4 Jenis Luka Inner Child beserta Ciri-cirinya, Cari Tahu di Sini!
- https://www.pexels.com/@liza-summer
Orlet - Melansir dari siloamhospitals.com inner child dalam bahasa psikologi disebut ACEs (adverse childhood experiences) merupakan pengalaman masa kecil yang membentuk kepribadian seseorang saat ini baik itu positif maupun negatif.
Inner child yang terluka sebab pengalaman buruk atau traumatis di masa lalu menyebabkan rasa sakit yang terpendam hingga mempengaruhi perilaku seseorang ketika dewasa dan berdampak negatif pada pembentukan karakter seseorang.
Dikutip dari laman instagram @riliv terdapat empat jenis luka inner child yang kemungkinan diderita oleh seorang individu. Mari simak penjelasan serta ciri-cirinya berikut ini.
1. Abandonment Wound
Luka yang terjadi karena terlalu sering diabaikan. Orang tua mungkin tanpa sadar atau bahkan sengaja melakukannya terus-menerus karena beberapa sebab. Misalnya kesibukan bekerja, kelelahan atau menyimpan sakit hati terhadap pasangan dan melampiaskannya kepada anak-anak.
Ciri-ciri jenis luka inner child ini adalah perasaan takut kesepian dan kesendirian, menjadi terlalu bergantung kepada orang lain, takut ditinggalkan, tertarik dengan orang yang tidak hadir secara emosional.
2. Trust Wound
Apakah kalian sejak kecil sering dianggap tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar? Kemampuan kalian sering diragukan dan tidak dibiarkan mencoba hal-hal baru karena dinilai tidak akan pernah bisa berhasil?
Trust Wound adalah luka yang didapat seseorang sebagai akibat dari terlalu sering diragukan. Pentingnya memberikan kepercayaan kepada anak-anak untuk melakukan sesuatu yang menarik bagi mereka. Perkara berhasil atau tidak bukanlah yang paling utama melainkan menjadikan anak paham arti sebuah proses akan memberikan mereka pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga.
Ciri-ciri inner child kedua ini antara lain kurangnya rasa percaya diri, sekalipun sudah diyakini berkali-kali masih merasa kurang validasi, mudah curiga dengan orang lain.
3. Guilt Wound
Tiga ciri-ciri kalian merasakan guilt wound atau luka karena sering disalahkan yaitu menjadi seorang people pleaser, selalu merasa bersalah padahal tidak melakukan kesalahan, takut meminta tolong sebab merasa jadi membebani seseorang.
Menjadi orang tua tidak hanya harus bertanggung jawab terhadap kebutuhan lahiriah anak-anak namun juga wajib memberikan buah hati kenyamanan, keamanan, ketentraman, kedamaian agar anak tidak mengalami gangguan perilaku yang jika tidak diatasi dapat berpotensi menjadi gangguan kesehatan mental.
Termasuk perbuatan terlalu sering menyalahkan anak-anak, membentak, memukul karena tindakan yang bahkan mereka sendiri belum paham arti salah dan benar tidak mungkin membuat anak mengerti, akan tetapi justru lebih banyak melukai perasaan mereka.
4. Neglect Wound
Para orang tua seharusnya paham bahwa anak-anak hadir ke dunia ini karena kitalah yang menginginkan mereka. Kita bisa memilih untuk tidak memiliki anak, namun seorang bayi tidak pernah bisa memilih orang tua seperti apa yang akan merawat dan membesarkan mereka. Dan perbuatan menelantarkan anak merupakan tindakan tercela.
Maka dari itu, inner child berupa neglect wound atau luka yang muncul karena sering ditelantarkan bisa menyebabkan buah hati susah melepaskan sesuatu yang tidak baik bagi diri mereka, merasa dirinya tidak pantas, cenderung memendam emosi sehingga dapat berdampak buruk bagi kondisi psikis mereka.
Itulah keempat jenis luka inner child yang mungkin kalian rasakan hingga dewasa. Penting bagi kita untuk mencoba berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan dan berusahalah selalu mengenang masa bahagia kita.