4 Hal yang Harus Kamu Lakukan Setelah Berhubungan Seks

Hal yang Harus Kamu Lakukan Setelah Berhubungan Seks
Sumber :
  • freepik.com

Olret – Hal-hal yang harus dilakukan setelah berhubungan seks ini penting dan harus dilakukan setiap waktu untuk pembersihan. Cegah masalah kesehatan yang mungkin mengikuti. Terutama ada 4 item ini.

1. Membersihkan tubuh

Viral Seorang Pria Lajang Tak Bisa Tidur Jika Tanpa Onani, Normal?

Hal yang Harus Kamu Lakukan Setelah Berhubungan Seks

Photo :
  • freepik.com

Padahal, pembersihan tubuh sebaiknya dilakukan baik sebelum maupun sesudah berhubungan intim agar tetap bersih dan terhindar dari kotoran dan kuman yang bisa menimbulkan masalah.

6 Cara Membuat Wanita Orgasme Lebih Cepat

Alat kelamin adalah sesuatu yang harus dibersihkan. Pembersihan membantu mencegah penyebaran infeksi. Cuci residu seperti pelumas, kotoran, dll. yang mungkin tersisa setelah kegiatan selesai.

2. Pergi ke toilet untuk buang air kecil 

Saat berhubungan seks, bakteri dapat masuk ke uretra dan menyebabkan risiko infeksi. Buang air kecil membantu menghilangkan cairan dan berbagai bakteri yang tersisa. Setelah selesai buang air kecil, bersihkan untuk kebersihannya.

3. Berkumur

5 Teknik Mengendalikan Ejakulasi Dini Bagi Pria

Banyak pasangan mungkin menggunakan mulut mereka untuk seks oral yang menyebabkan bakteri masuk. Kamu harus berkumur setelah menyelesaikan aktivitas ini. Lebih baik menyikat gigi agar lebih bersih.

Penting bahwa jika kamu sedang menderita sariawan, sebaiknya kamu tidak melakukan seks oral karena risiko infeksi.

4. Minum air untuk kesegaran'

Penyakit yang Menyertai Saat Berhubungan Badan

Photo :
  • freepik.com

Aktivitas seksual seringkali membuat tubuh dehidrasi. Setelah berhubungan badan, minumlah air untuk mencegah dehidrasi, merangsang buang air kecil untuk mengusir kotoran dan tentu saja membantu kamu melepaskan rasa dahaga.

Selain itu, barang lain seperti mainan seks harus dibersihkan, dan kondom harus dibuang. Semua ini untuk keamanan setelah berhubungan seks.

Informasi yang terkandung dalam artikel ini hanya untuk tujuan pendidikan dan informasi dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat kesehatan atau medis. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan lain yang memenuhi syarat mengenai pertanyaan apa pun yang mungkin Anda miliki tentang kondisi medis atau tujuan kesehatan.