Aku Terpesona Dirimu, Memendam Perasaan Ini Sungguh Menyesakkan
- tvN
Olret – Kita saling mengenal, aku sungguh mengenalmu sangat dalam. Kita saling bercerita, bahkan aku pun tahu semua tentang hidupmu. Kita dekat, yah tak ada sedikit pun yang kita tutup-tutupi. Kita kompak, kita terikat dalam persahabatan.
Seiring berjalannya waktu, ada hal tak biasa yang aku rasakan. Awalnya aku menyangkal, bagaimana mungkin perasaan ini sangat menggebu -gebu. Semakin lama semakin tak terkendali, apakah aku terpesona dirimu wahai sahabatku? Atau ini hanya rasa nyaman yang sedikit dicampuri oleh perasaan.
Sebenarnya Aku Ingin Mengungkapkan Perasaan Cinta dan Sayang Ini, Hanya Saja Bibir Ini Keluh Untuk Memulainya.
Aku mulai menyadari dan semakin yakin, bahwa persahabatan ini sudah tak murni lagi. Saling memberikan perhatian sudah menjadi hal yang lumrah bagi kita dan bahkan sesekali gombalan manis juga terucap dengan tulus dari bibir masing-masing.
Sampai sekarang, anehnya tak ada yang memulai dan berani mengungkapkan. Atau hanya aku saja yang mencintaimu sedangkan kamu masih mengganggapku hanya sebatas sahabat. Ingin kuungkapkan perasaan ini, tapi aku takut bila kecewa yang kudapatkan. Atau kamu menganggapnya hanya sebagai lelucon semata.
Kukumpulkan Keberanian Ini, Membuat Janji Denganmu di Senja Hari. Tapi sayangnya Undangan Pernikahan yang Kudapatkan Darimu.
Setelah pergulatan batin yang cukup mendalam. Akhirnya kukumpulkan tekad dengan penuh keberanian. Kuajak kamu menikmati senja yang syahdu di hari itu. Aku sudah menyusun kata-kata yang ingin kuungkapkan kepadamu dengan rapi dan menghapalnya bermalam-malam suntuk.
Tapi sayangnya, sebelum semua kuucakpan dengan tuntas tepat di hadapanmu. Kamu memberikan surprise yang luar biasa, dunia ku hancur seketika. Sebuah undangan dengan warna biru toska dibalut dengan kata-kata pernikahan dan tertulis jelas namamu serta nama gadis yang aku pun tak mengenalnya sama sekali.
Sungguh Aku Terpesona Dirmu, Namun Kuasa Tuhan Memang Tak Bisa Dipungkiri. Mungkin Kita Ditakdirkan Hanya Sepasang Sahabat Bukan Sepasang Kekasih.
Aku terdiam sejenak menerima undanganmu, tak bisa berkata dan tak terasa senja yang jingga pun mulai pergi meninggalkan keinadahan dan kehangatannya. Begitu juga dengan dirimu, kamu akan pergi hidup bahagia dengan gadis yang kamu pilih sebagai pendamping hidupmu.
Aku berpura-pura bahagia atas kebahagianmu dan tak lupa mengucapkan hamdalah serta selamat. Padahal dalam lubuh hatiku, ada luka yang mulai menikam sejenak dan patah hati. Kamu tahu rasanya patah hati bukan?
Katanya Patah Hati Adalah Salah Satu Cara Tuhan Untuk Menguatkan, Nyatanya Sesak Ini Terlalu Kejam Untuk Menikam.
Sebenarnya sah-sah saja sesekali patah hati menghampiri hidupku. Hanya saja rasanya tak bisa menerima kenyataan. Katanya patah hati adalah salah satu cara Tuhan untuk menguatkan, mengajarkan rasa ikhlas atas segala yang tak kita inginkan. Katanya setelah patah hati, Allah akan mempertemukan dengan jodoh yang baik.
Namun pada kenytaannya saat ini aku masih sendiri juga. Berusaha melupakan semuanya dan terus memantaskan diri untuk menjadi lebih baik lagi. Karen aku yakin, setiap kisah pasti ada hikmahnya. Setiap cinta juga akan berlabuh kepada pemiliknya.
Pada Akhirnya Mengikhlaskan Adalah Salah Satu Cara Terbaik Melupakan, Merelakan Adalah Bentuk Cinta yang Tak Sampai Juga.
Daripada memikirkan masa lalu dan hanya membuka luka juga. Pada akhirnya ikhlas adalah satu cara terbaik untuk mengobati luka hati. Menerima semua suratan takdir juga melegakan sesaknya dada. Karena bila akhirnya saling meninggalkan meski hati tak menginginkan itulah takdir Tuhan.