7 Alasan Jangan Jadi Mak Comblang Buat Teman Jomblo Jika Tidak Diminta

Jenis Teman yang Toxic
Sumber :
  • freepik.com

OlretKetika melihat teman dekat kamu masih betah di status jomblo di usia yang sudah matang. Terkadang kamu merasa ikut sedih dan khawatir, sampai ingin ikut mencarikan jodoh yang tepat alias jadi mak comblang buat dirinya.

Jomblo Backpacker, Teman Paling Ideal Saat Traveling

Namun tindakan itu, bisa saja justru membuat temanmu tersinggung dan tidak senang. Apalagi, jika inisiatif kamu menjadi mak comblang, tanpa ada permintaan atau ijin dari dirinya. Jadi lebih baik jangan terlalu ikut campur soal urusan hubungan asmaranya, apalagi dengan 7 alasan ini.

1. Beda Selera Dan Kriteria

Temanmu masih menjomblo mungkin karena masih belum menemukan pasangan sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Sebab, pernikahan memang tidak boleh sembarangan. Setiap pilihan harus dipilih dengan pemikiran yang matang supaya tidak menyesal di kemudian hari.

4 Zodiak yang Fokus pada Aktivitas Menyenangkan untuk Meningkatkan Ikatan dalam Hubungan

Nah, jika kamu ingin jadi mak comblang, kamu harus tahu selera atau kriteria temanmu. Bukannya malah mencarikan dia sesuai dengan kriteriamu sendiri. Hal ini akan membuat temanmu terus menolak pilihanmu dan membuatmu kesal sendiri.

2. Membuat Teman Terjebak Karena Bingung Menolak Pilihanmu

Teman jomblomu mengerti jika kamu pasti berusaha mencarikan yang terbaik. Tapi, terbaik versi dia dan dirimu bisa menjadi dua hal yang berbeda.

4 Zodiak yang Auranya yang Sulit Dipahami dan Memicu Intrik dalam Hubungan

Jika kamu menjadi mak comblang, lalu memperkenalkan seseorang yang masih 'kurang sreg' di hati temanmu. Hal itu dapat membuat dia bingung dan terjebak. Sebab dia ingin menolak tapi merasa sungkan atau tak enak dengan kamu.

3. Kamu Bisa Tersinggung Jika Dia Menolak Pilihan Darimu

Jujur saja, saat kamu bersusah payah mencari jodoh untuk temanmu. Namun, dia menolak dengan berbagai alasan. Kamu pasti sedikit merasa tersinggung dan jengkel.

Padahal itu hak dia mau menolak atau tidak pada orang yang kamu pilih dengan alasan tertentu. Nah, untuk menghindari perasaan jengkel dan kesal yang bisa merenggangkan hubungan itu. Lebih baik, hindari jadi mak comblang.

4. Tidak Enak Pada Calon Yang Dijodohkan Jika Ditolak

Selain tersinggung dengan teman jomblo saat pilihanmu ditolak. Kamu pun merasa tidak enak dengan calon yang dijodohkan. Apalagi jika calon itu terlanjur suka atau masih terhitung saudaramu. Tentu kamu semakin merasa tidak nyaman.

Karena itu, tidak perlu jadi mak comblang jika temanmu tidak meminta diperkenalkan terlebih dahulu. Supaya kamu tidak malu, saat pilihanmu ternyata masih belum "sreg" di hati teman jomblomu.

5. Kamu Tidak Tahu Alasan Sebenarnya Temanmu Menjomblo

Ada banyak alasan kenapa seseorang menjadi jomblo. Bisa karena memang belum menemukan orang yang tepat sesuai kriterianya, bisa juga karena dia sendiri yang belum siap menjalin komitmen dalam hubungan.

Nah, jika kamu tak tahu alasan sebenarnya temanmu menjomblo. Lebih baik jangan bernafsu untuk membantu mencarikan jodoh. Takutnya dia memang belum ingin berkomitmen. Tentu kamu akan berakhir lelah dan capek sendiri.

6. Kamu Terus Mengungkit Soal Usahamu Menjodohkan

Baik dia menolak maupun menerima calon yang kamu ajukan, bisakah dirimu menjamin tak akan mengungkitnya? Penolakannya atas calon pasangan pilihanmu boleh jadi akan membuatmu sering bicara menyakitkan hati.

Misalnya, ketika sampai bertahun-tahun kemudian ia masih sendiri. Kamu berkata pada semua orang bahwa dulu dirimu telah berbaik hati mencarikannya jodoh, tetapi ditolak.

Sebaliknya, jika dia menikah dengan calon yang diperkenalkan olehmu pun sama saja. Kamu terus mengungkit jasa besarmu di balik rumah tangga mereka. Meski mereka juga berterima kasih atas bantuanmu, lama-lama bikin tidak nyaman juga.

7. Tekanan Psikis Buat Temanmu

Ketika kamu jadi mak comblang dengan terus mencarikan jodoh sama saja kamu sedang menekan psikis temanmu. Dia ingin menolak tapi takut membuatmu tersinggung, dia berusaha menerima tapi tak suka.

Apalagi kamu seolah terus mendorongnya menikah. Padahal sebenarnya dia baik-baik saja dan bahagia dengan kejombloannya. Kamu justru yang menekannya, sehingga membuat dia stress dan depresi.