Hijrah, Sebuah Ajang Mencari Eksistensi dan Ketenaran, Setuju Tak?

Wanita HIjab
Sumber :
  • instagram

Olret – Sangat senang mendengar ketika ada seorang muslim telah hijrah. Kembali kepada ajaran agama dan kembali kepada Allah setelah lama terjerumus alam lembah maksiat dan kubangan dosa.

Sebelumnya ia tidak peduli dengan agama, tidak mau tahu Rabb-nya dan masa bodoh dengan kehidupan setelah kematian.

Bahkan kami mendengar hijrah menjadi semacam “trend” (semoga bukan hanya sekedar trend saja). Semoga saja tujuan dari hijrah seseorang bukan untuk sebagai ajang mencari eksistensi dan ketenaran. Apalagi hanya merubah penampilan saja tanpa menambah wawasan dan pengetahuan ilmu agamanya serta prilakunya.

Salah satu yang perlu benar-benar kita perhatikan bahwa “hijrah” termasuk amal ibadah dan merupakan pintu gerbang untuk amal-amal selanjutnya. Sudah selayaknya kita berusaha menyembunyikan amal kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَكُوْنَ لَهُ خَبْءٌ مِنْ عَمَلٍ صَالِحٍ فَلْيَفْعَلْ
.
“Barang siapa di antara kalian yang mampu untuk memiliki amal sholeh yang tersembunyikan maka lakukanlah !” (As-Shahihah no 2313)

Bukan tindakan bijak apabila setelah hijrah kita begitu sering menunjukkan (posting) pada manusia eksistensi kita yang telah hijrah, misalnya:

  1. Terlalu sering posting foto selfie perubahan diri, yang ikhwan berjenggot dan celana cingkrang sedangkan akhwat memakai cadar.
  2. Terlalu sering posting sedang ikut pengajian di manapun dan kapanpun.
  3. Berusaha dekat dengan ustadz terkenal yang tujuannya untuk bisa foto selfie bareng lalu posting, bukan ilmu yang diposting.
  4. Membuat komunitas tertentu (geng) lalu fokus pada foto dan selfie. Jika tujuan komunitas untuk sarana dakwah, maka sangat bagus, akan tetapi jika tujuannya hanya untuk eksis maka tujuan yang tidak berkah.
  5. Boleh saja kita posting asalkan dengan pertimbangan mashlahat yang lebih besar, tapi kalau terlalu sering posting dan dipublish, maka mari kita cek kembali niat kita untuk hijrah.Para ulama dan orang shalih saja, berusaha menghindari ketenaran dan popularitas karena besarnya ujian serta fitnahnya, maka apalagi kita yang baru hijrah? Belum punya ilmu banyak, belum punya pengalaman dan ilmu menghadapai syubhat dan syahwat..
    Asy-Syathibi rahimahullah berkata, آخر الأشياء نزولا من قلوب الصالحين : حب السلطة والتصدر! .
    . “Hal yang paling terakhir luntur dari hatinya orang-orang shalih: cinta kekuasaan dan cinta eksistensi (popularitas)” (Al-I’tisham Asy-Syathibi) Jika ketenaran itu datang tanpa dicari-cari, maka tidak mengapa dan tidak tercela. Al-Ghazali rahimahullah mengatakan, “Yang tercela adalah apabila seseorang mencari ketenaran. Namun jika ia tenar karena karunia Allah tanpa ia cari-cari, maka itu tidaklah tercela.”.Semoga kita semua yang telah hirjah terus diberikan hidayah dan istiqamah di jalan Allah. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin.

Artikel ini merupakan salah satu status di grop facebook motivasi hijrah indonesia. Semoga bermanfaat dan menjadi pembelajaran bagi kita semua.