Akhirnya Kamu Duduk di Singgasana Bersamanya, Tempat yang Kita Impikan
Olret – Remuk, melihatmu yang pernah duduk di sampingku, menggenggam erat tanganku, dan bercanda begitu bahagianya, akhirnya harus berakhir di pelukan orang lain. Kau pernah memberi arti untuk hidupku yang malang.
Menemaniku sampai senja, dengan bisikan cinta yang terus terkenang. Sekarang kau telah jauh dari pandang. Pergi dan membiarkanku tenggelam dalam rindu yang terus menggenang.
Akhirnya kau duduk di sana, di tempat yang pernah kita mimpikan berdua. Singgasana kerajaanmu bersamanya, yang kan menemanimu sampai tua. Aku di sini, menepis lamunan dan perih berulang kali. Remuk redam, hangus, dan hancur berkeping. Tinggal sisa-sisa kenangan, memenuhi kepala dan menusukkan tombak ke dalam dada.
Perih dan begitu tajam. Engkau berpelukan, menemaninya dengan senyum kau berikan segalanya. Manis dan begitu dalam.
Semalam nanti, dan selamanya kau akan lupa. Bahwa denganku, kau pernah bercita-cita. Bahwa denganku, kau pernah berbincang tentang kita yang akan hidup dalam atap yang sama. Bahwa denganku, kau pernah berjanji menerimaku apa adanya.
Duduklah, berbahagialah, tersenyum lah. Seperti dahulu ketika aku terlelap di pangkuanmu, ketika kau usap rambutku. Biar aku menahan deritaku sendiri, mengaku kalah Saat kau menikah.