Siswa MAN 1 Gorontola yang Videonya Viral Akhirnya Buka Suara, Saya Sedih dan Kecewa

Siswa MAN 1 Gorontola
Sumber :
  • twitter (x)

Olret – Video Viral yang melibatkan seorang guru di MAN 1 Gorontalo yaitu David Hakim akhirnya sudah di proses secara hukum yang berlaku. Namun belum selesai kasusnya, kini sebuah pengakuan dari korban PTT pun kembali viral di media sosial.

Dia pun mulai menjelaskan detail awal mula dari kejadian yang sebenarnya. Hal ini karena banyak yang bertanya sehingga dia akhirnya buka suara. Dia pun menyebutkan meski kecewa, sedih dan tidak harus bagaimana menghadapi semuanya di posisi itu.

“Karena banyaknya pertanyaan dari orang-orang. Saya akan coba ceritakan bagaimana bisa terjadi semuanya. Jujur saya sangat sangat sedih, kecewa, tidak tahu harus bagaimana di posisi tersebut”.

Dia pun melanjutkan, semua berawal dari saat korban masuk di MAN 1 Gorontalo. Dia yang merupakan seorang anak yatim piatu seperti yang disampaikan dalam video yang beredar dengan seorang TikToker.

“Semua berawal saat saya masuk di MAN 1 Gorontalo. Saya seorang yatim piatu seperti yang saya sampaikan video video yang beredar dengan seorang tiktoker saat wawancara saya. Dari awal masuk sekolah saya sudah meyakinkan diri saya untuk berusaha keras mengejar ilmu dan prestasi karena memang untuk hidup sudah tidak ada dari orangtua. Saya sangat ingin untuk mencapai sarjana dengan beasiswa yang saya dapat”.

Dia pun menjelaskan musibah yang dia alami. Dia pun menjelaskan bahwa dia mendapatkan pelecehan verbal dengan ucapan yang tak pantas dari gurunya.

Awalnya dia memang tak menanggapinya dengan serius sehingga akhirnya semakin lama, guru tersebut pun mulai menyentuh pundak hingga merangkul lainnya.

“Pada satu hari, saya mulai mendapatkan pelecehan verbal. Dengan ucapan ucapan tidak pantas dari Guru (DH). Saat itu saya tidak terlalu menanggapi dengan serius. Namun lama kelamaan mulai menyentuh seperti pundak, merangkul, dan lainnya”.

Dia pun menambahkan bahwa awalnya dia memang belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya dan menganggap guru tersebut seperti ayahnya dan kasih sayang tersebut merupakan kasih sayang ayah terhadap anak.

“Awal saya yang memang belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya menganggap itu seperti seorang ayah kepada anak juga terkadang memberikan untuk kehidupan”.

Namun pada akhirnya dia pun mulai mengalami pelecehan dan disentuh bagian vital dan lainnya. Awalnya dia pun bingung dan tak tahu ingin bercerita kepada siapa. Tak memiliki orang tua dan takut bercerita kepada teman dekat karena dianggap hina.

“Tapi semua itu ternyata penilaian saya salah saat saya mulai di peluk, disentuh bagian vital dan lain. Saat itu saya bingung, saya ingin bercerita kepada siapa. Orang tua tidak ada, bercerita kepada teman pun takut dipandang hina”.

Dia pun melanjutkan bahwa untuk melapor ke pihak ke pihak sekolah takut karena tak akan dipercayai oleh guru yang lain karena tak memiliki bukti apapaun. Dan yang paling parahnya bisa juga dikeluarkan dari sekolah.

“Untuk melapor saya takut karena untuk masuk sekolah saja saya berjuang sendiri dengan susah payah. Dipikiran saya saat itu jika saya lapor saya yang tidak di percayai oleh guru lain dan siapapun karena saya tidak memiliki bukti apapun lalu saya di keluarkan dari sekolah (Seperti yang mempunyai uang dan kuasa yang menang). Jika saya dikeluarkan saya tidak mempunyai harapan dan cita cita pupus. Walau saya benar sakit hati, kecewa, marah bercampur menjadi satu”.

Lantas bagaimana curhatan lainnya, kami akan ulas di artikel selanjutnya.