Benarkah Banyak Teman, Bisa Memudahkan Mendapatkan Jodoh?
- freepik.com
Olret – Menjadi seseorang yang tekun dalam bekerja bukan berarti kita harus menolak ajakan teman-teman untuk main keluar dan aktif bersosialisasi. Apalagi jika kita masih berumuran sangat muda, sangat disarankan sekali kita bergaul dan bergumul kepada orang-orang yang mengajak kita pergi hangout.
Luangkan waktu paling tidak seminggu sekali supaya kita bisa jalan bareng dengan gerombolan teman-teman yang sekiranya akrab. Kenapa kok harus rajin bergaul? Sebab, pada saat perempuan tidak memiliki sarana untuk menilai pasangan secara pribadi, mereka akan menilai sahabat dan lingkaran sosial yang kita punyai.
Para kaum perempuan sangat percaya, mereka bisa mengintip isi kepribadian seseorang lewat jaringan sahabat yang dipunyainya. Namun sejujurnya, penilaian pasangan dengan model ini tidak hanya dilakukan oleh kaum wanita saja, tapi juga dilakukan oleh kaum pria sendiri. Kita melakukan penilaian dengan cara ini berjalan secara otomatis, yaitu sebagai sarana atau insting untuk mendapatkan pasangan terbaik.
Sahabat-sahabat yang kita miliki akan memberi penilaian tentang kita kepada pasangan, sama seperti jenis batu, sepatu,
Sahabat-sahabat yang Anda miliki akan ‘berteriak sesuatu’ tentang Anda, sama seperti jenis baju, sepatu, aksesoris, dan segala sesuatu yang menempel di tubuh Anda akan menampilkan citra atau impresi khusus tentang Anda.
Misalnya, jika kalian memiliki sekumpulan teman yang menyenangkan, pasangan akan menilai diri Anda sebagai orang yang juga sama-sama menyenangkannya dengan orang-orang yang mengelilingi Anda. Namun sebaliknya, jika kalian memiliki teman yang nerd, kaku, dan anti sosial serta glomy, maka pasangan akan menilai diri Anda serupa seperti apa yang dikatakannya.
Sebagai rumus umum, orang yang terlihat menarik tentu saja akan lebih dikelilingi banyak orang yang menarik lainnya. Jadi jika kita tidak terlihat memiliki banyak teman, tidak suka bergaul, dan cenderung suka menyendiri, maka gebetan atau pasangan yang sedang didekati jadi malas meladeni interaksi atau ajakan pasangan.