Menunggu Itu Sangat Mahal, Karena Bayarannya Adalah Waktu!
- Pexels/Quốc Bảo
Terbesit seuntai kata dari mulutmu yang seketika membuat nafasku terhenti. Ditemani oleh derai dedaunan yang jatuh seperti sedang berbisik mengutarakan berbagai macam keluhan dunia. Sembari berjalan menapaki jalanan nan panjang, dengan menggenggam setumpuk memori kelam nan usang.
Langkahku terhenti kala mendengar suaramu memanggilku. Dengan mengajakku berdiskusi tentang cerita hatimu. Tentang semua hal yang harus kamu lepaskan, tumpukan memori yang niatku ingin mengasingkannya. Kini telah bersemayam lagi ke dalam tubuhku. Apakah semua ini terjadi kembali?
Kamu lihat, kan? Bahkan kamu tahu bahwa aku ingin bersamamu hingga akhir dengab membuang setumpuk memori kelam itu.
Dengan di saksikan sang senja. Biarlah kamu lepaskan aku, pun jangan kamu biarkan lagi aku berada di atas tumpukan memorimu. Dan kini kamu tersimpan paling rapi disana.