Duka Anak Palestina, Ini Sikap Ikatan Dokter Anak Indonesia Terhadap Tragedi di Palestina

Anak-anak Palestina
Sumber :
  • https:www.pinterest.com

Olret – 

4 Zodiak yang Membesarkan Anaknya dengan Nilai Dasar yang Kuat

Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina yang telah terjadi sejak puluhan tahun semakin memanas, bertahun-tahun rakyat Palestina diisolasi dari kehidupan dunia. Tanpa listrik, air dan sinyal telekomunikasi. Dilansir dalam laman youtube TV ONE News, terbaru telah terjadi serangan yang dilakukan oleh pasukan Israel ke Gaza.

Mirisnya militer Israel dengan sengaja melancarkan serangan udara ke sebuah Rumah Sakit al-Ahli al-Rabi di Gaza pada Selasa malam (17/10/23) dimana kondisi Rumah Sakit sedang penuh sesak oleh penduduk Gaza. Video hantaman Rudal yang menewaskan sebanyak 500 orang meninggal dunia ini pun beredar di sosial media.

Hana Maulida, Bidadari Dari Banten yang Jadi Sahabat Pelindung Anak Dari Kekerasan Seksual

Sebuah aksi yang sangat keji. Dimana mayarotis korban dari serangan ini adalah warga sipil, anak-anak, wanita dan tenaga medis.

Aksi yang dilakukan Israel ini memicu banyak kecaman dari beberapa belahan dunia, seperti Turki, Amman dan termasuk Indonesia.

4 Zodiak yang Merasa Berhutang kepada Babysitter karena Membantu Mereka Mengasuh Anak

Di Indonesia banyak pula selebritis maupun influencer yang menyuarakan kecamannya akan apa yang terjadi pada Palestina, seperti Aulion dan dr Kamila Jaidi pun ikut bersuara.

Sama halnya dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam laman instagramnya, menyampaikan kecaman akan apa yang terjadi Selasa malam di Palestina.

Sikap Ikatan Dokter Anak Indonesia terhadap Tragedi Palestina seperti yang dikutip dalam laman instagramnya, mengucapkan turut berduka cita kepada anak-anak dan keluarga korban perang di Gaza. Inilah pernyataan resmi dari IDAI.

“Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengutuk keras tindakan tragis yang terjadi di Gaza, yaitu pengeboman yang dilakukan oleh Zionis Israel terhadap bangunan-bangunan tempat tinggal, konvoi pengungsi, dan rumah sakit di wilayah tersebut. “

Tragedi kemanusian ini telah menyebabkan banyak kematian dan kerugian yang signifikan pada penduduk sipil, termasuk populasi yang rentan seperti pasien yang sedang dirawat di rumah sakit.

Anak-anak juga banyak yang menjadi korban dalam tragedi kemanusian ini. Tindakan ini melanggar hak asasi manusia, Konvensi Jenewa, dan prinsip-prinsip dasar kemanusian.

Oleh karena itu, sebagai bentuk solidaritas, IDAI menyerukan kepada masyarakat Internasional, termasuk pihak berwenang di seluruh dunia, untuk segera menanggapi situasi ini dan menuntut pertanggungjawaban dari pihak yang terlibat dalam tindakan ini.

Kita perlu melindungi hak-hak anak dan memastikan keselamatan anak-anak

Warga sipil, terutama anak-anak, membutuhkan perlindungan dari kekerasan lebih lanjut. Pasokan kemanusian, termasuk kebutuhan pokok, makanan, obat-obatan dan ketersediaan tempat tinggal, harus dijamin.

Sebagai organisasi seluruh dokter-dokter spesialis anak di Indonesia, IDAI mendukung upaya-upaya untuk melindungi dan mengadvokasi hak asasi manusia serta mendukung upaya-upaya perdamaian yang berkelanjutan” –IDAI 18/10/23

Konflik yang terjadi begitu panjang ini, sangat mengiris hati sebagai seorang ibu, sebuah pelajaran bagi semua ibu di seluruh dunia. Bahwa ada banyak ibu di Palestina yang sedang memandang, memeluk dan menyentuh anak-anak mereka untuk terakhir kalinya.

Ada banyak ibu di Palestina yang setiap hari tidak pernah tahu apakah besok masih dapat memeluk anak-anaknya, begitupun sebaliknya. Banyak anak-anak di Palestina yang hari ini mungkin saja jadi hari terakhir mereka bersama ayah dan ibunya.

Ada banyak anak-anak Palestina yang hari-hari mereka diisi dengan banyak dentuman bom yang terdengar, terpisah dari orangtua dan saudara, namun sering pula kita lihat banyak video yang beredar betapa mental mereka begitu tangguh, iman mereka begitu kuat. Saat mereka kehilangan orangtua, yang diinginkan adalah ikut syahid bersama ayah ibunya.  Sebuah pelajaran luar biasa bagaimana mereka tempah sejak dini jadi mental pejuang.

Iya itulah bedanya kita dengan mereka. Hari-hari anak di Palestina tidak disibukkan dengan gadget , untuk memberi rasa tenang cukup lantunan Al-quran-lah yang selalu menjadi teman mereka. Betapa pondasi tauhid begitu kokoh diajarkan oleh orangtua sejak dini.

Lihatlah para ibu yang tetap bersyukur dan bersabar ketika hanya bisa pasrah melihat anak-anak mereka tidaklah bernafas.

Semoga konflik ini segera berakhir. Agar tidak ada lagi anak-anak yang harus menjadi korban dan kehilangan masa-masa indah bersama keluarga.