Mengenal Rengkuh Banyu Mahandaru, Kenalkan Produk Kemasan dari Pelepah Pinang

Rengkuh Banyu Mahandaru
Sumber :
  • instagram

Olret VIVA – Di waktu senggang, saya menghabiskan hari saya dengan mencoret-coret untuk menyalurkan sisi seni dalam diri saya atau menelusuri media sosial untuk melihat tren terkini, pada dasarnya apa saja, tulis Rengkuh Banyu Mahandaru di linkedin.

Daya Pikat Desa Wisata Sei Sekonyer di Pedalaman Hutan Tropis Kalimantan

Sama dengan anak muda lainnya, cowok yang sudah berusia 33 tahun ini juga menghabiskan waktunya sesekali untuk berselancar di media sosial. Namun tidak seperti anak muda umumnya, dia sangat menginspirasi banyak orang sehingga mendapatkan apresiasi dari Astra dalam program SATU INDONESIA AWARDS pada tahun 2023.

Mengenal Rengkuh Banyu Mahandaru

Rengkuh Banyu Mahandaru

Photo :
  • instagram
Eksotisnya Panorama Alam dan Budaya Lokal Desa Wisata Budo

Menjadi pemenang SATU Indonesia Awards 2023, Rengkuh Banyu Mahandaru lahir di Garut pada 26 Juli 1991. Dia adalah pendiri dan inisiator Plepah yang berfokus pada inisiatif pemberdayaan masyarakat di area konservasi melalui pengolahan produk hasil hutan non-kayu berupa limbah pertanian, yakni wadah makanan pelepah Pinang.

Sebelum memulainya, dia sebenarnya terinspirasi dari sebuah riset yang dilakukan di Inida yang masyarakatnya menggunakan peralatan makan yang ramah terhadap lingkungan setiap hari.

Agus Panca Saputra Bangkit Membangun Eduwisata KBA Layana Indah Pasca Tsunami Palu

“India negaranya mirip dengan Indonesia. Yang menarik perhatian saya adalah mereka (warga India) itu sudah menggunakan daun-daunan dalam peralatan makanan, mau itu dimakan langsung ataupun makanan yang take away. Kita juga dulu kan membungkus makanan dengan daun-daunan,” ujar Rengkuh kepada SWA Online yang dikutip olret 20/10.

Setelah itu, pada tahun 2018 silam, dia pun akhirnya mendirikan Pelepah, sebuah perusahaan yang memproduksi kontainer makanan dari bahan baku pelepah daun pinang.

Plépah dimulai dengan konsep berbasis komunitas yang memberdayakan desa dan masyarakat di Sumatera Selatan dan Jambi. Masyarakat diajak mengolah limbah agrikultur komoditas pohon pinang sebagai pendapatan ekonomi alternatif dengan produk akhir eco friendly food packaging dan foodware.

Apa Itu Proyek Plepah yang Dikembangkan Oleh Rengkuh Banyu Mahandaru?

Plepah adalah proyek yang diprakarsai sendiri sebagai respons terhadap permasalahan sampah global.

Masyarakat di Indonesia mempunyai kecenderungan untuk sering membeli makanan yang dibawa pulang, terutama di kota-kota besar. Perilaku ini menjadi salah satu penyumbang terbesar sampah kemasan sekali pakai ke laut.

Setiap hari, masyarakat menyumbangkan hingga 20 juta kemasan makanan sekali pakai yang biasanya membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Sehubungan dengan permasalahan sampah ini, kami juga terdorong untuk meningkatkan nilai ekonomi di wilayah tertentu di Indonesia sebagai bagian dari program pengembangan masyarakat kami.

Proyek percontohan berlangsung di sebuah desa di Jambi dimana Plepah bekerja sama dengan masyarakat untuk memanfaatkan pinang. bahan limbah pelepah sawit sebagai salah satu solusi permasalahan sampah di Indonesia.

Pada awal proyek, Bayu telah memfasilitasi para petani di kawasan konservasi untuk melakukan inovasi dan menghasilkan unit usaha pada lembaga koperasi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar kawasan tersebut.

Awalnya Kecil-Kecilan, Namun Kini Sudah 100 ribu kontainer per bulan

Setelah mendirikan Plepah, dia pun mulai memproduksi dengan omset yang kecil. Namun usahanya pun semakin meningkat dan bahkan bisa memproduksi lebih dari 100 ribu kontainer makanan per bulan.

Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap penghasilan petani dan pengepul pelapah pinang di tempat bekerja.

Puncaknya pada tahun 2022, Plepah pun mendapatkan pendanaan awal dari BRI Venture dan resmi memiliki pabrik di Cibinong. Dari sinilah awal jumlah peningkatan produksinya, yang biasanya hanya 1.000 kemasan per bulan menjadi 120.000 per bulan.

Selain itu lingkup bisnis Plepah juga diperluas, tidak hanya kemasan, namun saat ini tengah mengeksplorasi lebih jauh potensi limbah agrikultur seperti pinang, sawit, tandan pisang, dan sebagainya baik menjadi produk keseharian atau produk yang dapat membantu sektor lain.

Terbaru, dia juga mendirikan Suar Energi yang bermula dari ide untuk menggali potensi lokal dalam menyediakan solusi sumber energi ramah lingkungan dengan memanfaatkan biomassa dari limbah pertanian.

Dengan latar belakang multi-disiplin yang melibatkan desainer, ilmuwan, dan peneliti, kami menerapkan prinsip pemikiran kami untuk mengatasi tantangan dan permasalahan energi di masa depan, didorong oleh semangat kami untuk memprioritaskan Penelitian dan Pengembangan