Mungkin Alasan Kita Tak Berjodoh Karena Tuhan Mempertemukan Tidak Di Waktu Yang Tepat
Olret – “Jodoh itu ketika kamu bertemu seseorang yang siap menikah denganmu, begitupun sebaliknya”
Tahun-tahun dimana aku masih sibuk dengan berbagai tugas kuliah, organisasi, dan berbagai kegiatan lainnya. Tahun-tahun itu kita dipertemukan. Mungkin hanya sebuah keisengan pada awalnya. Setuju untuk menemui kamu dan jalan berdua bersamamu.
Apalagi, jujur saja aku juga butuh pengalihan dari banyaknya tugas dan kegiatan yang menumpuk saat itu. Namun siapa sangka, dari pertemuan singkat itu menimbulkan sebuah rasa. Rasa tertarik, lalu berubah menjadi rasa nyaman.
Hingga tanpa sadar, wajah bersemu setiap kali ada yang mengatakan jika kita sudah seperti orang yang menjalin hubungan. Kemana-mana selalu berdua, makan berdua, dan melakukan berbagai kegiatan bersama.
Aku tahu, kamu sudah cukup dewasa saat itu. Kamu juga sebenarnya serius denganku dan ingin segera mensyahkan hubungan yang kita jalani.
Salah satunya, mungkin untuk menghindari perbuatan yang terlalu jauh, karena godaan ketika bersama memang sangatlah besar.
Namun, Tuhan memang mempertemukan di saat yang belum tepat. Saat itu, jelas dengan tegas aku menolak jika kamu mau membawa hubungan itu ke arah yang serius.
Sebab, dalam pikiranku, aku harus lulus kuliah dulu dan harus membanggakan kedua orang tuaku dulu. Hingga akhirnya, kamu menemukan orang lain dan memilih untuk menikah dengannya.
Meski awalnya aku kecewa dan tak terima. Kini, jika kupikir kembali. Andai Tuhan mempertemukan aku denganmu di waktu kita telah sama-sama siap. Mungkin saja, kita akan berjodoh sekarang ini.
Saat Bersama, Bisa Kurasa Jika Kamu Memang Serius Denganku. Hingga Berusaha Untuk Memperkenalkan Aku Pada Hidupmu Maupun Keluargamu.
Kamu memang bukan orang pertama yang hadir dalam hidupku. Tapi, di antara banyak hubungan yang kujalani, kamulah yang kurasa paling serius. Kamu selalu mencoba memperkenalkan aku pada kehidupan, mimpi dan masa depan yang sudah kamu rencanakan.
Bahkan berbicara bagaimana pendidikan anak kita saat itu, padahal jujur aku sendiri belum terpikirkan hal itu sama sekali.
Kamu juga mendekatkan aku pada keluargamu, memperkenalkan diriku pada mereka dan berusaha agar aku nyaman berada dilingkungan kamu berada. Kuakui, kamulah yang kurasa paling serius denganku dan kupikir benar-benar bisa jadi akhir dari penantianku selama ini.
Tapi Ternyata Dua Tahun Menunggu Kelulusan Bukan Hal Yang Mudah. Aku Tidak Mau Berpikiran Macam-Macam. Ketika Pada Akhirnya Kamu Memilih Orang Lain.
Bukan kamu orang pertama yang meninggalkan aku karena alasan tidak bisa menunggu. Sebelumnya, aku juga menjalin hubungan dengan seseorang yang akhirnya memilih orang lain, karena ingin segera mensyahkan hubungan yang dijalaninya.
Dia sendiri yang jujur jika ada yang menyukai dirinya dan siap menikah dengannya ketika berpamitan padaku dulu.
Jadi, meski kamu tidak secara langsung mengatakan alasan kamu pergi. Aku hanya bisa berkesimpulan. Jika memang menunggu dua tahun memang sulit bagimu. Kamu sudah ingin menjalin hubungan yang halal dan kebetulan ada seseorang yang sudah lama menyukaimu juga siap untuk serius denganmu saat itu. Jadi, kamu memilih bersamanya dan melepaskanku.
Karena Itu, Andai Tuhan Mempertemukan Kita Di Waktu Tepat. Tidak Alasan Untukku Menolak Serius Denganmu. Mungkin Saja Kita Jadi Jodoh Sekarang
Kemarin aku membaca sebuah status dari seorang teman di social media. Dia menceritakan bagaimana hubungan yang bertahun-tahun dilaluinya gagal karena mereka dipertemukan di saat yang tidak tepat. Sama-sama masih kuliah dan akhirnya memilih jalan masing-masing.
Dia membandingkan hubungan itu dengan pernikahannya yang hanya butuh perkenalan beberapa bulan saja. Lalu menuliskan caption dari sebuah isi ceramah. “Jika jodoh itu adalah orang dipertemukan denganmu saat kamu siap menikah dengannya. Begitupun sebaliknya”
Entah kenapa, setelah membacanya, aku jadi kepikiran kamu lagi dan hubungan di masa lalu. Mungkin benar. Jika andai Tuhan mempertemukan kita di saat kita sudah sama-sama siap dan tidak ada alasan lagi untuk tidak melangkah ke pernikahan. Mungkin saja, kita berjodoh sampai sekarang.
Olret – “Jodoh itu ketika kamu bertemu seseorang yang siap menikah denganmu, begitupun sebaliknya”
Tahun-tahun dimana aku masih sibuk dengan berbagai tugas kuliah, organisasi, dan berbagai kegiatan lainnya. Tahun-tahun itu kita dipertemukan. Mungkin hanya sebuah keisengan pada awalnya. Setuju untuk menemui kamu dan jalan berdua bersamamu.
Apalagi, jujur saja aku juga butuh pengalihan dari banyaknya tugas dan kegiatan yang menumpuk saat itu. Namun siapa sangka, dari pertemuan singkat itu menimbulkan sebuah rasa. Rasa tertarik, lalu berubah menjadi rasa nyaman.
Hingga tanpa sadar, wajah bersemu setiap kali ada yang mengatakan jika kita sudah seperti orang yang menjalin hubungan. Kemana-mana selalu berdua, makan berdua, dan melakukan berbagai kegiatan bersama.
Aku tahu, kamu sudah cukup dewasa saat itu. Kamu juga sebenarnya serius denganku dan ingin segera mensyahkan hubungan yang kita jalani.
Salah satunya, mungkin untuk menghindari perbuatan yang terlalu jauh, karena godaan ketika bersama memang sangatlah besar.
Namun, Tuhan memang mempertemukan di saat yang belum tepat. Saat itu, jelas dengan tegas aku menolak jika kamu mau membawa hubungan itu ke arah yang serius.
Sebab, dalam pikiranku, aku harus lulus kuliah dulu dan harus membanggakan kedua orang tuaku dulu. Hingga akhirnya, kamu menemukan orang lain dan memilih untuk menikah dengannya.
Meski awalnya aku kecewa dan tak terima. Kini, jika kupikir kembali. Andai Tuhan mempertemukan aku denganmu di waktu kita telah sama-sama siap. Mungkin saja, kita akan berjodoh sekarang ini.
Saat Bersama, Bisa Kurasa Jika Kamu Memang Serius Denganku. Hingga Berusaha Untuk Memperkenalkan Aku Pada Hidupmu Maupun Keluargamu.
Kamu memang bukan orang pertama yang hadir dalam hidupku. Tapi, di antara banyak hubungan yang kujalani, kamulah yang kurasa paling serius. Kamu selalu mencoba memperkenalkan aku pada kehidupan, mimpi dan masa depan yang sudah kamu rencanakan.
Bahkan berbicara bagaimana pendidikan anak kita saat itu, padahal jujur aku sendiri belum terpikirkan hal itu sama sekali.
Kamu juga mendekatkan aku pada keluargamu, memperkenalkan diriku pada mereka dan berusaha agar aku nyaman berada dilingkungan kamu berada. Kuakui, kamulah yang kurasa paling serius denganku dan kupikir benar-benar bisa jadi akhir dari penantianku selama ini.
Tapi Ternyata Dua Tahun Menunggu Kelulusan Bukan Hal Yang Mudah. Aku Tidak Mau Berpikiran Macam-Macam. Ketika Pada Akhirnya Kamu Memilih Orang Lain.
Bukan kamu orang pertama yang meninggalkan aku karena alasan tidak bisa menunggu. Sebelumnya, aku juga menjalin hubungan dengan seseorang yang akhirnya memilih orang lain, karena ingin segera mensyahkan hubungan yang dijalaninya.
Dia sendiri yang jujur jika ada yang menyukai dirinya dan siap menikah dengannya ketika berpamitan padaku dulu.
Jadi, meski kamu tidak secara langsung mengatakan alasan kamu pergi. Aku hanya bisa berkesimpulan. Jika memang menunggu dua tahun memang sulit bagimu. Kamu sudah ingin menjalin hubungan yang halal dan kebetulan ada seseorang yang sudah lama menyukaimu juga siap untuk serius denganmu saat itu. Jadi, kamu memilih bersamanya dan melepaskanku.
Karena Itu, Andai Tuhan Mempertemukan Kita Di Waktu Tepat. Tidak Alasan Untukku Menolak Serius Denganmu. Mungkin Saja Kita Jadi Jodoh Sekarang
Kemarin aku membaca sebuah status dari seorang teman di social media. Dia menceritakan bagaimana hubungan yang bertahun-tahun dilaluinya gagal karena mereka dipertemukan di saat yang tidak tepat. Sama-sama masih kuliah dan akhirnya memilih jalan masing-masing.
Dia membandingkan hubungan itu dengan pernikahannya yang hanya butuh perkenalan beberapa bulan saja. Lalu menuliskan caption dari sebuah isi ceramah. “Jika jodoh itu adalah orang dipertemukan denganmu saat kamu siap menikah dengannya. Begitupun sebaliknya”
Entah kenapa, setelah membacanya, aku jadi kepikiran kamu lagi dan hubungan di masa lalu. Mungkin benar. Jika andai Tuhan mempertemukan kita di saat kita sudah sama-sama siap dan tidak ada alasan lagi untuk tidak melangkah ke pernikahan. Mungkin saja, kita berjodoh sampai sekarang.
Namun, lepas dari semua asumsi itu. Aku bersyukur kamu menemukan orang yang tepat, begitupun aku dengan seseorang yang mau memperjuangkan aku setengah mati dan menungguku dengan sabar sampai lulus kuliah (yang hampir 4 tahun lebih baru selesai setelah kita berpisah)