Maguire Memarahi Kai Havertz Hingga Saliba Dilarang Melakukan Tendangan Penalti ke Gawang MU
- getty image
Olret – Fans menyaksikan pertandingan dramatis dan kontroversial antara Arsenal dan Manchester United di babak ketiga Piala FA, di mana ketegangan meningkat ketika Harry Maguire dengan keras mengkritik Kai Havertz setelah situasi kontroversial.
Dalam laga di Emirates Stadium, Arsenal dan Manchester United menjalani konfrontasi menegangkan selama 120 menit yang berakhir dengan adu penalti yang emosional.
Bruno Fernandes membuka skor untuk Setan Merah pada menit ke-52, sebelum Gabriel menyamakan kedudukan untuk Arsenal pada menit ke-63.
Namun, situasi yang paling menonjol terjadi ketika Havertz terjatuh di area penalti setelah bertabrakan ringan dengan Maguire sehingga menyebabkan cedera serius penghargaan untuk Arsenal.
Kejadian ini mengobarkan ketegangan di lapangan. Tidak setuju dengan keputusan wasit, Maguire berteriak, "Dasar bajingan curang!" (Kamu bajingan curang) terhadap Havertz, menurut Mail Online. Ucapan Maguire langsung menimbulkan keributan besar antar pemain kedua tim di area penalti.
Meski Arsenal punya peluang dari jarak 11m, kiper Altay Bayindir dengan apik memblok tembakan kapten Martin Odegaard, menjaga skor tetap imbang hingga akhir pertandingan.
Pada babak adu penalti, Havertz terus menjadi sorotan saat tembakan kedua gagal dilakukan hingga membuat Arsenal kalah 4-5. Kemenangan ini membantu Manchester United lolos ke putaran keempat Piala FA, menghadapi Leicester City.
Pertandingan tersebut juga mencatatkan banyak peristiwa luar biasa lainnya. Diogo Dalot dari Man Utd dikeluarkan dari lapangan pada menit ke-58 karena tekel keras terhadap Mikel Merino, memaksa tim tandang bermain dengan satu orang.
Namun, semangat juang Setan Merah membantu mereka menahan tekanan dari Arsenal, tim pemegang rekor juara Piala FA dengan 14 gelar.
Usai pertandingan, pelatih Man Utd Ruben Amorim memuji Altay Bayindir sebagai "pahlawan" atas penampilannya yang luar biasa, terutama penyelamatannya di titik penalti. Dia berbagi: "Hari ini adalah hari kita. Hanya dalam satu minggu, hidup Anda bisa berubah. Dari kritik saat kalah dari Tottenham, hari ini Altay membuktikan nilainya."
Sementara itu, Arsenal meninggalkan lapangan dengan penyesalan. Banyak peluang yang mereka ciptakan namun tak mampu mereka manfaatkan, apalagi Havertz tak hanya gagal mengeksekusi tendangan penalti, namun juga gagal dalam adu penalti. Kekalahan ini menandai minggu yang terlupakan bagi The Gunners setelah kalah dari Newcastle di Piala Carabao.
Alasan nama 'terkemuka' seperti Saliba dilarang melakukan tendangan penalti ke gawang MU
Arsenal kalah dari Manchester United di Piala FA bukan hanya karena tendangan Kai Havertz yang gagal, tetapi juga karena aturan yang kurang diketahui yang menghalangi William Saliba untuk berpartisipasi dalam adu penalti.
Arsenal tersingkir dari Piala FA oleh Manchester United dalam pertandingan dramatis di Emirates, di mana adu penalti membuat Kai Havertz menjadi fokus kritik. Namun, faktor tak terduga juga berperan penting dalam kekalahan ini: William Saliba tidak diperbolehkan ikut mengambil tendangan penalti.
Sesuai peraturan Piala FA, jika sebuah tim kehilangan pemainnya karena kartu merah, maka jumlah pemain yang mengikuti adu penalti harus sama.
Pada laga tersebut, pemain Man United Diogo Dalot dikeluarkan dari lapangan karena menerima kartu kuning kedua sehingga memaksa Arsenal mengeluarkan satu pemain dari daftar tendangan bebas. Pelatih Mikel Arteta memutuskan memilih William Saliba – gelandang utama tim – untuk tidak berpartisipasi.
Keputusan tersebut menimbulkan banyak pertanyaan, terutama saat Arsenal berada dalam situasi tegang setelah Havertz gagal mengeksekusi tendangan penalti.
Andai tembakannya berhasil, adu penalti bisa saja berlangsung lebih lama dan memberi peluang bagi Arsenal, namun kenyataannya justru sebaliknya. Manchester United memanfaatkan tembakan tersebut dengan baik dan menang 5-3, membuat Arsenal tersingkir dari turnamen tersebut.
Mikel Arteta meski kecewa tak menyalahkan pemainnya. Dia berkata: “Sulit dipercaya bahwa Anda tidak memenangkan pertandingan yang sepenuhnya Anda kendalikan. Saya suka cara pemain saya bertarung, dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ketika sampai pada adu penalti, itu semua hanya keberuntungan.”
Kai Havertz - yang tembakannya diblok, pun menjadi tumpuan kritik fans. Beberapa komentar di jejaring sosial menyebutnya sebagai “kontrak terburuk dalam sejarah Arsenal” dan meminta pelatih Arteta untuk membeli lebih banyak striker dalam periode transfer ini jika dia tidak ingin “musim Arsenal berakhir”. Namun Arteta tetap membela muridnya dan meminta agar fokus pada sisa turnamen.
Fakta bahwa William Saliba tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam adu penalti, meskipun ia adalah pemain yang dapat diandalkan, adalah bukti kerasnya sepak bola ketika peraturan yang kurang diketahui pun dapat sangat mempengaruhi hasil.
Dengan kekalahan ini, Arsenal harus fokus pada Liga Champions dan Liga Inggris jika ingin menyelamatkan musim yang sulit.