Pahamilah, Janjiku Akan Aku Tepati, Jika Orang Tuamu Merestui

Cewek Itu Tak Butuh Janji Manismu
Sumber :
  • instagram

Olret – Kuakui aku hanyalah seorang pria biasa yang mengharapkan cinta sejati dari seorang wanita. Aku juga hanya seorang yang menginginkan kebahagiaan karena cinta. Dan bila sudah berjanji, tentu saja aku akan menepatinya. Bukankah janji adalah hutang?

Rabbi Mort, Pemuka Agama Yahudi yang Masuk Islam dan Ajak Keluarganya

Ada rasa ingin bertemu dengan dirinya walau tidak hanya sekedar lewat pesan ataupun lewat sosial media. rindu memang menyiksa tapi saat itu pun aku ingin bertemu dengan dia untuk pertama kalinya, memang dia meminta untuk bertemu di rumahnya lalu bertemu dengan orang tuanya dan keluarganya.

Yang aku rasakan saat ini adalah dia tetap berada disini menemaniku tanpa harus lost contact karena kesalahanku kemarin. Kamul ah orang yang aku cari selama ini bukanlah seperti wanita yang pernah singgah sementara lalu pergi karena perbedaan komitmen.

Cukupkan Usaha Dan Doamu, Masalah Hasil Biarkan Allah Yang Menentukan

Mungkin aku termasuk seorang pria yang cuma sekedar berjanji tetapi percayalah aku berjanji jika orang tua kamu mengizinkan kita untuk ke jenjang yang serius. memang perkenalan kita hanya sekedar lewat sosial media, untuk bertemu saja rasanya sangat sulit karena aku yang terpaku oleh kesibukan rutinitas pekerjaan.

Sekarang aku mulai berfikir cara untuk membuktikan semua janji-janji yang aku ucapkan ke kamu. dan semoga tuhan meluluhkan janji serta usaha aku untuk bersama kamu.kita memang dua insan yang berbeda, yang berbeda dari harta, tahta maupun kasta. Walau aku berasal dari keluarga yang ekonominya kurang. jujur saja aku memang ingin rasanya.

Pertemuan Jodoh Adalah Rencana Allah, Jadi Tak Perlu Iri Pada Yang Telah Berdua

Suatu malam yang selalu di hujani oleh air yang selalu jatuh dari awan dan suasana yang tidak mendukung untuk datang menemui dirimu. Berusaha semaksimal mungkin tapi hanyalah sekedar janji-janji yang terucap sedemikian menunggu untuk melunasi semua janji-janji itu.

Perasaan rindu yang tidak ada habisnya menggoda hati yang sedang di banjiri oleh duka, memaksa untuk mendorong diri bertemu dengan dirinya. Mondar mandir kesana kemari mempersiapkan bahan perbincangan dengan orangtuamu, aku putuskan untuk memberanikan diri berkunjung ke rumahmu. Dengan tekad yang sudah matang dan dengan membaca basmallah ku starter motor butut yang kumiliki.

Halaman Selanjutnya
img_title