Dear Mantan, Terima kasih Atas Kata Putusnya Karena Memutuskanku Dari Dosa
Olret – Dear Mantan, Dulu aku memang lemah, sibuk menangis sesaat ketika kata putus kuterima dari seseorang yang ternyata kamu lah pengirimnya, melalui via WA yang dengan mudah mematahkan sebuah rasa.
Hingga suatu hari aku bertekad untuk berubah, Aku tidak ingin menjadi orang yang lemah, di depan sana masa depanku jauh lebih indah, lalu kenapa aku harus patah karena kamu? Sungguh sakit ini adalah peringatan, sengatan rindu yang Allah berikan padaku agar aku kembali pada ketaatan.
Dan Alhamdulillah, lagu-lagu melow pasca kau memutuskanku kini tidak lagi ada, hanya tertera murattal salim bahanan atau adzan muhammad taha. Sungguh kata putusmu membawa keindahan, kedekatanku pada Tuhan yang sempat hilang disebabkan cinta gadungan.
Terima kasih mantan, Karenamu aku tidak lagi percaya dengan kata-kata buaian, sudah tidak mempan untukku yang pernah dipatahkan, bertobatlah mantan, jika tidak mau pun tak apa, kalau begitu selamat berjuang menaklukkan hati lainnya, asal ingatlah kataku .
Bahwa sebanyak apapun hati yang kau taklukkan, cinta tanpa kerestuan-Nya tak akan berjalan dengan sempurna, belum lagi dosa yang tak pernah kau lihat tapi ada, pun ayah ibumu yang kau suruh menanggungnya.
Tidak Mudah Untukku Berhenti Mencintaimu, Menyakitkan Namun Tanpa Penyesalan.
Aku menikmati setiap dentuman luka yang kau sebabkan. Tak peduli mataku terbuka atau terpejam, duka itu enggan untuk beristirahat walau sebentar. Waktu demi waktu, aku berusaha berdamai dengan kenyataan. Menerima dengan penuh kesadaran bahwa kita hanya sebatas kenangan.
Aku bertumbuh. Kutahu diriku akan menjadi sosok yang baru. Kulitku akan berganti kulit baru yang tak pernah kau sentuh. Kan kau dapati hatiku kosong, namun tak ada satupun ruang untukmu. Saat ini langkahmu boleh lebih cepat dariku. Tapi aku akan menjadi yang tidak pernah berbalik arah, terutama padamu.
Tidak mudah untukku berhenti mencintaimu, aku belajar melakukan ini secara berlahan-lahan. Menyakitkan memang namun tanpa penyesalan.
Atas Semu Janji yang Teringkari, Atas Ketulusan yang Terkhianati, Atas Harapan yang Gagal Terpenuhi. Aku Dengan Penuh Keberanian Melepaskanmu Untuk Menemukan Kebahagiaanku.
Jika yang kau inginkan bukanlah aku. Jika bahagiamu pun bukan aku. Maka habislah alasanku untuk menahanmu lebih lama dalam harapanku. Hatiku bukanlah penjara untuk mengekang siapapun di dalamnya. Hatiku merupakan ruang sederhana bagi jiwa yang dengan senang hati berdiam di sana.
Berhubung hatiku membutuhkan kedamaian, izinkan aku mengasingkanmu dari ingatan. Entah sampai kapan, mau kah kita berperan untuk tidak saling mengenal? Ku ingin menggali makna hidup yang mulai redup, kemudian menemukan bahagia tanpa kamu sebagai perantara. Sebagaimana aku melepasmu dengan keberanian, kuharap kau mau mengubur semua tentangku dalam kedamaian.
Bukan Aku Tak Ingin Kita Dekat, Hanya Saja Dulu Aku Pernah Mencintaimu Lekat. Hingga Akhirnya Hatiku Terpatahkan Dengan Hebat.
Aku adalah seorang perempuan dengan hati yang tak lagi utuh, dengan kepercayaan yang baru saja diporak-porandakan, dan trauma kehilangan yang menyedihkan. Mengertilah, aku sedang menjaga hatiku dari luka yang sama dan dari laki-laki yang datang lalu pergi seenaknya.
Aku tahu, tak semua laki-laki begitu. Namun jika cara dan kalimat-kalimat yang kalian lontarkan sama, maka dari mana aku bisa percaya bahwa dirimu berbeda? Tujukkan padaku. Jemputlah