Hati-hati! 3 Mindset Jadul Ini Auto Bikin Keuangan Amburadul, kok Bisa?
- https://www.pexels.com/@pavel-danilyuk
Orlet - Zaman berubah dengan cepat tapi tidak sejalan dengan pemikiran yang masih mempertahankan mindset orang-orang terdahulu yang tidak selalu tepat.
Parahnya lagi, merasa paling benar, tidak mau disalahkan walau kenyataannya salah kaprah. Mempertahankan pendapat yang sebenarnya tidak akurat.
Disadur dari laman instagram @mengaturkeuangan inilah tiga mindset jadul yang sangat merugikan apabila tetap dipelihara serta bisa membuat keuangan menjadi amburadul. Yuk cari tahu alasannya.
1. Cewek Jangan Mengejar Karir Nanti Cowok Minder
Dahulu anggapan bahwa anak gadis tak perlu sekolah tinggi-tinggi karena percuma ujung-ujungnya pasti mengurus dapur masih sangat dijunjung tinggi. Sehingga tak jarang perempuan berprestasi harus putus sekolah dan rela menikah demi menuruti ucapan orang tua. Apalagi budaya patriarki kala dulu masih sangat kental serta tidak banyak kesempatan kerja secara profesional bagi para perempuan.
Namun, kini keadaan sudah jauh berbeda, perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi sangat pesat sehingga berpengaruh pula pada kesempatan kerja yang terbuka lebar termasuk untuk para wanita. Saat ini justru menjadi perempuan yang berpenghasilan seakan-akan merupakan sebuah keharusan misalnya guna membantu suami sekaligus untuk berjaga-jaga kalau terjadi hal yang amit-amit kurang menyenangkan seperti diselingkuhi, perceraian, pasangan meninggal.
2. Sekolah yang Pintar Biar Sukses
Nilai masih dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan anak sekolah. Makanya dulu anak-anak berusaha mati-matian mendapatkan nilai bagus, nilai sempurna supaya orang tua tidak kecewa. Bahkan banyak anak-anak yang kemudian dipukul hanya gara-gara rangkingnya turun. Beruntung kalau kalian tidak merasakan memiliki orang tua semacam itu.
Pandangan bahwa pekerjaan sukses adalah menjadi PNS alias pegawai negeri sipil sangat tinggi. Sehingga tuntutan harus sekolah yang pintar dan jadi juara kelas sungguh menjadi harapan para orang tua. Padahal sebenarnya sih anak harus bahagia di sekolah tidak boleh tertekan dengan pemikiran orang tua.
Tapi semua itu terpatahkan. Kenyataannya banyak soft skill yang bisa dipelajari dan dikuasai. Individu dengan pendidikan biasa namun sukses dibidangnya pun menjamur. Karena mereka memiliki tekad dan kemauan kuat untuk sukses terlepas dari apapun latar belakang pendidikan mereka.
3. Banyak Anak Banyak Rezeki
Sebaiknya pikirkan ulang jika mempertahankan mindset ketiga ini. Zaman dulu masih banyak pekerjaan yang memakai tenaga manusia. Sehingga makin banyak orang makin banyak pula yang kerja.
Kalau dilihat kondisi yang sekarang, dimana teknologi mampu menggantikan pekerjaan yang dilakukan manusia dan berpotensi menimbulkan banyak pengangguran, sedangkan biaya hidup semakin naik, maka sebaiknya jika ingin mempunyai banyak keturunan harus siap mental dan finansial supaya tidak mengandalkan anak sebagai dana pensiun.
Bagaimana setujukah kalian bahwa ketiga mindset diatas sudah tidak cocok lagi jika diterapkan di masa kini? Adakah mindset jadul lainnya menurut kalian?