Pura-pura Bahagia Untuk Menutupi Depresi, Gejala Smiling Depression?

Smiling Depression
Sumber :
  • pixabay.com/id/users/alavendova

Olret – Beberapa banyak orang yang dikenal terlihat bahagia, tapi sebenarnya mereka sedang berjuang dengan pikiran dan perasaan depresi yang mereka sembunyikan dari orang lain.

Salah Memberitakan Kabar Buruk Tentang Masa Depannya di Liverpool

Beberapa banyak juga yang diketahui menunjukkan “wajah bahagia” seakan-akan baik-baik saja, tapi sebenarnya sedang tidak baik-baik saja. Atau mungkin kamu sendiri yang mengalaminya?

Selama ini kebanyakan diketahui, orang yang depresi itu pasti terlihat mengurung diri, tidak mau berinteraksi, terus menerus menunjukkan kesedihan. Tetapi, tidak dengan mereka yang alami Smiling Depression.

Liga Inggris : Liverpool Sublimasi, Man City Saling Ajak 'Masuk Gua'

Mereka yang mengalami “smiling depression” mungkin terlihat seperti tidak punya alasan untuk bersedih hati, karena terlihat punya kerjaan, rumah, anak-anak atau pasangan.

Mereka tersenyum ketika kamu sapa dan bisa mengobrol tentang hal-hal yang menyenangkan. Tetapi, dalam dirinya dia sedang berjuang dengan kesedihan yang panjang.

Tiga Potensi Tempat Mendarat Rashford Jika Hengkang dari MU

Sederhananya, mereka seperti sedang mengenakan topeng ke dunia luar sambil menjalani kehidupan yang terlihat normal dan aktif.

Padahal, hal ini tidak bisa dianggap ringan karena akan beresiko memperparah depresi yang dialaminya. Jadi, siapapun yang mengalaminya atau mengetahui orang terdekat mengalaminya, sangat perlu dukungan serta bantuan dari professional mental health.

Ada ragam alasan pribadi yang membuat seseorang menyembunyikan depresinya. Berikut kenali gejala dan penyebab “smiling depression” menurut psikolog Irma Gustiana A.

Berpura-pura tersenyum dan bahagia untuk menutupi depresi yang dialami.

Mereka berusaha meyakinkan orang lain, bahwa mereka sedang baik-baik saja walaupun sebenarnya tidak. Perlu untuk disadari, bahwa depresi mempengaruhi setiap orang secara berbeda dan memiliki berbagai gejala.

Yang paling menonjol adalah kesedihan yang mendalam dan berkepanjangan. Gejala klasik lain yang umumnya dirasakan perubahan nafsu makan, berat badan dan waktu tidur.

Merasakan juga kelelahan, putus asa, kurangnya harga diri dan harga diri yang rendah. Dalam beberapa hal juga kehilangan minat dan kesenangan dalam melakukan hal-hal yang pernah dinikmati.

Yang terlihat dari luar belum tentu seperti apa yang dirasakan.

Seseorang dengan smiling depression mungkin terlihat seperti individu yang aktif dan berfungsi tinggi memiliki pekerjaan yang tetap, dengan keluarga dan kehidupan sosial yang sehat. Seseorang yang nampak ceria, optimis dan umumnya bahagia.

Beberapa alasan kenapa seseorang menyembunyikan depresinya

Merasa bahwa menujukan depresi adalah tanda kelemahan, merasa akan membebani siapa pun dengan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya. Merasa tidak mengalami depresi sama sekali, karena merasa baik-baik saja.

Takut penolakan dari orang lain ketika mengetahui keadaannya dan terkadang membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang lebih buruk, maka muncul pikiran “jadi apa yang harus dikeluhkan?”

Bagaimana membantu orang yang mengalami smiling depression?

Mendorong dan membantunya menemui dokter atau profesional kesehatan mental. Menawarkan dukungan, mendengarkannya dengan tidak menghakimi dan jangan meremehkan tentang terkait hal-hal putus asa atau keinginan untuk mengakhiri hidup. Dan mengamati perubahan prilaku serta rutinitasnya.

Bagaimana jika kamu yang mengalami smiling depression?

Akui dan menerima keadaan diri serta meyakinkan diri bahwa depresi bukanlah kelemahan. Menceritakan apa yang dialami pada orang terdekatyang bisa dipercaya. Menyayangi diri sendiri karena tidak ada orang yang sempurna.

Kelola emosi dengan manajemen stres dan menemui dokter atau profesional mental health untuk penanganan yang tepat.