Semakin Tinggi Ilmu Seorang Wanita, Semakin Rendah Pula Mas Kawinnya

Menikah
Sumber :
  • google image

Olret – Ukhti, disinilah letak perbedaan wanita yang semakin tinggi ilmunya, sebab wanita yang semakin tinggi ilmunya maka akan semakin mempermudah melakukan sunahnya, tidak lantas semakin mempersulit (mahar) untuk menunaikan sunnah yang bernilai ibadah.

Karena semakin akhir zaman banyak wanita yang memikirkan menikah adalah soal harta yang berkecukupan, bukan soal kesederhanaan yang dapat menciptakan kebahagiaan.

Sesungguhnya menikah adalah soal ibadah yang bisa ukhti dapatkan sebanyak mungkin melalui pernikahan, karena segala kabaikan bernilai ibadah termasuk kemesraan yang tercipta setelah pernikahan.

Bukan soal harta yang serba berkecukupan, karena saat seorang wanita dan laki-laki menikah dalam keadaan tidak berharta maka Allah akan mempermudah rezekinya setelah mereka menikah.

Allah SWT berfirman :

وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَآئِكُمْ ؕ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ؕ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
.
"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui." (QS. An-Nur: Ayat 32)

Rasulullah bersabda "Seorang wanita yang penuh barokah dan mendapat anugerah Allah adalah yang maharnya murah, mudah menikahinya dan akhlaknya baik.

Namun sebaliknya, wanita yang celaka adalah yang mahal maharnya, sulit menikahinya dan buruk akhlaknya."

Mahar bukanlah atas harga diri wanita, wanita tidak pernah menjual dirinya dengan mahar.

Jadi makna mahar lebih dekat kepada syariat agama dalam rangka menjaga kemuliaan peristiwa suci, Mahar adalah syarat syahnya sebuah perkawinan, juga merupakan penghormatan laki-laki kepada calon istrinya, merupakan tanggung jawab kepada Allah pembuat aturan dan kepada wanita.

Sebaik-baik Mahar , Sebuah kenangan indah dalam sejarah, yaitu mengenai pernikahan Ummu Sulaim.

Tsabit berkata "Belum pernah aku mendengar mahar yang lebih mulia daripada mahar Ummu Sulaim, Ia rukun hidup bersamanya dan melahirkan anak". 

Apa maharnya? Dalam sunnah Nasa'I bahwa Abu Thalhah melamar Ummu Sulaim lalu dijawab "Demi Allah Abu Thalhah, orang seperti anda tidak akan ditolak (melamar wanita) akan tetapi anda seorang kafir sedangkan saya seorang muslimah, tidak halal bagiku kawin dengan anda, namun jika anda masuk Islam maka yang demikian dapat menjadi maharku. Saya tidak minta selain itu." Kemudian Abu thalhah masuk Islam untuk memenuhi maharnya."

"Akan lebih sempurna ketaqwaan seorang mu'min", kata Rasulullah "Jika ia mempunyai seorang istri yang sholihah, jika diperintah suaminya ia patuh, jika dipandang membuat suaminya merasa senang, jika suaminya bersumpah membuatnya merasa adil, jika suaminya pergi ia akan menjaga dirinya dan harta suaminya."

“Jika telah datang kepadamu orang yang kau sukai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Jika tidak, akan muncul banyak bahaya dan kerusakan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Semoga kita tidak termasuk golongan yang mempersulit untuk melakukan sunnahnya. Melainkan golongan wanita yang berilmu yang mempermudah sunnah Rasulullah SAW.

Artikel ini merupakan status di facebook grop Motivasi Hijarah Indonesia oleh Mutmainarahman.