3 Fakta Menyakitkan tentang Pernikahan yang Jarang Dikatakan!
Bayangkan jika sang suami tidak memberikan dukungan baik itu dengan membantu meringankan pekerjaan ibu sekaligus membantu mengasuh bayi. Menyerahkan segalanya pada keluarga padahal peran suami sangat penting dalam mendampingi istri yang baru saja melahirkan.
Pembagian peran, komunikasi, pola asuh, banyak aspek yang kemudian diuji setelah memiliki anak. Jika mampu melaluinya pasangan suami istri akan lebih mengenal dan semakin bahagia.
2. Pernikahan Tidak Menghapus Trauma, Justru Mengaktivasinya
Penulis mempunyai pengalaman pribadi berkaitan dengan trauma tentang pernikahan. Dan poin kedua ini memang sangat benar. Seringnya menyaksikan rumah tangga orang lain hancur karena pihak ketiga, menjadi tempat curhat teman yang gagal menuju pelaminan padahal sudah bertunangan, memicu reaksi berlebihan berupa rasa takut akan pengkhianatan, kekhawatiran membangun biduk rumah tangga.
Alhasil setelah menikah bukannya perasaan tersebut hilang namun justru semakin muncul. Beruntungnya suami bisa mengerti keadaan diri ini jika tidak, penulis yakin rumah tangga yang dijalani terasa seperti neraka.
Orang yang paling dekat dengan kita merupakan trigger paling tepat memicu trauma masa lalu, terutama yang berkaitan erat dengan luka relasi dengan orang tua.
3. Bukan Konflik yang Menghancurkan Hubungan tapi Reaksi Terhadap Konflik Tersebut