Sudah Berapa Kali Doa Itu Melangit? Sedang Temu Tak Pernah Mengunjungi
- google image
Olret – Kadang, untuk sebuah temu yang mendebarkan itu. Ada yang harus kita tuntaskan. Bukan hanya tentang sebuah rindu yang semakin menggebu, atau tentang sebuah semoga yang segera tersemogakan.
Termasuk membicarakan nama-nama yang masih disimpan. Apakah itu namamu? Kurasa kita tidak pernah tahu tentang sebuah nama yang seru itu. Karena, hanya pada-Mu dan denganmulah aku akan akan tetap merindu.
Apakah rindu itu mengesankan? Tentu! Rindu kali ini akan sangat mengesankan. Apalagi membenamkan kepala pada sebuah takdir--bahwa dirimu benar-benar hadir di depanku. Tersenyum bahagia, bahkan yang selalu membuatku berdebar yang begitu aneh -dari hari pertemuan pertama kita.
Lalu, akank ah hal itu menenangkan? Kurasa, akan sangat menenangkan. Membicarakan apa saja. Melumat roti. Meneguk teh atau bahkan tetap meriuhkan rindu agar semakin melangit.
Sebab rindu bukan tentang sebuah temu yang lebur. Namun, tentang sebuah semoga yang telah hadir di depan mata. Apalagi, yang akan segera mengisi sebuah lubang terdalam yang membuatmu semakin jatuh cinta pada-Nya dan dengannya. Karena, kamu diciptakan istimewa, dan temu akan selalu menyatu, walau doa-doa tetap melangit untuk sebuah nama yang segera mengisi, tentang sebuah rindu.
Aku membiarkan kamu sendiri lagi. Aku salah! Memang, bahwa membiarkan kamu sendiri menunggu, memang tidak mengenakkan.
Ada debar jantung yang tak karuan. Ada harap yang begitu membingungkan. Ada cerita seru yang akan kamu bicarakan, bukan? . Dan, aku masih tetap membiarkanmu menunggu. Sendiri pada kata hati yang basah. Maaf, aku telah membuatmu sebegitu rusuhnya. Termasuk tentang hari-hari yang redup, dan kata hati yang semakin mengebu.
Maafkanku yang tak hadir waktu itu. Aku menyalahkan rindu, namun temu tak pernah mengabari. Aku membicarakan tawa, namun mendung selalu ada menghinggapi. Sekarang, bagaimana kabar hatimu? Apa ranggas--seperti daun jati kering lalu jatuh menyapa tanah. Apa hatimu layu? Seperti bunga kembang sepatu-yang layu sehabis dipetik.
Dan kutahu, kamu sedang tengah menunggu. Dan tentu sangat mendebarkan bagimu. Tenang! Aku akan bertemu-ketika rindumu semakin membuncah. Aku akan datang ketika nama-namamu semakin kuat melangit. Aku juga akan hadir ketika doa-doaku semakin seru di sujud salat. Dan aku akan datang ketika temu semakin mendebarkan.
Seperti dua pasang mata yang ingin saling bertatap. Seperti angin yang menyapa hari. Dan aku sungguh ingin bertemu. Aku akan datang-bukan untuk merindu lagi. Karena bertemu denganmu saja--adalah langkah paling mendebar bagiku. Dan aku menyukainya itu.
Artikel ini menggunakan foto dari instagram.com @putrimoto.