan Tanggung Jawab Baru
Jika masih sering muncul keinginan untuk lebih senang kumpul bareng teman. Masih belum siap jika harus bertanggung jawab pada seseorang dan membahagiakannya lahir batin.
Sampai sudah tahu tanggung jawab dan peran baru, tapi masih suka melalaikannya. Lebih baik jangan menikah terlebih dahulu.
Menikah itu berat. Ada tanggung jawab dan peran baru, ada prioritas baru, ada kebiasaan-kebiasaan baru yang harus kamu kerjakan.
Kamu tidak bisa hidup sama seperti saat masih lajang yang bebas melakukan apa pun semaumu sendiri. Setelah menikah, kamu mempunyai pasangan dan tanggung jawab yang akan kamu emban.
4. Masih Belum Bisa Mengendalikan Emosi dan Lebih Banyak Bersabar
Jika kamu masih suka marah-marah tidak jelas, menghancurkan apa saja ketika marah, bahkan melakukan tindakan kekerasan pada seseorang. Lebih baik jangan menikah dahulu.
Karena jika kamu memaksakan diri, sangat mungkin rumah tanggamu kelak akan menjadi neraka baru untuk pasangan. Apalagi jika dia lebih lemah secara fisik daripada kamu.
Belajarlah mengendalikan diri, menyelesaikan masalah dengan cara yang baik, mau mendengarkan nasihat dan menjalankannya serta lebih banyak bersabar. Jika kamu belum matang secara emosional, pernikahan tidak akan bertahan lama.
5. Visi Misi dan Tujuan Hidup Pasangan
Bukan hanya dirimu, tapi kesiapan pasangan juga penting untuk dicari tahu dan dipertanyakan soal pernikahan. Karena nantinya, kamu akan menghabiskan seumur hidup bersamanya dalam menjalani bahtera rumah tangga. sehingga watak, pemikiran, sikap/sifatnya sedikit banyak sudah kamu ketahui.
Selain itu, visi misi, pandangan dan tujuan hidupnya juga harus kamu kenali. Apakah dia bisa sejalan denganmu atau ternyata punya pandangan berbeda dari apa yang kamu harapkan. Ingat! Menikah itu bukan saatnya untuk bucin lagi pada seseorang.
Kamu juga harus memikirkan, mementingkan dan membahagiakan dirimu sendiri saat sudah menikah nanti. Bukan terus berjuang sendirian atau perasaan, pada pasangan yang sebenarnya tidak layak untuk diperjuangkan.
6. Menikah Karena Terburu-Buru
Selanjutnya, cobalah intropeksi diri, apakah alasan kamu harus segera menikah? Apakah karena sudah benar-benar siap dan yakin menemukan orang yang tepat atau karena alasan tertentu yang tidak ada hubungannya dengan pernikahan.
Seperti iri pada teman-teman yang sudah menikah terlebih dahulu, paksaan orang tua, terlanjur bucin pada seseorang, atau alasan lainnya.
Sebab pernikahan yang dipaksakan/terburu-buru itu. Seringkali punya akhir yang tidak baik. misal perceraian atau kehidupan yang sulit membuatmu bahagia.
Pikirkanlah matang-matang saat ingin menikah. Dan semoga saat kamu menikah nanti, itu adalah pernikahan seumur hidup sekali yang membahagiakan. Amin. Â
Artikel ini merupakan tulisan Ika Tusiana, salah satu conten creator dari Bapermulu.comÂ