5 Alasan Orang Yang Playing Victim Sering Tidak Merasa Bersalah
- freepik.com
Olret – Playing victim adalah tindakan berpura-pura sebagai korban padahal dia sendiri yang melalukan kesalahan. Dalam hubungan, memiliki pasangan yang suka playing victim tidak hanya menyebalkan tapi juga bisa membuat hubungan jadi toksik.
Playing victim juga bisa dikatakan sebagai tindakan manipulatif. Sebab orang yang playing victim mampu memainkan ekspresi dan emosinya dengan baik lalu mengelabui orang lain.
Dan inilah beberapa alasan orang yang playing victim tidak merasa bersalah atas tindakannya yang merugikan orang lain.
1. Terbiasa Berbohong dan Lari Dari Tanggung Jawab
Rasa bersalah bukan menjadi hambatan seseorang melakukan playing victim, sebab dia sudah biasa melakukannya.
Dimulai dari kebohongan yang terus dilakukan. Lalu lari dari tanggung jawab atas masalah yang dia timbulkan. Terbiasa melakukan hal itu, otomatis melunturkan hati nurani dan rasa bersalah.
2. Didikan Yang Salah Dari Orang Tua
Sifat dan karakter seseorang juga bisa berasal dari cara dia dididik dan dibesarkan. Bukan hanya oleh orang tua tapi juga lingkungannya.
Saat anak dididik untuk tidak pernah mengakui kesalahan, selalu dibela baik salah atau benar. Hal itu juga bisa membuat dia kehilangan rasa bersalah saat playing victim juga menyakiti orang lain.
3. Ego Yang Tinggi Untuk Mengakui Kesalahan
Seseorang yang suka playing victim tanpa merasa bersalah juga bisa dikarenakan dirinya yang mempunyai ego teramat tinggi. Menyalahkan orang lain dan bertindak sebagai korban terlihat menjadi solusi lebih baik daripada mengakui kesalahan.
Dia tidak ingin memperlihatkan kesalahan atau kekurangannya. Karena ego yang merasa dirinya lebih baik mendominasi.
4. Selalu Ingin Dicap Baik
Melakukan kesalahan dan mengakuinya, bukanlah hal yang mudah. Apalagi, jika dia sudah terbiasa dibela dan dibenarkan segala tindakannya. Selain itu, bisa juga karena ingin dicap baik oleh orang lain.
Jadi dia terbiasa menjadi playing victim dan mengkambing hitamkan orang lainnya, supaya selalu terlihat baik. Dan karena sudah jadi kebiasaan, serta tujuannya bisa terwujud. Hal itu tidak menimbulkan rasa bersalah.
5. Minim Empati Pada Orang Lain
Rasa empati yang kurang pada orang lain, juga membuat dia lebih semena-mena dalam menyalahkan dan berlagak sebagai korban.
Gak peduli seberapa tidak bersalahnya orang tersebut, mereka akan punya seribu cara untuk menyalahkan orang itu. Meskipun mereka harus mengorbankan banyak hal untuk melakukan hal tersebut.
Apalagi jika yang menjadi jadi korban adalah orang yang dibencinya. Tentu, minim rasa bersalah yang dirasakan, sebab dia merasa menang dan berhasil menyakiti orang yang tidak disukai.