Tidak Apa-Apa Merasa Tidak Baik-Baik Saja, Tapi Jangan Buang Sampah Emosimu di Media Sosial

Ilustrasi Jurnaling
Sumber :
  • Pexels/Jess Bailey Designs

Olret – Jurnaling atau menulis telah lama dipercaya bisa menjadi penyembuh. Bahkan, ada beberapa penelitian yang membahas tentang hal ini. Dimana seseorang yang terkena penyakit fisik atau mental bisa memperoleh keadaan yang lebih baik setelah melakukan jurnaling.

Usai Ramai Vidio Es Teh Viral, Gus Miftah Temui Untuk Minta Maaf Ke Bapak Penjual Es Teh

Ketika menulis, seseorang tidak membutuhkan aturan khusus selain menyalurkan semua emosi yang dimilikinya. Baik kesenangan dan rasa syukur yang selama ini dirasakan, hingga kemarahan, kekecewaan, dan kesedihan yang tidak pernah dibagi dengan siapa pun.

Setiap orang pasti memiliki latar belakang, kondisi, dan cerita hidup yang berbeda satu sama lain. Bahkan anak kembar sekalipun tidak memiliki nasib yang sama. Sehingga masing-masing orang pasti memiliki emosi yang berbeda.

Cristiano Ronaldo Viral Dengan Mr Beast, Ada Apa?

Selain itu, sekalipun berada di satu situasi dan kondisi yang sama, seseorang bisa memberikan reaksi yang berbeda akan suatu isu tertentu.

Seperti misalnya, sebuah keluarga memelihara seekor kucing dalam waktu yang lama. Lalu kucing tersebut tiba-tiba mati karena tertabrak mobil. Masing-masing orang dalam keluarga tersebut bisa memberikan reaksi yang berbeda atas hal ini.

Media Vietnam : Mike Tyson Hampir Mati Pada Tahun 2024

Salah satu di antara mereka bisa menjadi orang yang paling sedih. Lalu ada pula yang merasa sedih tapi tidak terlalu peduli karena tidak memiliki kedekatan emosional sebesar orang pertama. Ada yang merasa sedih selama 3 hari, dan lain sebagainya.

Sehingga meluapkan perasaan dengan cara jurnaling bukanlah sesuatu yang salah. Namun hal ini akan menjadi salah ketika kamu meluapkan sampah emosi di ruang publik seperti media sosial.

Halaman Selanjutnya
img_title