Bukan Hanya Cinta, Dalam Hubungan Rasa Nyaman dan Percaya Jadi Kunci Utama
- u-repot
Olret – Pertanyaan ini sering dilontarkan kepada para perempuan kepada prianya. Tentang sebuah bukti perasaan sayang seorang pria terhadap perempuannya. Salah satunya perihal prioritas.
Hal yang terkadang menjadi senjata ampuh oleh perempuan terhadap pria, dan merupakan sebuah bom waktu bagi para pria. Pasalnya, apapun yang menjadi jawaban dari sang pria itu akan membuatnya tetap menjadi makhluk yang bersalah saat itu juga.
Level kegawatan dari sebuah pertanyaan “aku prioritas kamu apa bukan sih?” itu sama seperti jika seorang perempuan bertanya “aku gendutan ya?” “cantikan dia apa aku?” atau “kamu udah nggak sayang lagi ya sama aku?” karena setiap jawaban yang diutarakan para pria, saat itu juga akan berdampak buruk kepadanya. Seperti jika pria berkata “kamu prioritas aku kok,” pun dengan senyumnya yang termanis pun para perempuan mampu membalikkan kata-kata itu.
Mempertanyakan kembali jika memang mereka adalah prioritas maka, kenapa mereka merasa dikalahkan oleh hal-hal yang lain. Terlebih lagi jika mereka menjawab dengan “ emang kamu bukan prioritas aku mau gimana” dan dapat dipastikan jika saat itu juga perempuan pasti akan merasakan sakit hati, dan sedih yang mendalam.
Dalam Menjalin Hubungan Itu Bukan Hanya Masalah Prioritas Saja, Tapi Menghargai Pasangan Jauh Lebih Baik.
Menurut KBBI, prioritas adalah yang didahulukan dan diutamakan daripada yang lain. Mengacu pada definisi tersebut itu berarti bahwa mayoritas perempuan menginginkan untuk selalu didahulukan dan diutamakan oleh para pria, dibandingkan dengan hal-hal yang seharusnya dapat pria lakukan.
Apalagi, pria terlahir sebagai makhluk yang tidak dapat melakukan hal-hal secara multitasking tak seperti para perempuan. Pria lebih sering membutuhkan fokus yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaannya sebelum mengerjakan hal yang lain.
Jadi, apakah parameter perasaan sayang itu hanya diukur dari seberapa besar prioritas seorang perempuan untuk prianya? Apalagi terkadang pertanyaan semacam itu muncul ketika sebuah hubungan masih seumur jagung. Jadi, apa menurutmu kau sudah mengenali dengan baik perihal pasanganmu sendiri sebelum kau mempertanyakan pertanyaan perihal tersebut?
Bisa jadi, pria mu adalah seorang yang sangat sibuk. Pekerjaannya membutuhkan tingkat kefokusannya yang tinggi, sehingga ia terkadang lupa untuk mengirimkan pesannya kepadamu.
Pun bisa jadi, ia juga merupakan seorang pria dengan lingkar pertemanannya yang luas, dengan kegiatan yang begitu banyak, sehingga terkadang ia harus tenggelam dalam kesibukannya sendiri.
Dan mungkin masih banyak alasan lain yang sebenarnya kau masih belum mengenali pasanganmu dengan begitu baik, sehingga kau hanya mempertanyakan perihal seberapa prioritaskah dirimu untuknya.
Bukankah lebih menyenangkan dan lebih jelas jika dirimu dan pasanganmu membicarakan perihal ini seterbuka mungkin daripada harus mempertanyakan pertanyaan perihal prioritas.
Karena sejatinya, sebuah hubungan tak hanya dibangun atas dasar satu prioritas teradap orang lain. Perlu hal-hal yang lebih besar yang lebih diutamakan dibandingkan dengan hal tersebut.
Semacam, berusaha mengenalinya sebaik mungkin. Secara perlahan tapi pasti, pun dengan komunikasi yang tidak putus membuatmu mampu mengenali pasanganmu dengan baik.
Mengenali bagaimana dan apa saja kegiatannya selain bekerja atau sekolah, seberapa besar lingkaran pertemannya, apa saja yang ia lakukan ketika ia sedang ingin sendiri, dan banyak hal lain yang perlu kau selami dari sisi pasanganmu sendiri.
Dengan begitu, ketika kita tahu bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-harinya, kita menjadi lebih memaklumi dan tak lagi mempertanyakan perihal seberapa besar prioritas kita dalam hidupnya.
Kadang Menyenangkan Pasangan Itu Salah Satu Cara Ampuh Untuk Menjadikan Kamu Kelak Sebagai Prioritas.
Apalagi cara seseorang memperlakukan pasangannya tak dapat disamaratakan dengan pasangan yang lainnya. Bisa jadi, pasangan yang lain memiliki waktu yang lebih banyak untuk perempuannya sehingga ia dapat menemaninya kapan pun.
Pun dengan pasangan yang lainnya, bisa saja salah satu atau keduanya memiliki kesibukan tersendiri sehingga terkadang merasa diacuhkan, dan mempertahankan perihal prioritas tersebut.
Bukankah lebih menyenangkan jika suatu hubungan mampu membuat masing-masing dari yang menjalankan semakin tumbuh berkembang, dewasa, serta semakin mumpuni dalam bidang yang sedang di geluti. Support yang baik terhadap pasangan dapat menjadikan suatu hubungan menjadi lebih menyenangkan dari pada hanya mempertanyakan seberapa prioritas kita dalam kehidupannya.
Berusaha memahami dan memaklumi pasangan menjadikan hubungan terasa lebih menyenangkan daripada terus berdebat hanya karena perihal prioritas. Mengapa kita tak membiarkan pasangan kita untuk melakukan kehidupannya seperti biasa, yang bahkan sudah sering ia lakukan sebelum kita hadir dalam kehidupannya.
Membiarkannya tetap berteman dan berkegiatan dengan bebas seperti biasanya, sesekali memperhatian kecil entah itu dari seorang perempuan terlebih dahulu atau bahkan dari prianya. Karena perhatian kita sekecil apapun terhadap apa yang sedang ia kerjakan tentulah sangat berarti untuk hari-harinya.
Tak perlu melulu mempertanyakan prioritas. Jika kita percaya terhadap pasangan kita, seberapa sibuknya ia, ia akan tetap kembali kepadamu, bahkan walaupun itu hanya di penghujung hari sebelum kau menutup mata untuk tidur.
Karena hubungan yang baik dan menyenangkan, bukan seberapa besar kita sebagai prioritasnya. Tetapi, seberapa berartinya kita, seberapa mampu berkembangnya kita menjadi arah yang lebih baik berkat hubungan tersebut.