Ahmad Hasyim Wibisono, Pelopor Perawatan Luka dengan Teknologi Modern Melalui Pedis Care
- https://www.facebook.com/pediscare
Pengalaman terluka, pernah di alami hampir semua orang. Namun tidak semua orang paham bagaimana mengobatinya. Dan tidak semua luka itu sederhana. Seperti penderita diabetes, luka kronis, stoma atau luka akibat kanker jelas ‘luka’ dengan reaksi yang berbeda dan perawatan yang berbeda.
Luka yang tidak kunjung dibersihkan atau dibiarkan saja hingga tak kunjung sembuh dapat mengurangi kualitas hidup penderitanya. Di Indonesia sendiri penderita Diabetes sangat meningkat setiap tahunnya.
Indonesia menempati peringkat ke 6 sebagai negara dengan jumlah penderita Diabetes (dewasa) tertinggi, yakni mencapai 10,3 juta jiwa per tahun 2017 berdasarkan data Internasional Diabetes Federation, dan meningkat dari tahun ke tahun.
Diabetes sendiri menyerang tidak mengenal usia. Tua dan muda tercatat mengidap Diabetes.
Dikutip dalam laman youtube dr Suwandi Sp. PD, dokter spesialis penyakit dalam RS Omni Hospital Pekayon, menjelaskan bahwa Diabetes Melitus atau Diabetes adalah suatu kondisi peningkatan gula darah yang disebabkan oleh gangguan insulin atau gangguan produksi insulin atau karena keduanya.
Kondisi ini tidak lepas dari gaya hidup masyarakatnya, pola makan yang kurang baik, kurang aktivitas fisik dan faktor genetik. Dibeberapa kondisi, penderita diabetes kerap kali harus di amputasi karena luka yang tidak kunjung sembuh.
Banyak masyarakat yang menganggap luka kronis Diabetes sulit disembuhkan selain amputasi. Luka diabetes jika tidak segera diberi perawatan yang benar akan menyebabkan komplikasi.
Dari kondisi di masyarakat inilah Ahmad Hasyim mendirikan Yayasan Pedis Care bersama dengan rekan kerjanya sesama perawat. Selain itu Ahmad Hasyim juga menempuh pedidikan Magister Keperawatan dalam Manajemen dan Pendidikan Diabetes, di Flinders University Australia pada tahun 2015.
Pedis Care hadir ditengah para pasien yang butuh perawatan luka, bukan hanya perawatan luka namun Pedis Care juga memberikan dukungan dan motivasi kepada Pasien yang kerap Depresi dengan kondisinya untuk memperkuat kesehatan psikis pasien tersebut.
Psikis yang sehat, akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat. Pedis Care memiliki sudut pandang berbeda dengan rumah sakit dalam penanganan luka pada pasien Diabetes. Pasien diabetes dengan luka biasanya langsung diamputasi ketika sudah di rumah sakit.
Namun di Pedis care selagi masih ada jaringan sehat di bawah luka dan belum sampai tulang, maka jaringan tersebut masih bisa di tumbuhkan. Menurut Hasyim sapaan akrabnya, yang juga merupakan dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini mengatakan bahwa ada tiga tahap penyembuhan luka ala Pedis Care, yakni penyembuhan infeksi, pembersihan luka , dan penumbuhan jaringan baru atau regenerasi.
Yang unik dari Pedis Care yaitu pemanfaatan teknologi yang digunakan untuk meningkatkan persentase kesembuhan pasien. Dengan teknologi yang ada pada perangkat smartphone android.
Melalui sebuah aplikasi, para perawat dapat mengukur dimensi luka dengan lebih akurat sehingga tingkat kesembuhan bluka kronis bisa meningkatblebih 80 persen.
Hasyim berhasil mengkombinasikan ilmu keperawatan dan penggunaan aplikasi android dalam aplikasinya. Selain itu Pedis Care juga aktif melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti rumah sakit, badan amal hingga instansi kesehatan untuk menunjang biaya pengobatan pasien kurang mampu, sehingga dapat meringankan beban mereka yang dipusingkan dengan biaya tinggi.
Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards bidang Kesehatan pada tahun 2019 ini memiliki impian menjadikan Pedis Care sebagai Wound Innovation and Service Center, sebuah layanan dan inovasi luka. Dan membangun Pedis Care yang lebih baik dengan fasilitas yang lebih memadai.