Yakinlah, Pasanganmu Ialah Bentuk Dari Doa-Doa yang Kamu Panjatkan
Olret – Kelak setelah menikah kekurangan-kekurangan pasangan mulai terlihat. Hal-hal yang paling kecil akan terlihat jelas, satu per satu, dari yang terkecil sampai yang terbesar. Pun juga kamu punya kekurangan akan terbuka perlahan di mata dia.
Mungkin sebelum nikah kamu merasa sudah mengenal dia dalam-dalam, sudah tahu baik-buruknya, sudah hafal betul gimana kebiasaannya.
Tapi setelah menikah, kamu akan terkejut dengan kepribadiannya yang baru kamu tau, yang belum kamu kenal sebelumnya. Kenapa ? karena hal-hal yang ditutupi saat masih calon dulu sudah nggak canggung lagi dilakukan. Banyak terhenyak “Ooh... ternyata dia kayak gini” “Ooh... koyo ngono to...” “sihoreng teh jiga kitu geuning...”
Terima Dia! Syukuri keberadaannya. Yakini bahwa pasangan kamu yang sekarang adalah bentuk dari doa-doa yang kamu panjatkan terlebih dahulu.
Misal nih ternyata kalo tidur dia suka dengkur, kadang susah banget bangun tidurnya udah kayak meninggal, cerewet, dan banyak hal lagi... (Gampang banget ya kalo bikin daftar kesalahan orang . Jangan kaget ya, dan jangan bilang: dia yang sekarang aku nikahi berbeda dengan yang dulu aku kenal, dia berubah.
Sejatinya bukan dia yang berubah, hanya saja kita yang belum mengenal dia dalam-dalam, belum mengerti sikapnya dan belum paham betul wataknya. Ingat yang kita nikahi bukan makhluk sempurna.
Tak perlu kecewa juga, karena siapapun yang kamu pilih sebagai pendamping hidup akan mengalami fase ini. Terima dia, yakini bahwa pasangan kita adalah bentuk doa-doa yang kita panjatkan dulu.
Kenapa Kamu Mencintai Dia? Karena Sampai Detik Ini, Saya Belum Bisa Mencintai yang Lain Seperti Mencintai Dia. Tapi Sekarang Dia Sudah Tiada.
Dari seorang yang meski sudah lama di tinggal "pulang" pasangannya, tapi cintanya masih tetap hidup sampai saat sekarang. Tidak mudah untuk membunuh perasaan yang sudah dibina dan dibangun bertahun-tahun.
Lebih-lebih harus menerima kenyataan bahwa usia orang yang kita cintai tak lebih panjang dari harap yang ingin tetap menemani sampai usia renta dan tak muda lagi. Aku turut berduka cita tentang perasaan yang harus mati sebelum ajalnya. Allah mungkin lebih menyayanginya.
Tugas Laki-Laki Ketika Sudah Menjadi Suami Adalah Mendidik Wanita Dengan Cinta. Bukan Dengan Meninggikan Suara Dan Kata-Kata Kasar Apalagi Mengayunkan Tangan.
Tugas laki-laki ketika sudah menjadi suami adalah mendidik wanitanya dengan cinta. Bukan dengan meninggikan suara atau kata-kata kasar apalagi mengayunkan tangan. Boleh jadi saat dia sering marah-marah, hari-harinya penuh dengan lelah karena tak kunjung usai pekerjaan rumah.
Boleh jadi saat jenuhnya melanda, dia lupa kapan terakhir kali keluar rumah untuk sekedar melepas penat dan menghirup segar udara. Jika dia terlihat depresi, sebenarnya yang dia butuhkan adalah perhatian dan pelukan dari suami.
Bukankah laki-laki terbaik dia yang tetap memeluk pasangan meski sedang marah dan kecewa. Jadi Saat ikhlasnya goyah, boleh jadi hatinya gundah banyak hal yang dikhawatirkan hingga yang dia butuh hanya dikuatkan. Tugas laki-laki adalah mendidiknya dengan cinta.
Ada yang Butuh Pelukan Tanpa Perlu Ditanya Kenapa?
Aku tahu, akhir-akhir ini harimu terasa lebih berat, tak lagi ada semangat dan kepala dipenuhi dengan penat. Sudah cukup pura-pura kuatnya. Kemarilah, dan bersandar di pelukku. Tempat paling nyaman yang aku siapkan untukmu.
Artikel ini merupakan status dari instagram nurpalahdee dan sudah di edit oleh admin sebagian kecil. Jangan lupa share dan follow ya.