Kini Kamu Menetap Sementara, Namun Esok Kamu Pun Akan Pergi Meninggalkanku
Jakarta, Olret – Belahan hati dengan sendirinya akan di pertemukan bila Allah telah mengizinkan, walau ia hadir hanya sekadar tamu sedetik. Kau tak akan menyangka bahwa dialah yang akan menetap abadi dalam sejarah panjang.
Menetap untuk pergi, memang sulit di cerna. Bagaimana mungkin? Apalagi ia telah menetap lama dalam sanubari.
Kau hanyalah manusia lemah, di mana logika tingkat tinggimu tak akan pernah sanggup menelusuri bahkan meneliti rencana terbaik-Nya. Pada akhirnya, kau akan percaya memang benar ia menetap untuk pergi bukan kini namun esok. Kau pun akan sadar bahwa pertemuan akan berakhir perpisahan.
Berat dan Sulit, Namun Harapan Kepada Allah Tidak Pernah Sulit Untuk Ditujukan.
Terkadang kita putus asa untuk melanjutkan cerita hidup. Sebab rintangan dunia terlalu berat dan sulit tuk dijalani. Harapan yang selalu terbayang-bayang di depan mata, pupus begitu saja.
Kadang kita tak kuat melangkah, sebab harapan telah mati seperti raga. Tapi, kita tak pernah sadar bahwa Allah adalah tempat pengharapan terbaik. Sebab kita tengah di posisi terendah di antara miliyaran manusia.
Jikalau kita yakin bahwa Allah itu dekat, maka keyakinan itu pula lah yang akan membangkitkan kita untuk terus maju.
Harapan kita begitu banyak. Namun, di kala posisi terhina kita hanya ingin secercah harapan saja. Sebab secercah harapan itu adalah nyawa kehidupan yang Allah berikan kepada jiwa-jiwa yang tengah tersungkur dan tak berdaya.
Allah Mahabaik. Tak ada sesuatu pun yang mengalahkan kebaikan-Nya. Allah Maha Pengasih. Tak ada sesuatu pun yang mengalahkan kasih-Nya. Allah adalah tempat terbaik untuk kembali.
Lelah Menanti Kehadirannya, Menanti Hal yang Belum Pasti Memang Lelah. Belum Lagi Kalau Sekadar Janji.
Sudah tak perlu menyibukkan hati dengan hal yang tidak pasti, kasihan hati menerima semua lukanya kelak. Bukankah di sekitarmu telah hadir orang-orang pasti? Maka seharusnya hati menjadi damai dan tentram. Mengapa harus menanti orang yang belum pasti hadirnya?
Belum tentu juga, ia membawa kabar baik sesuai dengan janji manisnya dahulu. Jangan terlalu berharap. Waktu menanti terlalu lama, malah yang dinanti tidak kunjung datang. Betapa malang dirimu, telah membuang-buang waktu hanya tuk dirinya. Padahal sudah seharusnya kau berbahagia, bukan menderita seperti ini.